R1554 SKH

Minggu, 15 Juni 2014

PERANAN UMPAN BALIK DALAM KAP


PERANAN UMPAN BALIK DALAM KAP

A.    Pengertian Umpan Balik
Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan yang harmonis antarsesama. Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat ditelaah berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan balik. Kelima unsur yang merupakan hasil kajian Harold Laswell ini saling berkaitan dan mempengaruhi. Di antara kelima unsur ini, umpan balik merupakan unsur yang paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi.[1]
Komunikasi antarpribadi dikatakan sukses apabila komunikator dan komunikan berpartisipasi melalui pengiriman pesan verbal maupun nonverbal. Setiap tindakan komunikasi termasuk komunikasi antarpribadi selalu ditandai umpan balik. Umpan balik antarpribadi selalu mengacu pada respons verbal maupun nonverbal[2].
Umpan balik (feedback) adalah dua kata jadian / bentukan dalam bahasa Inggris yang terdiri dari kata feed (artinya: memberi makan) dan back (artinya: kembali). Arti harfiah kata ini adalah “memberi makan kembali”, tapi makna yang sebenarnya adalah “memberi masukan kembali”.
Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Jadi, umpan balik (feedback) merupakan satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan bila dianalogikan lagi dengan seorang siswa-dia naik kelas atau tidak-maka, umpan balik adalah sebagai nilai raportnya.

B.     Bentuk-bentuk Umpan Balik
Dalam Komunikasi antarpribadi, terdapat bentuk-bentuk dari umpan balik, diantaranya adalah:
1.      Umpanbalik Eksternal ( External Feedback )      
Umpanbalik dengan cara verbal dan non verbal merupakan umpan balik yang disampaikan oleh atau datang dari komunikan atau timbul dari luar diri komunikator.
2.      Umpanbalik Internal ( Internal Feedback)           
Umpan balik yang timbul dari diri kita sendiri. Misalnya kalau kita sedang bercakap-cakap atau berpidato merasa berucap salah, maka segera memperbaikinya. Komunikator yang baik adalah selalu memperhatikan umpanbalik dan segera mengubahnya apabila komunikan memberi umpanbalik negatif.
3.      Umpanbalik Langsung / Umpanbalik Seketika ( Immediate Feedback )
Dalam komunikasi antarpersonal, karena sifatnya tatapmuka tanggapan komunikan dapat segera diketahui. Umpanbalik seperti ini bersifat langsung dan disebut umpanbalik seketika. Komunikator perlu bersikap tanggap terhadap komunikan agar komunikasi dapat dijaga keberhasilannya karena umpanbalik berlangsung pada saat komunikator menyempaikan pesan.
4.      Umpanbalik Tertunda ( Delayed Feedback )       
Dalam komunikasi bermedia, komunikator mengetahui tanggapan komunikan setelah komunikasi selesai. Adakalanya umpanbalik ini harus diciptakan mekanismenya.
5.      Umpan balik Verbal
Dalam komunikasi kelompok kecil seperti seminar, ceramah, kuliah dll, umpanbalik yang diperlukan oleh komunikator adalah bersifat verbal karena komunikasinya ditujukan pada kognisi komunikan ( proses pengenalan dan penafsiran lingkungan seseorang). Jadi permasalahannya mengerti atau tidak, setuju atau tidak yang semuanya harus dinyatakan dengan kata-kata.Situasi ini, berbeda dengan komunikasi kelompok besar misalnya rapat akbar. Komunikasi yang ditujukan pada afeksi ( perasaan dan emosi ) komunikan kepada perasaannya bukan pada otaknya. Pada saat itu sering timbul kohesi / kepaduan perasaan yang sering mengakibatkan terjadinya contagion mentale ( wabah mental ). Contuh apabila seseorang meneriakkan kata ” hidup bapak pembanguan ” maka hadirin akan meneriakkan serempak. Kominukator akan mengetahui umpanbalik dengan mengkaji perilaku komunikan dalam melampiaskan perasannya.
6.      Inferential Feedback
Umpanbalik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri oleh komunikator. Meskipun secara tidak langsung, akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
7.      Zero Feedback
Komunikasi yang disampaika oleh komunikator dan komunikan menyampaikan umpanbalik yang tidak dipahami komunikator.
8.      Positive Feedback
Artinya dengan adanya penerimaan pesan yang disampaikan dan respon yang menyenangkan.
9.      Negative Feedback
Artinya komunikasi yang disampaikan mendapat tantangan yang tidak menyenangkan dari komunikan.[3]

C.    Hambatan dalam Menerima Umpan Balik
Setiap komunikasi yang dijalankan juga tak selamanya lancar dan mulus. Terkadang kita menemukan hambatan dalam komunikasi. Banyak hal yang bisa menjadi hambatan dalam komunikasi, diantaranya sebagai berikut:
1.      Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2.      Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya cuaca dapat mengganggu alat komunikasi.
3.      Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4.      Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.[4]




Daftar Pustaka

            Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi. PT Cipta Aditya Bakti. 1997. Bandung   
http://diyaspradana.blogspot.com/2011/03/ruanglingkup-umpan-balik.html
               


[2] Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi (Bandung: PT. Cipta Aditya Bakti, 1997), hal. 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar