PERISTIWA
KOGNITIF: PERSEPSI
1. PENGERTIAN
PERSEPSI
Persepsi
adalah kemampuan mengunakan sinyal sensoris seperti visual, pendengaran,
kinestetik, sentuhan dan lain-lain untuk memacu aktivitas motorik. Kemampuan
ini bervariasi dari stimulasi sensoris, melalui seleksi, kemudian
menerjemahkannya kemampuan tersebut akan tampak ketika seseorang bereaksi
terhadap suatu informasi atau menyelesaikan suatu masalah, seperti pada saat
memilih (chooses) menggambarkan atau menjabarkan (describes), membedakan
(differentiates), mengidentifikasi (identifies), mengisolasi (isolates), menghubungkan
(relates), menyeleksi (select) dan lain-lain.
Chaplin (2002) mengartikan persepsi sebagai
“proses mengetahui objek dan kejadian objek dengan bantuan indera.”
Morgan
(1979) mengartikan persepsi sebagai “The
process of discriminating among stimuli and of
interpreting their meaning.”
Menurut
Atkinson dan Hilgard (1991), persepsi adalah “proses di mana kita
mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.”
Robin mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan
untuk memberi makna terhadap lingkungannya.
Notoatmodjo mendefinisikan persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi cepat dan kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima.
Notoatmodjo mendefinisikan persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi cepat dan kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima.
Walgito
(1997) menjelaskan pengertian persepsi merupakan stimulus yang
diindera oleh individu, diorganisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga
individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Dengan kata lain
persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam
otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap
stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan,
pengalaman-pengalaman individu, akan ikut aktif berpengaruh dalam proses
persepsi.
Gibson, dkk (1989) yang menyatakan definisi
persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsir
dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek), tanda-tanda dari sudut
pengalaman yang bersangkutan. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan
stimulus, pengorganisasian, dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang
diorganisasikan dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan
sikap. Gibson, dkk (1989) juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses
pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap
individu akan memberikan arti kepada stimulus dengan cara yang berbeda meskipun
obyeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebioh penting dari
pada situasi itu sendiri.
Jadi, persepsi
pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia
mengerti dan menginterprestasikan stimulus yang ada di lingkungannya. Setelah
individu menginderakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses hasil
penginderaannya itu, sehingga timbullah makna tentang objek itu pada dirinya
yang dinamakan persepsi.
2. FAKTOR MUNCULNYA
PERSEPSI
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor penyebab ini
dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal adalah faktor melekat pada objeknya, sedangkan
faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan
stimulus tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah sebagai berikut :
a. Faktor eksternal
1. Kontras : Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan
membuat kontras
baik warna, ukuran,
bentuk atau gerakan
- Kontras warna; jika
seseorang naik gunung maka dianjurkan menggunakan jaket
warna jingga. Hal ini untuk memudahkan
pencarian jika tersesat di gunung.
Warna jingga yang kontras dengan
warna hijau disekelilingnya akan lebih cepat
menarik perhatian
seseorang.
- Kontras ukuran; cara ini
banyak dilakukan oleh perusahaan iklan, di mana mereka
akan membuat papan iklan yang besar sekali (balihoo).
- Kontras bentuk; diantara
kumpulan orang yang kurus-kurus maka kita akan cepat
menjadi perhatian
orang jika kita berbadan gemuk
- Kontras gerakan; gerakan
akan menarik perhatian seseorang, jika benda-benda lainnya
diam.
2.
Perubahan intensitas:
suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang
berubah dengan intensitas tinggi akan menarik
perhatian seseorang.
3. Pengulangan
(repetition): iklan yang diulang-ulang akan
lebih menarik perhatian,
walaupun
sering kali seseorang merasa jengkel dibuatnya. Dengan pengulangan,
walaupun
pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian
seseorang, maka akhirnya akan mendapat
perhatian.
4. Sesuatu yang baru (novelty): suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian
daripada
sesuatu yang telah kita ketahui.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu
stimulus yang menjadi perhatian
orang banyak akan
menarik perhatian seseorang. Misalnya; jika ada segerombolan orang
yang berkerumun di
rel kereta api, maka seseorang akan tertarik untuk melihat apa yang
dilihat oleh
gerombolan orang tersebut.
b.
Faktor internal
Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi
bagaimana seseorang menginterpratasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya
stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda.
1. Pengalaman/pengetahuan: pengalaman atau
pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam
menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang
telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.
2. Harapan (expectation): harapan terhadap sesuatu
akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus. Misalnya; jika seseorang ke rumah
sakit mengantarkan orang sakit dalam keadaan gawat, ketika ada orang dengan jas
putih datang, maka kita akan langsung memanggilnya dokter. Namun jika yang
datang kita tahu bukan dokter, maka orang tersebut akan kecewa dan berteriak
“Mana dokternya?”
3. Kebutuhan: kebutuhan akan menyebabkan stimulus
tersebut dapat masuk dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan
menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara berbeda. Misalnya;
seseorang mendapat uang sebesar 15 juta rupiah, seseorang akan merasa banyakr
sekali bila yang dibutuhkan untuk membeli telivisi, namun jika yang dibutuhkan
untuk membeli rumah, uang sebesar itu akan dipersepsikan sedikit.
4. Motivasi: motivasi akan mempengaruhi persepsi
seseorang. Jika seseorang ingin lulus dengan cum laude maka nilai B akan
diinterpretasikan sebagai nilai yang buruk, namun jika seseorang ingin cepat
lulus maka nilai B adalah nilai yang sudah baik.
5. Emosi: emosi seseorang akan mempengaruhi
persepsinya terhadap stimulus yang ada. Emosi takut akan mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap rasa sakit. Jika seseorang merasa takut maka setelah operasi
akan merasa lebih sakit dibandingkan dengan mereka yang menghadapi operasi
dengan perasaan tidak takut.
6. Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya
yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama
saja. Inilah yang membentuk terjadinya stereotip. Kita akan melihat orang tua
sebagai sama saja cerewetnya dan suka membanggakan masa lalunya. Demikian pula
orang tua akan mempersepsikan anak muda sekarang sebagai anak muda yang kurang
tahu sopan santun dan kurang tahu bekerja keras.
3. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSEPSI
- Pengamat (orang yang memiliki persepsi).
Penginterpretasian dari apa yang seseorang lihat bergantung pada
karakteristik pribadi orang tersebut, antara lain:
- Sikap. Sikap atau attitude seseorang sangat
mempengaruhi persepsi yang dibentuknya akan hal-hal di sekitarnya. Ketika
tangah mewawancarai para kandidat yang akan mengisi satu posisi penting
yang membutuhkan keahlian dalam bernegosiasi dengan supplier dalam
perusahaan, Mr. X mungkin berpendapat bahwa pria merupakan pilihan yang
tepat dibandingkan dengan wanita, karena wanita di sini dinilai tidak akan
mampu melakukan pekerjaan ini dengan baik, terutama bila negosiasi
berjalan dengan alot dan pelik. Sikap yang disertai dengan asumsi seperti
ini akan mempengaruhi persepsi Mr. X terhadap para kandidat perempuan yang
dia wawancarai.
- Motif atau alasan di balik tindakan yang dilakukan
seseorang yang mampu menstimulasi dan memberikan pengaruh kuat terhadap
pembentukan persepsi mereka akan segala sesuatu. Seseorang yang ambisius
dan berkeinginan untuk meraih kekuasaan akan melihat orang-orang di
sekelilingnya sebagai kompetitor yang harus ia kalahkan guna tercapainya
tujuan.
- Ketertarikan atau interest. Fokus perhatian kita
terhadap hal-hal yang tengah dihadapi turut dipengaruhi oleh ketertarikan
kita akan sesuatu, yang menjelaskan mengapa pemahaman orang terhadap satu
hal dapat berbeda dari apa yang dipersepsikan oleh orang lain. Sebagai
contoh, seorang supervisor yang baru diberi peringatan oleh atasannya atas
keterlambatannya akan lebih memperhatikan dan dan menyadari keterlambatan
para kolega dan rekan kerjanya dibanding sebelumnya.
- Pengalaman. Pengetahuan atau kejadian yang telah
didapatkan dan dialami seseorang. Contohnya, ketika secara tidak sengaja
pernah menyaksikan suatu tragedi pembunuhan, seseorang menjadi tidak bisa
melihat warna merah karena orang tersebut mengasosiasikan warna merah
sebagai warna yang buruk.
- Harapan atau Ekspektasi, yakni gambaran atau ilustrasi
yang membentuk sebuah pencitraan terhadap sebuah keadaan. Contohnya
seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan
penampilan yang meyakinkan akan dinilai sebagai orang yang kompeten dan reliabledi
bidangnya.
- Situasi/ Keadaan. Situasi di mana interaksi antara
sang pengamat dan target terjadi memiliki pengaruh pada kesan si pengamat
terhadap targetnya. Berbagai faktor situasional dapat berperan seperti
faktor tempat, panas, maupun cahaya. Persepsi orang tentang teknologi
terkini yang dianggap canggih mungkin akan berubah di waktu-waktu
mendatang ketika teknologi baru yang lebih canggih muncul dan
menggantikan predesessornya.
- Target (Objek yang Dipersepsikan). Karakteristik dari
target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Bahkan,
orang-orang, benda maupun kejadian-kejadian yang mempunyai kemiripan satu
sama lain juga memiliki kecenderungan untuk dikategorikan ke dalam suatu
kelompok tertentu. Contohnya, apabila beberapa orang mahsiswi sering
terlihat bersama-sama dan kesemuanya memiliki potongan rambut yang sama,
kebanyakan orang akan mempersepsikan mereka sebagai sebuah kelompok yang
tidak hanya memiliki kesamaan ciri-ciri fisik, tapi juga sifat-sifatnya.
Dikutip dari beberapa pendapat para
ahli antara lain: David Krench dan Richard S. Crutchfield (1977) membagikan
faktor-faktor yang menentukan persepsi menjadi dua, yaitu:
- Faktor Fungsional, adalah faktor yang berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita
sebut sebagai faktor-faktor personal. Faktor personal yang menentukan
persepsi adalah objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan
persepsi.
- Faktor Struktural, adalah faktor yang berasal
semata-mata dari sifat. Stimulus fisik efek-efek saraf yang ditimbulkan
pada system saraf individu. Faktor struktural yang menentukan persepsi
menurut teori Gestalt bila kita ingin mempersepsi sesuatu, kita
mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Bila kita ingin memahami
suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah,
kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan (Rakhmad, 1989: 52).
Menurut
Kenneth, perhatian juga sangat berpengaruh terhadap persepsi. Dimana perhatian
merupakan proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus yang lainnya melemah (dalam
Rakhmad, 1989: 52). Tertarik tidaknya individu untuk memperhatikan satu
stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1.
faktor
internal (kebiasaan, minat, emosi, dan keadaan biologis), dan
2.
faktor
eksternal (intensitas,kebaruan, gerakan dan pengulangan stimulus).
Proses
terbentuknya persepsi sangat kompleks dan ditentukan oleh dinamika yang
terjadi diri seseorang. Ketika ia
mendengar, mencium, melihat, merasa atau bagaimana ia memandang suatu objek
yang melibatkan aspek psikologis dan panca inderanya.
4.PROSES TERJADINYA PERSEPSI
Persepsi
seseorang tidaklah timbul begitu saja, ada tahapan-tahapan atau proses tertentu
yang harus dilalui oleh seseorang untuk bisa berpersepsi. Menurut Sunaryo
(2004) persepsi melewati tiga proses, yaitu :
- Proses
fisik (kealaman) — Objek è Stimulus è reseptor atau alat indera
- Proses
fisiologis — Stimulus è saraf sensoris è otak
- Proses
psikologis — proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang
diterima
Sejalan dengan hal itu Bimo
Walgito (2002) mengemukakan proses-proses terjadinya persepsi : 1) Suatu obyek
atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh
alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi
fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman, 2) Stimulus suatu obyek yang
diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensoris.
Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu
berfungsinya alat indera secara normal, dan 3) Otak selanjutnya memproses
stimulus hingga individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya.
Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini terjadilah adanya
proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari
suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.
secara lebih
detail Gibson (1990) berpendapat mengenai proses terjadinya persepsi yaitu
mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan
penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang
dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
Dari beberapa pendapat di
atas, maka proses terjadinya persepsi dapat kita visualisasikan dalam bagan
sebagai berikut :
Bagan Proses Terjadinya Persepsi
Sumber:
1. Desmita.
2005. Psikologi Perkembangan. Bandung.
PT Remaja Rosda karya.
2. Shahib,
Nurhalim. 2010. Pembinaan Kreativitas Anak Guna Membangun Kompetensi. Bandung.
PT ALUMNI Bandung 2010.
The Biggest Winners in Gaming: A Look at the Winners in
BalasHapusThe Biggest Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at 제주 출장샵 the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look 대전광역 출장샵 at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the 충청남도 출장샵 Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A 평택 출장마사지 Look at the Winners in Gaming: 의왕 출장샵 A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: A Look at the Winners in Gaming: