PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penulisan
Manusia perlu
mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri
mereka akan bisa bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada
dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan
dirinya. Mereka ini memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri
sendiri lengkap dengan segala kemampuanyang dimilikinya dan bantuan tersebut
dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Dalam bimbingan
dan konseling dikenal adanya sembilan jenis layanan dan enam kegiatan
pendukung, dan disisi lain adanya berbagai instrument yang dapat digunakan oleh
konselor untuk mendukung terselenggaranya pelayanan konseling itu. Diantara
kedua sisi itu ada keterkaitan yang amat erat, dalam arti aplikasi
instrumentasi mampu mendukung kegiatan layanan, dan juga kegiatan pendukung
konseling lainnya.
Berbicara tentang kegitan pendukung
dalam layanan bimbingan konseling, salah satunya ada aplikasi instrumentasi.
Pemilihan instruman dan pelaksanan pengukuran yang cermat, penafsiran yang
akurat atas hasil-hasilnya, disertai perlakuan yang akurat terhadap klien, akan
merupakan sumbangan yang amat berharga bagi pelayanan bantuan terhadap klien.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa dalam makalah ini akan membahas tentang bagaimana konsep
dasar aplikasi instrumentsi dalam bimbingan dan konseling tersebut.
C.
Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari
dosen Dasril, S. Ag, M. Pd. dan adapun secara khusus yaitu :
1.
Untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman penulis dan pembaca mengenai konsep dasar aplikasi
instrumentasi dalam bimbingan dan konseling.
2.
Untuk
memberikan serta menambah informasi dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diarahkan kepada dua,
yaitu kegunaan teoritis dan praktis:
1.
Teoritis
yaitu untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan aplikasi
instrumentasi dalam bimbingan dan konseling.
2.
Praktis
yaitu dapat digunakan oleh penulis dan pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengertian dan deskripsi aplikasi instrumentasi, tujuan
aplikasi instrumentasi, komponen layanan aplikasi instrumentasi, asas aplikasi
instrumentasi, pendekatan dan teknik aplikasi instrumentasi, kegiatan pendukung
aplikasi instrumentasi, serta standar prosedur aplikasi instrumentasi dalam
bimbingan dan konseling.
E.
Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah dari
pembahasan makalah ini, yaitu:
1.
Apakah
pengertian dan deskripsi aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling
tersebut?
2.
Apasajakah
tujuan dari aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
3.
Seperti
apakah komponen layanan aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
4.
Apasajakah
asas dari aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling tersebut?
5.
Bagaimana
pendekatan dan teknik aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling
tersebut?
6.
Apasajakah
kegiatan pendukung aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling
tersebut?
7.
Bagaimana
standar prosedur dari aplikasi instrumental dalam bimbingan dan konseling
tersebut?
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR APLIKASI INSTRUMENTASI
A.
Pengertian
dan Deskripsi Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi
Instrumentasi adalah upaya pegungkapan
melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil
aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan
terhadap klien dalam bentuk layanan konseling.[1]
Aplikasi
Instrumentasi Bimbingan dan Konseling yaitu kegiatan pendukung Bimbingan dan
Konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (klien),
keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas.
Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun
non tes. Aplikasi instrumentasi Bimbingn dan Konseling bermaksud mengumpulkan
data dan keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun
kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan “lingkungan yang
lebih luas” (termasuk dalamnya informasi pendidikan dan jabatan).[2]
B.
Tujuan Aplikasi
Instrumentasi
1.
Tujuan
Umum
Tujuan umum aplikasi instrumentasi adalah
diperolehya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien. Sata ini
kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan layanan
konseling. Dengan menggunakan data tersebut, penyelenggaraan layanan konseling
terhadap klien akan lebih efektif dan efisien.
2.
Tujuan Khusus
Kegiatan aplikasi instrumentasi mempunyai
fungsi pemahaman. Data hasil aplikasi instrumentasi digunakan untuk memahami
kondisis klien seperti potensi dasar, bakat dan minat, kondisis diri dan
lingkungan, masalah yang dialami, dan sebagainya. Pemahaman yang diperoleh
melalui data yang dimaksudkan itu digunakan oleh konselor sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya membantu klien sesuai dengan kebutuhan dan kemungkinan
masalah-masalah yang dialaminya. Dalam
hal ini fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan jelas terlihat.
Lebih jauh, berdasarkan hasil aplikasi
instrumentasi konselor dapat berupaya sehingga potensi individu (klien) dapat
dikembangkan dan kondisis-kondisi baik yang ada pada diri klien terpelihara,
dari sini fungsi pengembangan dan pemeliharaan terjalankan. Disamping itu, data
yang terungkap boleh jadi dapat juga digunakan sebagai bukti dalam rangka
membela hak-hak klien.[3]
Jadi, tujuan dari aplikasi instrumentasi
bimbingan dan konseling tersebut adalah untuk mengumpulkan data dan keterangan
tentang peserta didik dan lingkungannya. Untuk pengumpulan data dan keterangan dapat
dilakukan dengan cara berbagai instrument baik tes maupun non tes.
Hasil pengumpulan data tersebut dapat digunakan dalam setiap kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Hasil pengumpulan data tersebut dapat digunakan dalam setiap kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
C.
Komponen
Layanan Aplikasi Instrumentasi
Kegiatan aplikasi instrumentasi mensinergikan
tiga komponen pokok, yaitu instrumen, responden, dan pengguna.
1.
Instrumen
Berkenaan dengan instrumen ada dua hal yang prlu diperhatikan, yaitu (a)
materi yang hendak diungkapkan oleh instrument, dan (b) bentuk instrument.
a.
Materi yang diungkapkan
Materi yang diungkapkan melalui instrument atau
alat ukur tertentu jenisnya bermacam-macam. Ksususnya untuk keperluan
konseling, materi tersebut pada umumnya menyangkut diri individu atau konseli, yaitu
seperti:
1) Kondisi fisik
individu, meliputi keadaan dan kesehatan jasmanih.
2) Kondisi dasar
psikologis, meliputi potensi dasar, bakat, minat, sikap.
3) Kondisi
dinamik-fungsional psikologis
4) Kondisi
kegiatan dan hasil belajar (khusus untuk pelajar)
5) Kondisi
hubungan social
6) Kondisi
keluarga dan lingkungan
7) Kondisi arah
pengembangan dan kenyataan karir
8) Permasalahan
yang potensial dan atau sedang terjadi
b.
Bentuk instrumen
Bentuk instrument pada dasarnya terbagi menjadi
dua, yaitu instrument tes dan non-tes. Disebut instrumen tes jika jawaban
responden atas soal-soal yang ada diperiksa berdasarkan benar salahnya jawaban
tersebut. Jawaban benar bernilai positif, sedangkan jawaban salah bernilai
negative. Skor-skor positif dan negative itu digabungkan untuk memperoleh
gambaran tentang kualitas jawaban secara keseluruhan. Yang tergolong dalam
instrumen tes:
1) Tes psikologis:
tes inteligensi, tes bakat dan minat
2) Tes hasil
belajar: soal ulangan, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester
Berbeda
dari jawaban instrument tes, jawaban instrument non-tes diperiksa bukan atas
benar salahnya, melainkan untuk melihat gambaran tentang kondisi responden
tanpa menekankan apakah kondisi itu mutunya tinggi atau rendah, benar atau
salah. Instrumen non-tes digunakan untuk mengetahui kondisi responden apa adanya.Berbagai bentuk alat ukur
dapat digolongkan ke dalam instrument non-tes seperti angket, inventori,
wawancara, sosiometri, dan sebagainya. Seperti instrument tes, instrument
non-tes juga ada yang diselenggarakan melalui tulisan atau lisan, secara
individual atau kelompok.
Berkenaan dengan isi dan bentuknya, konselor
harus benar-benar cermat memilih instrument mana yang akan dipakai yang sesuai
dengan apa yang akan diungkap dari responden dan kondesi pribadi responden atau
konseling itu.
2.
Responden
Responden adalah mereka yang mengerjakan instrument,
baik tes maupun non-tes. Kondisi responden terbentang dalam rentangan semua
karakteristik individu seperti umur,jenis kelamin, kondisis fisik dan
psikologis, indivial atau kelompok, yang memungkinkan diselenggarakannya
administrasi instrument yang dimaksudkan.
Tentu saja tidak semua instrument cocok dan
perlu digunakan untuk semua responden, bahkan sering kali suatu instrument hanya dapat digunakan untuk
kelompok responden dengan kondisi tertentu. Misalnya AUM PTSDL SLTP hanya cocok
untuk mengungkapkan masalah anak umur SLTP; tes inteligensi hanya cocok untuk
mengukur kecerdasan, tidak unuk mengukur bakat dan minat; inventori tes
psikologi yang lebih seeatifitas untuk mengukur kemampuan kreatif, bukan hasil
belajar matematik; dan sebagainya.
3.
Pengguna
Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam
melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat
bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional). Dalam hal ini,
konselor dapat menyelenggarakan tes psikologis yang lebih sederhana, seperti
tes integensi dan tes bakat setelah menjalani pelatihan khusus dan memperoleh
sertifikat kewenangan yang di maksud. Kewenangan menyelenggarakan administrasi
instrumen non tes pada umumnya lebih terbuka, dengan catatan si (calon)
penyelenggar itu harus terlebih dahulu berlatih diri sehingga benar-benar mampu
menyelenggarakan sesuai dengan syarat-syarat yang baik.[4]
D.
Asas Aplikasi
Instrumentasi
Layanan
ini didominasi oleh asas kerahasiaan, yang sebelumnya diharapkan terlaksananya asas
kesukarelaan klien untuk menjalani instrument yang diikuti juga dengan
asas keterbukaan dalam menjawab item-item instrument agar hasilnya benar-benar
mencerminkan kondisi responden sebagaimana adanya.
E.
Pendekatan dan
Teknik Aplikasi Instrumentasi
1.
Penyiapan instrument dan responden
Konselor hendaknya:
a.
Mempelajari manual instrument
b.
Mengindentifikasi karakteristik instrument
c.
Melihat kesesuaian antara instrument dengan responden.
d.
Menyiapkan diri untuk mengadministrasikan
instrument
e.
Menyiapkan aspek teknik dan administratif.
2.
Pengadministrasian instrument
Dilaksanakan sesuai dengan petunjuk manual instrument, berupa:
a.
Pokok, isi, bentuk, tujuan dan kegunaan intrumen bagi responden
b.
Bagaimana menjawab dan bekerja dengan instrument
c.
Bagaimana jawaban responden diolah
d.
Bagaimana hasil pengolahan disampaikan kepada responden
e.
Bagaimana hasil instrumen tersebut dipakai dan apa yang akan
dilakukan responden dengan hasil pengolahan itu
3.
Pegolahan dan pemaknaan jawaban responden
Hasil pengolahan intrumen ditafsirkan dengan menggunakan kriteria
atau norma yang terdapat dalam manual instrumen.
4.
Penyampaian hasil instrument
Asas kerahasiaan hendaknya diterapkan dan
Konselor dapat memanggil responden untuk menyampaikan hasil pengolahan
instrumen.
5.
Penggunaan hasil instrument
a.
Digunakan dalam perencanaan program konseling
b.
Penetapan peserta layanan
c.
Dijadikan sebagai materi layanan
d.
Digunakan sebagai bahan evaluasi
e.
Digunakan demi upaya pengembangan.[5]
F.
Kegiatan Pendukung Aplikasi Instrumental
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung
penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan
dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan
inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.
G.
Standar Prosedur
Aplikasi Instrumental
Untuk mengungkapkan data yang sangat
penting dalam menetukan arah dan isi pelayanan konseling cara-cara yang cukup
rumit kadang-kadang perlu ditempuh. Oleh karena itu aplikasi instrumentasi
harus direncanakan dan diselenggarakan dengan cermat, penuh perhitungan dan
kehati-hatian.
1.
Perencanaan
Menetapkan
objek yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun
instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan
administrative.
2.
Pengorganisasian Unsur-unsur dan Sarana
Kegiatan
Menetapkan
fasilitas dan menyiapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrasi.
3.
Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi
instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi dengan
diawali dengan LIMADMEN, mengolah jawaban responden, menafsirkan dan menetapkan
arah penggunaan hasil instrumen.
4.
Evaluasi/penilaian
Menetapkan
materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta
menafsirkan hasil evaluasi.
5.
Analisis hasil evaluasi
Menetapkan norma/standar
analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
6.
Tindak
lanjut
Menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut.
7.
Pelaporan
Menyusun laporan aplikasi
instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan. [6]
PENUTUP
A.
Simpulan
Aplikasi
instrumen dalam bimbingan dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu instrument tes
dan non tes. Berdasarkan hasil aplikasi instrument ini, konselor dapat berupaya
sehingga potensi individu atau klien dapat dikembangkan dan kondisi-kondisi
baik yang ada pada klien terpelihara.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di
atas, penulis memberi saran kepada pembaca, agar pembaca lebih dapat memahami
tentang konsep dasar aplikasi instrumentasi serta mengaplikasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut
Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling disekolah
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 73-74
Ifdil, 2007,
Aplikasi Instrumentasi (P1), (Online). Tersedia:
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent§ion=20&cat=88&task=view&id=32&itemid=144
Noffi’s,
(2011). Penggunaan Test dalam Bimbingan dan Konseling (Online).
Tersedia:http:/noffis.blogspot.com/2011/11/penggunaan-tes-dalam-bimbingan-dan.html?m=1
(5 September 2014).
Prayitno,2012, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung
Konseling ( Padang, FIP-UNP)
[1]Ifdil, 2007,
Aplikasi Instrumentasi (P1), (Online). Tersedia:
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent§ion=20&cat=88&task=view&id=32&itemid=144
[2] Dewa Ketut
Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling disekolah
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 73-74
[3] Prayitno, Jenis
Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling ( Padang, FIP-UNP, 2012), hal.
292-293
[4]
Prayitno, Jenis
Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling ( Padang, FIP-UNP, 2012), hal. 298
[5]
Noffi’s,
(2011). Penggunaan Test dalam Bimbingan dan Konseling (Online).
Tersedia:http:/noffis.blogspot.com/2011/11/penggunaan-tes-dalam-bimbingan-dan.html?m=1
(5 September 2014).
[6]
Ifdil, 2007,
Aplikasi Instrumentasi (P1), ,..
ASSALAMU'ALAIKUM. SAYA COPI YA. SUKRON SEBELUMNYA
BalasHapus