R1554 SKH

Minggu, 15 Juni 2014

INTERAKSI SOSIAL


BAB II
PEMBAHASAN
INTERAKSI SOSIAL

A.    Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Pengertian interaksi sosial menurut para ahli:
a.       Homans (dalam Ali, 2004: 87)
Sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
b.      Shaw
Suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
c.       Thibaut dan Kelley
Peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain.
d.      Binner
Suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
e.       Young
Kontak timbal balik antara dua orang atau lebih.
f.       Psikologi Tingkah Laku (Behavioristic Psychology)
Perangsangan pereaksian antara kedua belah pihak individu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.[1]

B.     Pola Interaksi Sosial
1.      Pola interaksi asosiatif
proses-proses yang mendorong dicapainya akomodasi, kerjasama dan asimilasi, yang pada giliran selanjutnya menciptakan keteraturan sosial.
Empat bentuk proses asosiatif:
a)      Kerjasama (koperasi)
Kerjasama timbul ketika orang-orang menyadari adanya kepentingan yang sama pada saat bersamaan, dan mempunyai pengertian bahwa kepentingan yang sama tersebut dapat lebih mudah dicapai apabila dilakukan bersama-sama.
b)      Akomodasi
Proses atau keadaan. Sebagai proses, akomodasi merupakan upaya-upaya menghindarkan, meredakan atau mengakhiri konflik atau pertikaian, sebagai keadaan.
c)      Asimilasi
Proses sosial tingkat lanjut yang ditandai oleh adanya upaya-upaya mengurangi perbedaan serta mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses-proses mental diantara orang-perorangan atau kelompok-kelompok dengan memperhatikan kepentingan atau tujuan bersama.



d)     Akulturasi
Suatu keadaan dimana unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

2.      Pala interaksi disosiatif
proses-proses yang mengarah kepada terciptanya bentuk-bentuk hubungan sosial yang berupa persaingan (kompetisi), kontravensi ataupun konflik (pertikaian), yang pada giliran berikutnya menghambat terjadinya keteraturan sosial.
Tiga bentuk proses disosiatif:
a.       Persaingan (kompetisi)
Suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok saling memperebutkan sesuatu yang menjadi pusat perhatian dengan cara berusaha menarik perhatian atau mempertajam prasangka, tanpa disertai dengan tindakan kekerasan ataupu ancaman, melainkan dengan peningkatan mutu atau kualitas diri.
b.      Konflik (pertikaian)
Proses sosial seperti halnya kompetisi atau persaingan, hanya bedanya pada pertikaian  disertai dengan ancaman atau tindak kekerasan, baik fisik maupun nonfisik.
c.       Kontroversi
Suatu proses komunikasi antarmanusia, dimana antara pihak yang satu dengan pihak yang lain sudah terdapat benih ketidaksesuaian, namun diantara pihak-pihak yang terlibat itu saling menyembunyikan sikap ketidaksesuaiannya.[2]

C.    Faktor-faktor Interaksi Sosial
1.      Imitasi: tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.
2.      Sugesti: pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengruh atau pandangan itu dan akan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang.
3.      Identifikasi: kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola (kata idol berarti sosok yang dipuja)
4.      Simpati: suatu proses dimana seseorag merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari atau didorong oleh keinginan-keinginan untuk memahami pihak lain untuk memahami perasaannya ataupun bekerjasama dengannya.
5.      Motivasi: merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan itu secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggungjawab.
6.      Empati: proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain. Baik suka maupun duka.[3]

D.    Contoh-contoh Interaksi Sosial
1.      Individu dengan individu
·         Ayah dengan anaknya
·         Siswa dengan siswa
·         Dokter dengan pasien
·         Pelayan restoran dengan pelanggannya
·         Seorang siswa dengan gurunya
·         Polisi dengan sang tersangka
·         Penjual dengan pembelinya

2.      Individu dengan kelompok
·         Pengkotbah dengan umat-umat gerejanya
·         Guru dengan semua siswanya yang berada dikelas
·         Ustad dengan pengikut-pengikutnya
·         Presiden dengan rakyatnya
·         Jendral dengan pasukannya
·         Pemimpin kelompok dengan anggotanya
·         Kepala bangunan dengan pekerjanya.[4]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar