R1554 SKH

Minggu, 22 November 2015

RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN



RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN

A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu wadah individu untuk belajar mengembangkan kemampuan yang dimilikinya melalui proses penanaman bermacam-macam nilai-nilai. Pendidikan yang diselenggrakan itu terlihat sukses atau tidaknya jika adanya hasil yang didapat baik dalam bentuk angka ataupun tidak. Dapat disimpulkan bahwa hal tersebut tidak terlepas juga dengan adanya pengukuran, penilaian dan evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadp siswa.
Evaluasi pendidikan tersebut memiliki ruang lingkup yang luas yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor. Dunia pendidikan sekarang ini mengkolaborasikan ke-tiga ruang lingkup tersebut. Namun realisasinya kurang sempurna karena banyak individu yang tidak mengatahui akan itu. Dengan begitu penulis pada kesempatan kali ini termotivasi untuk mengupas matei tentang ruang lingkup evaluasi pendidikan.

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalahnya yaitu “Bagaimana gambaran bentuk ruang lingkup evaluasi pendidikan?”.

3.      Tujuan Penulisan
Makalah ini penulis buat untuk pemenuhan tugas kelompok mata kulia Evaluasi Pendidikan.



4.      Manfaat penulisan
Adapun manfaat  yang diharapkan dalam penulisan makalah ini ada 2 macam yaitu:
1.      Manfaat teoritis, penulis dapat menjelaskan konsep Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan serta mengembangkan teori-teori yang bersangkutan mengenai Ruang Lingkup Evaluasi.
2.      Manfaat Praktis, konsep-konsep tentang Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikanyang dijelaskan dalam makalah ini dapat dipraktekkan langsung dalam proses pendidikan maupun kehidupan sehari-hari, sehingga penerapan Haq Al-Ibtikar dapat terwujud.

5.      Ruang Lingkup penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis akan membatasi masalah sebagai berikut:
a.       Pengertian Ranah Kognitif .
b.      Kharakteristik Ranah Kognitif dalam Evaluasi Pendidikan.
c.       Pengertian Ranah Afektif.
d.      Kharakteristik Ranah Afektif dalam Evaluasi Pendidikan.
e.       Pengertian Ranah Psikomotor.
f.       Kharakteristik Ranah Psikomotor dalam Evaluasi Pendidikan.











B.     Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan
1.      Konsep Dasar Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan
Ruang lingkup dari evaluasi dalam pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama, yaitu: evaluasi mengenai program pengajaran, evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran, evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran).
Anas Sudijono menyatakan dalam bukunya Evaluasi Pendidikan menyatakan komponen ruang lingkup evaluasi pendidikan itu sebagai berikut:
a.      Evaluasi Program Pengajaran
Evaluasi atau penilain terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu: evaluasi terhadap tujuan pengajaran, evaluasi terhadap isi program pengajaran, dan evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
b.      Evaluasi Proses Pelaksanaan Pengajaran
Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup:
1)      Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajajaran yang telah ditentukan
2)      kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran
3)      Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
4)      Minat atau perhatian siswa di dalam mengikuti pelajaran
5)      Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
6)      Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya
7)      Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajran berlangsung
8)      Pemberian dorongan atau motivasi  terhadap siswa
9)      Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperolehan di dalam kelas
10)  Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
c.       Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta  didik ini mencakup:
1)      Evaluasi mengenai tingkat  penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas
2)      Evaluasi mengenai tingkat pencapain peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.[1]

2.      Subjek dan Objek Evaluasi Pendidikan
a.      Ranah Kognitif (Pengetahuan/ Pemahaman)
Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif ada 6 jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang tertinggi. Keenam jenjang tersebut dijelaskan Bloom dalam Anas adalah sebagai berikut:
1)      Pengetahuan (Knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (Recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
2)       Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat dari berbagai segi sehingga dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan kata-kata sendiri.
3)      Penerapan atau aplikasi (Aplication) adalah kesanggupan sesorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkret.
4)      Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau factor-faktor yang satu dengan faktor-faktorlainnya.
5)      Sintesis (Synhtesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis.sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
6)      Evaluasi (Evaluation) adalah merupakan kemampuan seseorang membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.

b.      Ranah Afektif (Sikap)
Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan dan nilai. Ranah Afektif memiliki 5 jenjangnya, Krathwohl dalam Anas menyatakan sebagai berikut:
1)      Receiving (Attending) adalah kepekaan seseorang dalam menerima ransangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
2)      Responding (menanggapi) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikuti sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
3)      Valuing (menilai) adalah memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian dan penyesalan.
4)      Organization (mengatur) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaiakan umum.
5)      Characterization by a Value Complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Di dalam petunjuk pelaksanaan penilaian pendidikan sejarah perjuangan bangsa (PSPB)  disebutkan bahwa penilaian ranah kognitif bertujuan mengukur pengembangan penalaran, sedangkan tujuan penilaian afektif adalah:
a)      Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan mengadakan program perbaikan (Remedial program) bagi anak didiknya.
b)      Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus tidaknya anak didik.
c)      Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
d)     Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.[2]

c.       Ranah Psikomotor (Keterampilan)
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (Skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.[3]
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Instrument yang digunakan mengukur keterampilan biasanya berupa matriks.[4]
Ranah Psikomotorik lebih menekan kepada keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu setelah mendapatkan hasil belajar kognitif dan afektif. Hal ini dapat terlihat saat siswa mempraktekkan keilmuannya dalam setiap kegiatan dilabor-labor mata pelajran.
Bagian dari  dari ranah psikomotorik  ada 7 yang dijelaskan oleh Sudaryono dalam bukunya yaitu:
1)      Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan deskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan, yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
2)      Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
3)      Gerakan terbimbing mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota tubuh menurut yang telah diberikan.
4)      Gerakan yang terbiasa mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkain gerak-gerik dengan lancer, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan, karena ia sudah mendapat latihan yang cukup, yang dinyatakan dengan mengerakkan anggota-anggota tubuh.
5)      Gerakan yang kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas berbagai komponen, dengan lancer, tepat, dan efisien, yang dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur.
6)      Penyesuain pola gerakan mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuain pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keteranpilan yang telah mencapai kemahiran.
7)      Kreativitas mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, yang dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri.[5]
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.[6]











C.    Penutup
1.      Simpulan
Ruang lingkup evaluasi pendidikan berkaitan atas 3 objek utama yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan engan keterampilan (Skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan dan nilai. Ketiga ranah tersebut dapat terealisasi secara kontiniu dan bertahap.

2.      Saran
Penulis menyadarai bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca. Banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun pembahasannya. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis ucapkan terima kasih.











DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anas Sudijono, Evaluasi Pendidika , PT. Rajagrafindo Persada, 2007, Jakarta.
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Graha ilmu, 2012, Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, 2006, Jakarta.

















[1]Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), hal.  29-30.
[2] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 177-178.
[3]Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan... , hal.  57.
[4] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan... , hal. 182.
[5]Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Graha ilmu, 2012), hal. 48-49.
[6] Junaedie, 2012, Evaluasi Pendidikan, (Online), Tersedia: http://junaedie-juns.blogspot.com/2012/03/evaluasi-pendidikan.html (27 Februari 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar