METODE OBSERVASI DAN DAFTAR CEK
A. Pengertian
Observasi dan Daftar Cek
1. Observasi
Istilah observasi berasal dari bahasa Latin yang
berarti ‘MELIHAT’ dan ‘MEMPERHATIKAN’. Istilah observasi diarahkan pada
kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi
seringkali menjadi bagian dalam penelitian dalam berbagai disiplin ilmu baik
ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, dapat berlangsung dalam konteks laboratorium
(eksperiental) maupun alamiah.
Observasi yang berarti mengamati bertujuan untuk
mendapat data tentang suatu masalah sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai
alat rechecking, atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh
sebelumnya.
Justru karena observasi selalu terlibat dalam proses
pengambilan data, observasi kadang dianggap dapat dilakukan oleh siapapun,
tidak perlu dibahas secara khusus. Karena kedapatannya dengan suasana kehidupan
sehari-hari (selama masih hidup, sadar maupun tidak, semua orang melakukan
observasi), observasi terkadang diangap sebagi metode yang kurang ilmiah.
Setiap individu dapat memiliki persepsi yang sangat berbeda mengenaisuatu
fenomena yang sama. Apa yang dilihat seseorang sangat tergantung pada minat,
bias-bias dan latar belakang mereka. Oleh karena itu, menurut Patton Bahwa
persepsi selektif pada manusia menyebabkan munculnya keragu-raguan terhadap
validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode pengumpulan data yang
ilmiah. Menanggapi keragu-raguan tersebut Patton mengingatkan bahwa persepsi
selektif yang mewarnai bias-bias dan minat pribadi tersebut sesungguhnya
terjadi pada kebanyakan orang awam yang memang tidak terlatih. Agar memberikan
data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus
dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan memadai, serta
telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
Sutrisno Hadi (1996) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari perbagai
proses biologis dan psikologis.
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak
dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Jadi, observasi adalah suatu cara pengumpulan data
dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode
tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu
yang diamati. Pengamatan langsung yang dimaksudkan disini dapat berupa kegiatan
melihat, mendengar atau kegiatan dengan alat indra lainnya.
2. Daftar
Cek
Daftar cek adalah suatu daftar yang memuat catatan
tentang sejumlah tingkah laku yang akan diobservasi. Selama periode observasi,
pengobservasi berpedoman sepenuhnya kepada daftar tersebut. Apabila seorang
siswa yang sedang diobservasi memperlihatkan gejala tertentu yang telah
terdapat dalam daftar, maka pengobservasi tinggal memberi tanda chek ( ) pada daftar tersebut.
B. Bentuk-bentuk
Observasi dan Daftar Cek
1. Bentuk-bentuk
Observasi
a.
Berdasarkan situasi yang diobservasi
1) Observasi
terhadap situasi bebas (free situation)
Observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara
wajar, tanpa adanya campur tangan dari pengobservasi.
2) Observasi
terhadap situasi yang dimanipulasikan (manipulated situation)
Suatu situasi yang telah dirancang oleh pengobservasi dengan
menambahkan satu atau lebih variabel
3) Observasi
terhadap situasi yang setengah terkontrol (partially controlled)
Merupakan kombinasi dari observasi terhadap situasi bebas (free
situation) dan observasi terhadap situasi yang dimanipulasikan (manipulated
situation)
b.
Berdasarkan keterlibatan pengobservasi
1) Observasi
partisipan
Observasi partisipatif ini, peneliti terlibat langsung dengan
kegiatan sehari-hari dengan orang yang diamati.
2) Observasi
non partisipan
Dalam observasi ini, peneliti hanya sebagai pengamat independen
dan tidak terlibat langsung dengan obyek yang diamati
3) Observasi
quasi partisipasi
Sebahagian waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut
melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebahagian waktu lainnya
ia terlepas dari kegiatan tersebut.
c.
Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi
1) Observasi
Partisipatif
Observasi partisipatif adalah peneliti mengamati apa
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam
aktivitas yang diteliti (Susan Stainback:1998)
Observasi Partisipatif, yang terbagi menjadi:
a) Partisipasi
Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
b) Partisipasi
Moderat :Peneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan
saja, tidak semua kegiatan.
c) Partisipasi
Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum
sepenuhnya lengkap
d) Partisipasi
Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber
2) Observasi
Terus Terang dan Tersamar
Peneliti berterus terang kepada nara sumber bahwa ia sedang
melakukan penelitian. Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar
dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.
3) Observasi
berstruktur
Apabila aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah
dimuat dalam suatu daftar yang telah disusun secara sisteatik.
4) Observasi
tak Terstruktur
Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum
jelas. Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur
dengan menggunakan pedoman observasi
2. Bentuk-bentuk
Daftar Cek
C. Kelebihan
dan Keterbatasannya Masing-masing
1. Observasi
a. Kelebihan
1) Pengamatan
langsung atas perilaku memungkinkan peneliti untuk merekam perilaku sebagaimana
adanya.
2) Peneliti
memperoleh data dari tangan pertama.
3) Dapat
melengkapi dan memferifikasi hasil wawancara.
4) Dapat
memahami situasi yang rumit.
5) Dapat
menghasilkan data yang tidak mungkin diperoleh dengan metode lainnya.
6) Dapat
diterapkan secara luas dalam ilmu-ilmu pengetahuan sosial.
7) Informasi
yang didapatkan lebih mendalam bila dibandingkan dengan metode penelitian lain.
8) Lebih
sedikit tuntutan bagi subjek yang diteliti.
9) Memungkinkan
pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala.
10) Tidak
tergantung pada self report.
b. Kekurangan
1)
Tidak sempurnanya organ-organ penginderaan manusia.
2)
Persepsi selektif. Orang cenderung memilih satu hal
sebagai pusat pengamatan sehingga hal lain luput dari pengamatan.
3)
Indra kurang bisa membuat perbandingan karena indra
cenderung menyesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu.
4)
Indra tidak bekerja bebas dari pengalaman masa lalu.
5)
Proses pengamatan dapat berpengaruh terhadap
gejala-gejala yang diamati. Subjek memanupulasi diri dihadapan pengamat.
6)
Dibutuhkan pengetahuan yang lebih tentang persoalan
pokok yang diamati dan pengalaman yang memadai.
7)
Banyak kejadian yang tidak dapat diungkap dengan
observasi langsung, misalnya kehidupan pribadi yang sangat rahasia.
8)
Timulnya kejadian tidak selalu dapar diramalkan
sehingga observer dapat hadir untuk mengamati kejadian tersebut.
9)
Tugas observasi dapat terganggu pada waktu ada
peristiwa yang tidak terduga, misalnya cuaca.
10) Terbatasi
oleh berlangsungnya kejadian yang diamati.
2. Daftar
Cek
a. Kelebihan
1) Metode
ini dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan mengikuti
petunjuk-petunjuk yang ditetapkan.
2) Pelaksanaan
inventori lebih lanjut dapat menimbulkan self kritis pada siswa yang mengisi
inventori tersebut.
3) Metode
inventori merupakan metode pengumpulan data yang cukup efektif, sebab dapat
menjaring data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat.
b. Kekurangan
1)
Para siswa hanya memberikan respon dalam bentuk
verbal saja.
2)
Pemgumpulan data terpaksa hanya tergantung kepada
kejujuran dan keiklasan para siswa.
3)
Seringkali subyek tidak memberikan jawaban yang benar
karena adanya beberapa alasan.
D. Variabel
yang Cocok di Ukur dengan Observasi dan Daftar Cek
1. Variabel
yang Cocok di Ukur dengan Observasi
Aspek tingkah laku yang cocok dievaluasi dengan
metode observasi adalah temperamen, karakter, penyesuaian, sikap dan minat.
Inteligensi, bakat dan hasil belajar dapat pula dievaluasi dengan metode
observasi, tetapi pelaksanaannya sangat sulit dan kurang efektif. Untuk ketiga
aspek yang disebutkan terakhir ini lebih tepat dievaluasi dengan metode tes.
Dalam mengevaluasi penyesuaian sosial dapat dilakukan
observasi tentang hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam
situasi manakah siswa-siswa itu bermain sendiri bersama dengan teman-temannya?
b. Dalam
bermain bersama apakah ia sebagai pemimpin atau pengikut?
c. Apakah
ia bertengkar dengan siswa-siswa lain?
Untuk
mengevaluasi penyesuaian personal dapat dilakukan observasi terhadap hal-hal
sebagai berikut:
a. Apakah
ia sering frustasi?
b. Apakah
ia pemarah?
2. Variabel
yang Cocok di Ukur dengan Daftar Cek
a. Kesehatan
b. Keadaan
Penghidupan
c. Rekreasi
dan Hobi
d. Kehidupan
Keluarga
e. Agama
dan Moral
f. Kehidupan
Sosial dan Keaktifan Berorganisasi
g. Hubungan
Pribadi
h. Muda-Mudi
i.
Penyesuaian Terhadap Sekolah
j.
Masa Depan dan Cita-cita Pendidikan Jabatan
E. Merancang
Pedoman Observasi
1. Materi
Observasi
Persoalan tentang materi observasi sama sekali tidak
dapat dilepaskan dari scope dan tujuan penelitian yang hendak diselenggarakan.
Adalah perlu sekali observer memusatkan perhatiannya pada apa yang sudah
dikerangkakan dalam pedoman observasi (observation guide) dan tidak terlalu
insidental dalam observasi-observasinya.
Sungguhpun observer pertisipan mengikuti dan turut
serta dalam kegiatan-kegiatan observee, namun masih perlu dibedakan mana
persoalan yang penting dan tidak penting.
2. Waktu
dan Bentuk Pencatatan
Masalah kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan
adalah masalah yang pelik dan penting bagi observasi partisipan. Sudah dapat
dipastikan bahwa pencacatan dengan segera terhadap kejadian-kejadian dalam
situasi interaksi adalah yang terbaik.
Pencatatan on the spot, akan mencegah pemalsuan
ingatan karena terbatasnya ingatan. Sungguh pun begitu ada saat dimana
pencatatan on the spot tidak dapat dilakukan, misalnya ketika situasi yang
normal terganggu, ketika timbul rasa curiga pada observee, dan ketika observer
kesulitan karena harus mencegah perhatiaannya untuk parisipasi, mengobservasi,
dan mencatat secara bersama-sama.
Jika pencatatan on the spot tidak dilakukan, sedang
kelangsungan situasi cukup lama, maka perlu dijalankan pencatatan dengan
kata-kata kunci. Akan tetapi, pencatatan semacam ini pun harus dilakukan dengan
cara-cara yang tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan kecurigaan.
Pencatatan dapat dilakukan misalnya pada kertas-kertas kecil atau pada kertas
apapu yang kelihatannya tidak berarti.
Tiap-tiap pencatatan dapat mengambil dua bentuk:
a.
Bentuk Kronologis, menurut urut-urutan kejadiannya.
b.
Bentuk sistematik, yaitu memasukkan tiap-tiap
kejadian dalam kategori-kategorinya masing-masing tanpa memperhatikan urutan
kejadiannya.
F. Merancang
Daftar Cek Masalah
1.
Konselor menyiapkan bahan sesuai dengan jumlah siswa
2.
Konselor benar-benar menguasai petunjuk cara
mengerjakan
G. Persyaratan
Observer yang Baik
Observasi
memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada
pembuktian, dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
Dengan berada dalam situasi lapangan yang nyata, kecenderungan untuk
dipengaruhi berbagai konseptualis (yang ada sebelumnya) tentang topic yang
diamati akan berkurang.
Mengingat
individu yang telah sepenuhnya terlibat dalam konteks hidupnya seringkali
mengalami kesulitan merefleksikan pemikiran mereka tentang pengalamannya,
observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh pertisipan atau
subjek peneliti sendiri kurang disadari.
Observasi
memungkinkan penelitian memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai
sebab tidak diungkap oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
Jawaban
terhadap pertanyaan akan diwarnai oleh persepsi selektif individu yang
diwawancara. Berbeda dengan wawancara, observasi memungkinkan peneliti bergerak
lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau
pihak-pihak lain.
Observasi
memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap introspektif terhadap penelitian
yang dilakukannya. Impresi dan perasaan pengamat akan menjadi bagian dari data
yang pada gilirannya dapat dimafaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
PENUTUP
A. Simpulan
observasi
adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan
secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Pengamatan langsung
yang dimaksudkan disini dapat berupa kegiatan melihat, mendengar atau kegiatan
dengan alat indra lainnya.
Daftar
cek adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah laku yang
akan diobservasi. Selama periode observasi, pengobservasi berpedoman sepenuhnya
kepada daftar tersebut. Apabila seorang siswa yang sedang diobservasi
memperlihatkan gejala tertentu yang telah terdapat dalam daftar, maka
pengobservasi tinggal memberi tanda chek (
) pada daftar tersebut.
Jenis observasi disebut juga observasi
sistematis. Bentuk catatan yang sistematis ini ada dua jenis yaitu: daftar chek
(check list) dan skala bertingkat (rating scale)
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, penulis memberi saran kepada pembaca, agar pembaca lebih
dapat menguasai metode observasi dan daftar check serta dapat menggunakannya
sebagaimana mestinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Wayan Nurkencana, Pemahaman Individu, 1993,
Usaha Nasional, Surabaya
Soehartono, Irawan. Dr., Metode Penelitian Sosial, 1995, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung
http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer/
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2177038-macam-macam-variabel-penelitian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar