METODE ANGKET/ KUESIONER
A.
Pengertian Angket dan Kegunaannya
1.
Pengertian Angket
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan
tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan
jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab
secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email.
Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang
diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi responden,
lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon
cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak
memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang
dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
2.
Kegunaan Angket
a.
Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan
catatan permanen.
b. Untuk menjamin
validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
c. Pembuatan evaluasi
progam bimbingan
d. Untuk mengambil
sampling sikap/pendapat dari responden
B. Jenis-Jenis Angket
Berdasarkan
jawaban pada angket, dapat dibedakan macam-macam angket, yaitu sebagai berikut:
1.
Angket
tertutup (disebut skala)
Setiap pertanyaan telah
disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling
sesuai. Misalnya skala sikap.
Ciri-ciri
angket tertutup (skala) adalah sebagai berikut:
a.
Angket
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau bisa juga pernyataan yang berisi
beberapa kemungkinan jawaban untuk dipilih.
b.
Pengolahan
dan analisis kuantitaif akan lebih mudah dilakukan pada hasil angket ini.
c.
Peneliti
sudah mempunyai asumsi yang kuat bahwa responden mengetahui materi yang akan
disajiakn dalam angket itu.
d.
Peneliti
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sampel yang diteliti sehingga
peneliti akan dapat mengadakan antisipasi terhadap jawaban-jawaban yang mungkin
diberikan.
e.
Mudah
dilakukan pengolahan datanya.
2.
Angket
terbuka.
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
Ciri-ciri
angket terbuka adalah sebagai berikut.
a.
Pertanyaan
harus dijawab dengan memberikan penjelasan yang mungkin singkat dan mungkin
panjang.
b.
Tipe ini
digunakan apabila pengetahuan peneliti mengenai sampel sedikit sekali dan
berguna untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang responden atau
informasi yang diinginkan daripadanya.
c.
Sukar untuk
mengolah dan menganailis hasilnya, yaitu membuat kalsifikasi jawaban-jawaban.
3.
Angket
kombinasi.
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
Ciri-ciri
angket kombinasi, adalah sebagai berikut:
a.
Disamping
jawaban-jawaban yang tersedia, peneliti masih memberikan kemungkinan untuk
mengisi jawaban yang terbuka.
b.
Dapat
mengurangi kelemahan-kelemahan masing-masing tipe angket tersebut.
c.
Datanya
lebih kaya tapi sulit mengolah datanya untuk pertanyaan dengan jawaban terbuka.[1]
4.
Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
C.
Kelebihan
dan Keterbatasan Angket
1. Kelebihan
Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dengan menggunakan angket memiliki
beberapa keuntungan di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan
kehadiran seorang peneliti.
b. Dapat dibagikan secara
serentak kepada responden.
c. Dapat dijawab oleh
responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut waktu senggang
responden.
d. Dapat dibuat anonim,
sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
e. Dapat dibuat
terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang
benarbenar sama.
f. Mudah pengisiannya
karena responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya.
g. Tidak memerlukan banyak
waktu untuk mengisinya.
h. Lebih besar harapan
untuk dikembalikan.
i. Lebih mudah
pengolahannya.
j. Dapat menjangkau
responden dalam jumlah besar.
2. Kelemahan
Selain mempunyai beberapa keuntungan, pengumpulan data dengan menggunakan
angket juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Responden sering tidak
teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab.
b. Seringkali sukar diberi
validitasnya.
c. Walaupun dibuat anonim,
kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau
tidak jujur.
d. Seringkali angket tidak
dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
e. Waktu pengembaliannya
tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama, sehingga
terlambat.
f. Pilihan jawaban mungkin
tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden.
g. Jawaban responden sudah
diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada kebebasan secara leluasa dari
responden.
h. Jawaban dari responden
terkadang seadanya, bisa jadi tidak dalam keadaan yang sesungguhnya, karena
dalam pilihan jawaban ada yang paling baik, dan pilihan itu cenderung dipilih
oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu.[2]
D. Pola Angket
Ada beberapa
pola kuesioner yang telah dikembangkan oleh para ahli. Salah satu pola
kuesioner dikembangkan oleh Likert pada tahun 1932. Kuesioner ini dimakasudkan
untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu, lembaga tertentu, orang
tertentu, dan sebagainya. Oleh karena itu, pola Likert ini juga disebut
skala sikap tipe Likert (Likert Type Scales).
Kuesioner skala
sikap ini terdiri dari jumlah item. Untuk masing-masing item disediakan lima
alternativf jawaban, yang dapat diklasifikasikan atas : sangat setuju, setuju,
netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Contoh-contoh
item skala sikap tipe Likert antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Di bawah ini
adalah pertanyaan tentang bagaimana kepuasan anda dalam belajar di sekolah.
Silahkan memberi lingkaran pada alternatif jawaban yang paling mendakati
jawaban anda.
1)
Seberapa besar
antusias anda terhadap sekolah anda sekarang ?
a.
Saya benci pada
sekolah saya sekarang.
b.
Saya sangat
antusias.
c.
Saya tidak
menyukainya.
d.
Saya
menyukainya.
e.
Sedang-sedang
saja.
2)
Seberapa lama
biasanya anda merasa puas dalam belajar anda di sekolah ?
a.
Separo waktu.
b.
Kadang-kadang.
c.
Sepanjang
waktu.
d.
Jarang.
e.
Sebagian besar.
3)
Bagaimana
pendapat anda apabila anda dipindahkan dari sekolah anda sekarang ?
a.
Saya akan
melepas sekolah ini, apabila ada sekolah yang lebih baik.
b. Saya ingin pindah sekolah.
c. Saya ingin pindah sekolah dalam jarak yang
tidak terlalu jauh.
d. Saya kan meninggalkan sekolah apabila di
sekolah yang baru menjadi ketua kelas.
e. Saya tidak ingin pindah
4)
Bagaimana
perasaan anda terhadap sekolah anda jika dibandingkan dengan perasaan orang
lain terhadap sekolahnya ?
a.
Tidak
seorangpun menyenangi sekolahnya lebih dari saya menyenangi sekolah saya.
b.
Saya lebih
menyenangi sekolah saya daripada sebagian orang yang menyenangi sekolahnya.
c.
Saya menyenangi
sekolah saya seperti orang lain menyenangi sekolahnya.
d.
Saya tidak
menyenangi sekolah saya lebih dari sebagian orang tidak menyenagi sekolahnya.
e.
Tidak seorang
pun yang membenci sekolahnya lebih dari saya membenci sekolah saya. (Stanley,
hal. 286).
Pola kuesioner yang lain adalah pola kuesioner
yang dikembangkan oleh Allport- Vernon- Linzey. Allport bersama-sama
dengan Vernon dan Lindzey menyusun suatu kuesioner untuk mengukur suatu sikap
seseorang berdasarkan nilai-nilai tertentu yang dianut oleh orang tersebut.
Studi yang dilakukan oleh Allport- Vernon-
Lindzey disebut studi tentang nilai-nilai ( Study of Values). Menurut Spranger
manusia dapat dikatagorikan atas enam tipe, yaitu :
1.
Tipe teoritis.
2.
Tipe ekonomis.
3.
Tipe sosial.
4.
Tipe estetis.
5.
Tipe
politis,dan
6.
Tipe religius.
Berdasarkan tipologi Spranger tersebut,
Allport, Vernon, dan Lindzey ingin mengukur nilai-nilai mana yang lebih di
utamakan oleh seseorang. Contoh :
1.
Tujuan pokok
dari reset ilmiah adalah lebih menekankan kepada penemuan kebenaran yang murni
daripada aplikasinya yang praktis.
a.
Ya.
b.
Tidak
2.
Apabila dalam
sebuah surat kabar terdapat dua buah kepala berita seperti dibawah ini, yang
manakah anada baca lebih dulu ?
a.
Pemimpin-peminpin
Negara non blok berunding tentang perdamaian.
b.
Acara persembahyang pada hari raya.
Pada item nomor 1, alternatif a mencerminkan
nilai teoritis dan alternatif b mencerminkan nilai ekonomis. Pada item nomor 2,
alternatiif a mencerminkan nilai politis, dan b mencerminkan nilai keagamaan.
Pola kuesioner pasangan berbanding. Kuesioner
tersebut dirancang untuk mengukur nilai-nilai social yang diutamakan oleh
seseorang. Dalam kuesioner ini diajukan beberapa situasi. Dalam setiap situasi
dikemukakan dua buah alternative yang sifatnya bertentangan.
Ada lima nilai sosial yang dipertentangkan
yaitu : kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, kepentingan sahabat, atau
kelompok, kepentingan sekolah, dan kepentingan masyarakat.
Pada setiap item yang dikemukakan ,
dipertentangkan antara kepentingan yang ada. Contoh-contoh itemnya antara lain
adalah sebagai berikut :
1.
Contoh item
yang mempertentangkan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan keluarga.
Joko pada suatu malam minggu mau nonton dengan pacarnya, dan mereka sudah
membeli karcis, ketika mereka mau masuk adik Joko dating menyusul, mengabarkan
bahwa tantenya baru opname di rumah sakit, dan Joko diharapkan dating
menjenguk. Apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Joko ?
a.
Membatalkan
nonton dan menjenguk tantenya
b.
Nonton saja dulu, setelah nonton baru
menjenguk tantenya.
2.
Contoh item
yang mempertentangkan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan sekolah.
Hari minggu yang akan datang adalah hari pertandingan basket putrid antara regu
SMA 1 dengan regu SMA 2. Rini adalah kapten dan pemain andalan regu SMA 1. Tanpa
ia ikut main, kemungkinan besaar regunya akan kalah. Pada hari sabtu ia
menerima surat dari neneknya yang mengabarkan bahwa neneknya pada hari minggu
akan datang menjenguknya, dan meminta agar Rini menjemputnya di terminal bus.
Apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Rini ?
a.
Tetap main,
biarkan neneknya datang sendiri tanpa dijemput.
b.
Menjemput
nenek, dan menyerahkan pimpinan regu kepada teman lain.
3.
Contoh item
yang dipertentangkan, antara kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat.
Desak Alit adalah sekretaris rukun muda mudi di desanya. Di sekolah ia juga
terpilih sebagaiu sekretaris OSIS. Pada suatu hari rukun muda mudi di desanya
dan Osis di sekolahnya mengadakan rapat pada jam yang sama. Apakah yang
sebaiknya dilakukan oleh Desak Alit ?
a.
Menghadiri rapat
rukun muda mudi, dan menyerahkan tugas sekretaris pada rapat Osis kepada
sekretaris II
b.
Menghadiri
rapat Osis, dan menyerahkan tugas sekretaris pada rapat rukun muda mudi kepada
sekretaris II.
Pola kuesioner yang lain adalah pola kuesioner
yang dikembangkan oleh Simahadi Widyaprakoso. Kuesioner ini mirip dengan
kuesioner di atas, tetapi tidak menggunakan pasangan-pasangan berbanding,
melainkan menggunakan masalah-masalah yang sifatnya searah. Kuesioner ini
dikembangkan untuk mengukur beberapa aspek sifat (karakter), seperti sifat
kerja sama, keuletan, tanggung jawab, dan percaya diri. Berikut ini dikemukakan
dua buah contoh untuk masing-masing aspek tersebut :
1.
Contoh item
untuk mengukur kerja sama :
Andaikata anda disuruh bekerja sama dengan
kawan yang anda tidak sukai, sikap manakah yang anda ambil ?
a.
Tidak mau, toh
pekerjaan tidak akan beres
b.
Mau asal
menguntungkan diri anda.
c.
Mau asal ia
suka kerjasama
d.
Mau secara
terpaksa
2.
Contoh item
untuk mengukur keuletan :
Anda sedang menambal ban sepeda. Sampai tiga kali
selalu gagal, sehingga anda terpaksa memasang dan membongkar ban itu
berkali-kali. Kemudian apakah yang anda lakukan ?
a.
Anda tinggalkan
sepeda itu, lalu anda tidur.
b.
Anda menjadi
jengkel, dan sepeda tersebut di banting.
c.
Membawa
ketukang sepeda.
d.
Mencoba terus
sampai berhasil
3.
Contoh item
untuk mengukur tanggung jawab :
Anda diserahi tugas untuk membentu menghias
gapura untuk perayaan nanti malam. Teman anda yang diserahi tugas sebagai
penanggungjawab itu ternyata tidak datang. Dalam hati anda sudah merasa jengkel.
Bagaimana tindakan anda selanjutnya ?
a.
Tinggalkan saja
pekerjaan itu, toh yang bertanggung jawab tidak datang.
b. Gapura dihias seorang diri.
c. Gapura dibongkar saja, toh perayaan dapat
berlangsung.
d. Mencari teman yang diserahi tugas sebagai
penanggung jawab .
4.
Contoh item
untuk mengukur percaya diri :
Apabila anda mempunyai pendapat memuat
keyakinan anda sendiri sudah benar, tetapi teman anda mengatakan salah.
Bagaimanakah sikap anda ?
a.
Tetap
memp[ertahakan pendapat sendiri.
b. Mengalah saja karena biasanya teman tersebut
lebih tahu.
c. Menanyakan kebenarannya kepada teman-teman lain
d. Masa bodoh saja.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya.
Guna kuesioner adalah Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam
rangka penyusunan catatan permanen, untuk menjamin validitas informasi yang
diperoleh dengan metode lain, pembuatan evaluasi progam bimbingan dan untuk
mengambil sampling sikap/pendapat dari responden.
Kelebihan metode angket adalah dalam waktu yang relatif singkat
dapat memperoleh data yang banyak, tenaga yang diperlukan sedikit dan responden
dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh orang lain. Sedangkan kelemahan
angket adalah angket bersifat kaku karena pertanyaan yang telah ditentukan dan
responden tidak member jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya hanya sekedar
membaca kemudian menulis jawabannya.
Ada beberapa
pola kuesioner yang telah dikembangkan oleh para ahli, yaitu: pola Likert
ini juga disebut skala sikap tipe Likert (Likert Type Scales), pola Allport-
Vernon- Linzey, pola Simahadi Widyaprakoso.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, penulis memberi saran kepada pembaca, agar pembaca lebih
dapat menguasai konsep dasar tentang Angket/Kuesioner serta dapat
menggunakannya sebagaimana mestinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar