R1554 SKH

Kamis, 13 November 2014

KEGIATAN PENDUKUNG DALAM KONSELING: APLIKASI INSTRUMENTASI



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Penulisan
Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri mereka akan bisa bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka ini memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri lengkap dengan segala kemampuanyang dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Dalam bimbingan dan konseling dikenal adanya sembilan jenis layanan dan enam kegiatan pendukung, dan disisi lain adanya berbagai instrument yang dapat digunakan oleh konselor untuk mendukung terselenggaranya pelayanan konseling itu. Diantara kedua sisi itu ada keterkaitan yang amat erat, dalam arti aplikasi instrumentasi mampu mendukung kegiatan layanan, dan juga kegiatan pendukung konseling lainnya.
            Berbicara tentang kegitan pendukung dalam layanan bimbingan konseling, salah satunya ada aplikasi instrumentasi. Pemilihan instruman dan pelaksanan pengukuran yang cermat, penafsiran yang akurat atas hasil-hasilnya, disertai perlakuan yang akurat terhadap klien, akan merupakan sumbangan yang amat berharga bagi pelayanan bantuan terhadap klien.
B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam makalah ini akan membahas tentang bagaimana konsep dasar aplikasi instrumentsi dalam bimbingan dan konseling tersebut.
C.    Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen Dasril, S. Ag, M. Pd. dan adapun secara khusus yaitu :
1.      Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman penulis dan pembaca mengenai konsep dasar aplikasi instrumentasi dalam bimbingan dan konseling.
2.      Untuk memberikan serta menambah informasi dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diarahkan kepada dua, yaitu kegunaan teoritis dan praktis:
1.      Teoritis yaitu untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan aplikasi instrumentasi dalam bimbingan dan konseling.
2.      Praktis yaitu dapat digunakan oleh penulis dan pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengertian dan deskripsi aplikasi instrumentasi, tujuan aplikasi instrumentasi, komponen layanan aplikasi instrumentasi, asas aplikasi instrumentasi, pendekatan dan teknik aplikasi instrumentasi, kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi, serta standar prosedur aplikasi instrumentasi dalam bimbingan dan konseling.
E.     Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah dari pembahasan makalah ini, yaitu:
1.      Apakah pengertian dan deskripsi aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
2.      Apasajakah tujuan dari aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
3.      Seperti apakah komponen layanan aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
4.      Apasajakah asas dari aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
5.      Bagaimana pendekatan dan teknik aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
6.      Apasajakah kegiatan pendukung aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
7.      Bagaimana standar prosedur dari aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?





PEMBAHASAN
KONSEP DASAR APLIKASI INSTRUMENTASI
A.    Pengertian dan Deskripsi Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah  upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam  bentuk layanan konseling.[1]
Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling yaitu kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes. Aplikasi instrumentasi Bimbingn dan Konseling bermaksud mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan “lingkungan yang lebih luas” (termasuk dalamnya informasi pendidikan dan jabatan).[2]
B.     Tujuan Aplikasi Instrumentasi
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum aplikasi instrumentasi adalah diperolehya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien. Sata ini kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan layanan konseling. Dengan menggunakan data tersebut, penyelenggaraan layanan konseling terhadap klien akan lebih efektif dan efisien.
2.      Tujuan Khusus
Kegiatan aplikasi instrumentasi mempunyai fungsi pemahaman. Data hasil aplikasi instrumentasi digunakan untuk memahami kondisis klien seperti potensi dasar, bakat dan minat, kondisis diri dan lingkungan, masalah yang dialami, dan sebagainya. Pemahaman yang diperoleh melalui data yang dimaksudkan itu digunakan oleh konselor sebagai bahan pertimbangan dalam upaya membantu klien sesuai dengan kebutuhan dan kemungkinan masalah-masalah  yang dialaminya. Dalam hal ini fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan jelas terlihat.
Lebih jauh, berdasarkan hasil aplikasi instrumentasi konselor dapat berupaya sehingga potensi individu (klien) dapat dikembangkan dan kondisis-kondisi baik yang ada pada diri klien terpelihara, dari sini fungsi pengembangan dan pemeliharaan terjalankan. Disamping itu, data yang terungkap boleh jadi dapat juga digunakan sebagai bukti dalam rangka membela hak-hak klien.[3]
Jadi, tujuan dari aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling tersebut adalah untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik dan lingkungannya. Untuk pengumpulan data dan keterangan dapat dilakukan dengan cara berbagai instrument baik tes maupun non tes.      
Hasil pengumpulan data tersebut dapat digunakan dalam setiap kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
C.    Komponen Layanan Aplikasi Instrumentasi
Kegiatan aplikasi instrumentasi mensinergikan tiga komponen pokok, yaitu instrumen, responden, dan pengguna.
1.      Instrumen
Berkenaan dengan instrumen  ada dua hal yang prlu diperhatikan, yaitu (a) materi yang hendak diungkapkan oleh instrument, dan (b) bentuk instrument.
a.       Materi yang diungkapkan
Materi yang diungkapkan melalui instrument atau alat ukur tertentu jenisnya bermacam-macam. Ksususnya untuk keperluan konseling, materi tersebut pada umumnya menyangkut diri individu atau konseli, yaitu seperti:
1)      Kondisi fisik individu, meliputi keadaan dan kesehatan jasmanih.
2)      Kondisi dasar psikologis, meliputi potensi dasar, bakat, minat, sikap.
3)      Kondisi dinamik-fungsional psikologis
4)      Kondisi kegiatan dan hasil belajar (khusus untuk pelajar)
5)      Kondisi hubungan social
6)      Kondisi keluarga dan lingkungan
7)      Kondisi arah pengembangan dan kenyataan karir
8)      Permasalahan yang potensial dan atau sedang terjadi
b.      Bentuk instrumen
Bentuk instrument pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu instrument tes dan non-tes. Disebut instrumen tes jika jawaban responden atas soal-soal yang ada diperiksa berdasarkan benar salahnya jawaban tersebut. Jawaban benar bernilai positif, sedangkan jawaban salah bernilai negative. Skor-skor positif dan negative itu digabungkan untuk memperoleh gambaran tentang kualitas jawaban secara keseluruhan. Yang tergolong dalam instrumen tes:
1)      Tes psikologis: tes inteligensi, tes bakat dan minat
2)      Tes hasil belajar: soal ulangan, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester
Berbeda dari jawaban instrument tes, jawaban instrument non-tes diperiksa bukan atas benar salahnya, melainkan untuk melihat gambaran tentang kondisi responden tanpa menekankan apakah kondisi itu mutunya tinggi atau rendah, benar atau salah. Instrumen non-tes digunakan untuk mengetahui kondisi responden apa adanya.Berbagai bentuk alat ukur dapat digolongkan ke dalam instrument non-tes seperti angket, inventori, wawancara, sosiometri, dan sebagainya. Seperti instrument tes, instrument non-tes juga ada yang diselenggarakan melalui tulisan atau lisan, secara individual atau kelompok.
Berkenaan dengan isi dan bentuknya, konselor harus benar-benar cermat memilih instrument mana yang akan dipakai yang sesuai dengan apa yang akan diungkap dari responden dan kondesi pribadi responden atau konseling itu.
2.      Responden
Responden adalah mereka yang mengerjakan instrument, baik tes maupun non-tes. Kondisi responden terbentang dalam rentangan semua karakteristik individu seperti umur,jenis kelamin, kondisis fisik dan psikologis, indivial atau kelompok, yang memungkinkan diselenggarakannya administrasi instrument yang dimaksudkan.
Tentu saja tidak semua instrument cocok dan perlu digunakan untuk semua responden, bahkan sering kali  suatu instrument hanya dapat digunakan untuk kelompok responden dengan kondisi tertentu. Misalnya AUM PTSDL SLTP hanya cocok untuk mengungkapkan masalah anak umur SLTP; tes inteligensi hanya cocok untuk mengukur kecerdasan, tidak unuk mengukur bakat dan minat; inventori tes psikologi yang lebih seeatifitas untuk mengukur kemampuan kreatif, bukan hasil belajar matematik; dan sebagainya.
3.      Pengguna
Konselor sebagai pengguna hasil instrument  digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat  bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional). Dalam hal ini, konselor dapat menyelenggarakan tes psikologis yang lebih sederhana, seperti tes integensi dan tes bakat setelah menjalani pelatihan khusus dan memperoleh sertifikat kewenangan yang di maksud. Kewenangan menyelenggarakan administrasi instrumen non tes pada umumnya lebih terbuka, dengan catatan si (calon) penyelenggar itu harus terlebih dahulu berlatih diri sehingga benar-benar mampu menyelenggarakan sesuai dengan syarat-syarat yang baik.[4]
D.    Asas Aplikasi Instrumentasi
Layanan  ini didominasi oleh asas kerahasiaan, yang sebelumnya diharapkan terlaksananya asas kesukarelaan klien untuk menjalani instrument  yang diikuti juga dengan asas keterbukaan dalam menjawab item-item instrument agar hasilnya benar-benar mencerminkan kondisi responden sebagaimana adanya.
E.     Pendekatan dan Teknik Aplikasi Instrumentasi
1.      Penyiapan instrument dan responden
Konselor hendaknya:
a.       Mempelajari manual instrument
b.      Mengindentifikasi karakteristik instrument
c.       Melihat kesesuaian antara instrument dengan responden.
d.      Menyiapkan diri untuk mengadministrasikan instrument
e.       Menyiapkan aspek teknik dan administratif.
2.      Pengadministrasian instrument
Dilaksanakan sesuai dengan petunjuk manual instrument, berupa:
a.       Pokok, isi, bentuk, tujuan dan kegunaan intrumen  bagi responden
b.      Bagaimana menjawab dan bekerja dengan instrument
c.       Bagaimana jawaban responden diolah
d.      Bagaimana hasil  pengolahan disampaikan  kepada responden
e.       Bagaimana hasil instrumen tersebut dipakai  dan apa yang akan dilakukan responden dengan hasil pengolahan itu
3.      Pegolahan dan pemaknaan jawaban responden
Hasil pengolahan intrumen ditafsirkan dengan menggunakan kriteria  atau norma  yang terdapat dalam manual instrumen.
4.      Penyampaian hasil instrument
Asas kerahasiaan hendaknya diterapkan dan  Konselor dapat memanggil responden untuk menyampaikan hasil pengolahan instrumen.
5.      Penggunaan hasil instrument
a.       Digunakan dalam perencanaan program konseling
b.      Penetapan peserta layanan
c.       Dijadikan sebagai materi layanan
d.      Digunakan sebagai bahan evaluasi
e.       Digunakan demi upaya pengembangan.[5]
F. Kegiatan Pendukung Aplikasi Instrumental
            Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis   pelayanan dan kegiatan pendukung  mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai  bahan evaluasi dan pengembangan program.

G.    Standar Prosedur Aplikasi Instrumental
            Untuk mengungkapkan data yang sangat penting dalam menetukan arah dan isi pelayanan konseling cara-cara yang cukup rumit kadang-kadang perlu ditempuh. Oleh karena itu aplikasi instrumentasi harus direncanakan dan diselenggarakan dengan cermat, penuh perhitungan dan kehati-hatian.
1.      Perencanaan
      Menetapkan objek  yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.


2.      Pengorganisasian Unsur-unsur dan Sarana Kegiatan
      Menetapkan fasilitas dan menyiapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrasi.
3.       Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi dengan diawali dengan LIMADMEN, mengolah jawaban responden, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil instrumen.
4.       Evaluasi/penilaian
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi.
5.      Analisis  hasil evaluasi
Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
6.       Tindak lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan  rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut.
7.       Pelaporan
Menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan. [6]












PENUTUP
A.    Simpulan
Aplikasi instrumen dalam bimbingan dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu instrument tes dan non tes. Berdasarkan hasil aplikasi instrument ini, konselor dapat berupaya sehingga potensi individu atau klien dapat dikembangkan dan kondisi-kondisi baik yang ada pada klien terpelihara.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberi saran kepada pembaca, agar pembaca lebih dapat memahami tentang konsep dasar aplikasi instrumentasi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.























DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling disekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 73-74
Ifdil, 2007, Aplikasi Instrumentasi (P1), (Online). Tersedia: http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent&section=20&cat=88&task=view&id=32&itemid=144
Noffi’s, (2011). Penggunaan Test dalam Bimbingan dan Konseling (Online). Tersedia:http:/noffis.blogspot.com/2011/11/penggunaan-tes-dalam-bimbingan-dan.html?m=1 (5 September 2014).
Prayitno,2012,  Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling ( Padang, FIP-UNP)


[1]Ifdil, 2007, Aplikasi Instrumentasi (P1), (Online). Tersedia: http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent&section=20&cat=88&task=view&id=32&itemid=144
[2] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling disekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 73-74
[3] Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling ( Padang, FIP-UNP, 2012), hal. 292-293
[4] Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling ( Padang, FIP-UNP, 2012), hal. 298
[5] Noffi’s, (2011). Penggunaan Test dalam Bimbingan dan Konseling (Online). Tersedia:http:/noffis.blogspot.com/2011/11/penggunaan-tes-dalam-bimbingan-dan.html?m=1 (5 September 2014).
[6] Ifdil, 2007, Aplikasi Instrumentasi (P1), ,..

1 komentar: