R1554 SKH

Kamis, 14 Januari 2016

WAWANCARA



WAWANCARA

A.    Pengertian Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada sumber data, dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan pula.
Orang yang melakukan interviu disebut penginterviu (interviuwer) sedangkan sumber data atau orang yang diinterviu disebut responden (interviuwee). Percakapan lisan antara penginterviu dengan responden umumnya dilakukan secara tatap muka (face to face), tetapi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan percakapan dengan menggunakan media komunikasi, seperti menggunakan telepon misalnya.
Jenis data yang cocok untuk dikumpulkan dengan menggunakan metode interviu antara lain adalah data tentang identitas pribadi, latar belakang keluarga, temperamen, karakter, penyesuaian, sikap dan minat.[1]

B.     Jenis-jenis Wawancara
Jika ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diajukan maka wawancara dapat dikategorikan atas tiga bentuk, yaitu:
1.      Wawancara terencana-terstruktur
Bentuk wawancara terencana-terstruktur adalah suatu bentuk wawancara dimana pewawancara menyusun secara terinci dan sistematis rencana atau pedoman pertanyaan menurut pola tertentu dengan menggunakan format yang baku. Pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang telah disusun dan kemudian mencatat jawaban responden secara tepat.
Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan yang diwawancarai agar jangan sampai bedusta.
Contoh: pewawancara akan mewawancarai responden yang terkait dengan kenakalan remaja.

Penjelasan pewawancara terhadap responden.
Dewasa ini kita sudah sama-sama melihat kenakalan remaja yang terjadi di sekitar kita semakin lama semakin membuat kita khawatir. Banyak sekali bentuk kenakalan remaja, misalnya tawuran, menghisap ganja, pencurian, dan sebagainya.
Berikut ini kami akan mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan kenakalan remaja tersebut. Kami harapkan saudara dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan menurut keadaan yang sebenarnya.
No
Pertanyaan
Jawaban
Selalu
Sering
Jarang
1
Mengisap narkoba dalam satu minggu



2
Melanggar peraturan sekolah dalam satu minggu



3
Merokok dilingkungan sekolah



4
Dan lain-lain




Untuk wawancara yang terencana dan terstruktur ini pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang telah disusun dan kemudian mencatat jawaban responden secara tepat.

2.      Wawancara terencana –tidak terstruktur
Bentuk wawancara terencana tidak terstruktur adalah suatu bentuk wawancara dimana pewawancara menyusun rencana (schedule) wawancara yang mantap, tetapi tidak menggunakan format dan urutan yang telah ditetapkan. Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan responden.
Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. Dalam proses wawancara demikian kadang-kadang terjadi pewawancara atau yang diwawancarai sudah “mengajari” semua yang ada dibenaknya dan apa yang diketahui kepada lawan bicaranya. Pada jenis wawancara seperti ini, orang yang diwawancarai mungkin akan menjawab panjang lebar, artinya pertanyaan yang diajukan dapat berkembang sejalan dengan proses yang terjadi, jadi akan ada pertanyaan-pertanyaan lain.
Contoh: penjelasan pewawancara terhadap responden
Tugas saudara adalah menceritakan sebanyak mungkin tentang jenis-jenis kenakalan remaja, faktor-faktor penyebab yang mendorong bertambah meningkatnya kenakalan remaja.
a.       Jenis-jenis kenakalan remaja apa sajakah yang dilakukan bersama teman-temanmu?
b.      Apakah kamu bermasalah dengan keluargamu?
c.       Bagaimana caranya anda mengikutsertakan teman-teman dalam mendapatkan ganja?
Wawancara tak berstruktur dapat dilakukan pada keadaan-keadaan sebagai berikut:
a.       Bila pewawancara berhubungan dengan orang “penting”
b.      Jika pewawancara ingin menanyakan sesuatu secara lebih mendalam lagi pada seseorang subjek tertentu
c.       Apabila pewawancara menyelenggarakan kegiatan yang bersifat penemuan (discovery)
d.      Jika ia tertarik untuk mempersoalkan bagian-bagian tertentu yang tidak normal
e.       Jika ia tertarik untuk berhubungan langsung dengan salah seorang responden
f.       Apabila ia tertarik untuk mengungkapkan motivasi, maksud atau penjelasan dari responden
g.      Apabila ia mau mencoba dan mengungkapkan pengertian suatu peristiwa, situasi, atau keadaan tertentu.

3.      Wawancara bebas
Wawancara bebas adalah wawancara yang dilakukan secara alami, tidak diikat atau diatur oleh suatu pedoman, atau oleh suatu format yang baku. Wawancara bebas ini lebih banyak memberikan seluas-luasnya kepada responden dalam memberikan jawabannya. Cara menunjukkan pertanyaan terserah pada pewawancara, sehingga diharapkan interviewee lebih luwes dan luas dalam menyampaikan jawabannya dan data yang diungkap lebih mendalam.
Jadi jenis wawancara apa yang akan digunakan, tergantung kepada data apa yang dibutuhkan. Apalagi bagi konselor di sekolah, semua data yang akan dicari tentu terkait dengan kepentingan pelayanan konseling. Bisa saja konselor mewawancarai orang tua siswa, siswa yang bersangkutan, atau mungkin juga wali kelas.
Jenis wawancara yang lain dikemukakan oleh Patton (1980:197) dalam Basrowi dan Suwandi (2002: 127-128), yaitu:
a.       Wawancara pembicaraan formal
Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. Hubungan pewawancara dengan yang diwawancarai adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis wawancara seperti ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok pertanyaan dalam wawancara, tetapi tidak harus dipertanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat tercakup seluruhnya. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya.
c.       Wawancara terbuka
Jenis wawancara ini adalah menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-kata dan cara penyajianpun sama untuk setiap responden. Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu untuk mengurangi variasi yang bisa terjadi antara seseorang yang diwawancarai dengan yang lainnya.


Jenis wawancara yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981: 169-170) dalam (Basrowi dan Suwandi: 2002: 128-130), yaitu:
a.       Wawancara oleh tim atau panel
Wawancara yang dilakukan oleh dua orang atau lebih terhadap seorang yang diwawancarai. Dipihak lain, seorang pewawancara dapat saja memperhadapkan dua orang atau lebih yang diwawancarai sekaligus yang dinamakan panel.
b.      Wawancara tertutup dan terbuka
Pada wawancara tertutup yang diwawancarai tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa mereka diwawancarai. Mereka tidak mengetahui tujuan wawancara. Berbeda dengan wawancara terbuka, dimana subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara.
c.       Wawancara riwayat secara lisan
Jenis ini adalah wawancara terhadap orang-orang yang pernah membuat sejarah atau yang membuat karya ilmiah, sosial, pembangunan, perdamaian, dan sebagainya. Maksud wawancara ini ialah untuk mengungkapkan riwayat hidup, pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, dan pergaulannya.
d.      Wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur
Dimana pewawancara  menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yanga akan diajukan. Wawancara tak terstruktur dimana pertanyaan yang diajukan tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Kelancaran proses wawancara akan dipengaruhi juga oleh sifat hubungan pribadi antara pewawancara dengan responden. Tugas pokok yang paling rawan adalah menanamkan kepercayaan dan menjalin kerjasama dengan responden. Berbicara dengan cara yang bersahabat mengenai hal-hal yang menarik responden, akan menumbuhkan rasa hormat responden kepada pewawancara.[2]

C.    Kebaikan dan Keterbatasan Wawancara
1.      Kebaikan
a.       Sifatnya fleksibel
b.      Memungkinkan penginterviu untuk mengamati “bagaimana” responden itu menjawab
c.       Metode ini dapat diterapkan kepada semua individu tanpa dibatasi oleh kemampuan membaca dan menulis
2.      Keterbatasan
a.       Karena sifatnya yang fleksibel dapat memberi peluang munculnya pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari tujuan semula.
b.      Kenyataan bahwa kesimpulan yang ditarik dari hasil interviu ini sering bersifat subyektif
c.       Menyita cukup banyak waktu dan tenaga
d.      Penginterviu yang kurang terampil akan mendapatkan data yang menyimpang (bias) dari keadaan yang sebenarnya.[3]

D.    Menyusun Pedoman Wawancara
Sebelum pelaksanaan interviu, terlebih dahulu perlu disiapkan suatu daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam interviu, atau sedikitnya suatu daftar yang memuat pokok-pokok materi yang akan ditanyakan dalam interviu, yang disebut pedoman interviu (interviu guide).
Sebagai ilustrasi dibawah ini disajikan suatu bentuk pedoman interviu, yang digunakan dalam interviu berstruktur.
Contoh:
PEDOMAN INTERVIU
            Hari/ tanggal   : .........................
Interviu ke       : .........................
Responden      : .........................
Kelas               : .........................
Tujuan             : Mengumpulkan data tentang faktor penyebab kesulitan belajar

No
Daftar Pertanyaan
Deskripsi Jawaban
1
Apakah anda merasa puas dengan program khusus yang anda ikuti sekarang?

2
Mata pelajaran apa saja yang anda senangi?

3
Mengapa anda menyenangi mata pelajaran tersebut?

4
Mata pelajaran apa saja yang kurang anda senangi?

5
Mengapa anda kurang menyenangi mata pelajaran tersebut?

6
Di dalam kelas apakah anda selalu mengikuti pelajaran dengan tekun?

7
Apakah semua pekerjaan rumah (PR) anda kerjakan di rumah?

8
Apakah anda mempunyai tempat belajar sendiri?

9
Bagaimana pengaturan ruang belajar anda?

10
Berapa jam rata-rata anda belajar di rumah setiap hari?


            Interpretasi hasil interviu:
            ..........................................................................................................................................
            ..........................................................................................................................................
                                                                                                Penginterviu,
                                                                                                .....................................................[4]



E.     Syarat Interviuwer
1.      Kemampuan dan keterampilan mewawancarai responden
2.      Kemampuan memahami dan menerima serta merekam hasil wawancara yang telah dilakukan
3.      Karakteristik sosial pewawancara
4.      Rasa percaya diri dan motivasi yang tinggi
5.      Rasa aman yang dimiliki.[5]

















PENUTUP
A.    Simpulan
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada sumber data, dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan pula.
Jika ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diajukan maka wawancara dapat dikategorikan atas tiga bentuk, yaitu: wawancara terencana-terstruktur, wawancara terencana-tidak terstruktur, dan wawancara bebas.
Dalam wawancara tentu mempunyai kebaiakan dan keterbatasan. Kebaikan wawancara yaitu: sifatnya fleksibel, memungkinkan penginterviu untuk mengamati “bagaimana” responden itu menjawab, metode ini dapat diterapkan kepada semua individu tanpa dibatasi oleh kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan keterbatasannya adalah: karena sifatnya yang fleksibel dapat memberi peluang munculnya pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari tujuan semula, kenyataan bahwa kesimpulan yang ditarik dari hasil interviu ini sering bersifat subyektif, menyita cukup banyak waktu dan tenaga, penginterviu yang kurang terampil akan mendapatkan data yang menyimpang (bias) dari keadaan yang sebenarnya.
Sebelum pelaksanaan interviu, terlebih dahulu perlu disiapkan suatu daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam interviu, atau sedikitnya suatu daftar yang memuat pokok-pokok materi yang akan ditanyakan dalam interviu, yang disebut pedoman interviu (interviu guide).
Syarat yang harus dimiliki Interviuwer adalah: kemampuan dan keterampilan mewawancarai responden, kemampuan memahami dan menerima serta merekam hasil wawancara yang telah dilakukan, karakteristik sosial pewawancara, rasa percaya diri dan motivasi yang tinggi, rasa aman yang dimiliki.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberi saran kepada pembaca, agar pembaca lebih dapat menguasai materi mengenai wawancara serta dapat menggunakannya sebagaimana mestinya.



DAFTAR PUSTAKA

Rafsel Tas’adi, Instrumentasi dalam Konseling, 2011, STAIN Batusangkar Press, Batusangkar
Wayan Nurkancana, Pemahaman Individu, 1993, Usaha Nasional, Surabaya



[1] Wayan Nurkancana, Pemahaman Individu (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal. 61-62
[2] Rafsel Tas’adi, Instrumentasi dalam Konseling (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2011), hal. 43-49
[3] Wayan Nurkancana, Pemahaman Individu, ... hal. 64-66
[4] Wayan Nurkancana, Pemahaman Individu, ... hal. 69-70
[5] Rafsel Tas’adi, Instrumentasi dalam Konseling, ... hal. 42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar