PERANAN
UMPAN BALIK DALAM KAP
A. Pengertian Umpan Balik
Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan
menciptakan hubungan yang harmonis antarsesama. Keberhasilan komunikasi ini
bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat ditelaah berdasarkan unrsur-unsur
yang ada di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan
balik. Kelima unsur yang merupakan hasil kajian Harold Laswell ini saling
berkaitan dan mempengaruhi. Di antara kelima unsur ini, umpan balik merupakan
unsur yang paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi.[1]
Komunikasi
antarpribadi dikatakan sukses apabila komunikator dan komunikan berpartisipasi
melalui pengiriman pesan verbal maupun nonverbal. Setiap tindakan komunikasi termasuk
komunikasi antarpribadi selalu ditandai umpan balik. Umpan balik antarpribadi
selalu mengacu pada respons verbal maupun nonverbal[2].
Umpan balik (feedback) adalah
dua kata jadian / bentukan dalam bahasa Inggris yang terdiri dari kata feed (artinya:
memberi makan) dan back (artinya: kembali). Arti harfiah kata
ini adalah “memberi makan kembali”, tapi makna yang sebenarnya adalah “memberi
masukan kembali”.
Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi
memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi
yang dilakukannya. Jadi, umpan balik (feedback) merupakan satu-satunya elemen
yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau
gagal. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh
umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan bila dianalogikan lagi dengan seorang
siswa-dia naik kelas atau tidak-maka, umpan balik adalah sebagai nilai
raportnya.
B. Bentuk-bentuk Umpan Balik
Dalam Komunikasi
antarpribadi, terdapat bentuk-bentuk dari umpan balik, diantaranya adalah:
1. Umpanbalik
Eksternal ( External Feedback )
Umpanbalik dengan cara verbal dan non verbal merupakan umpan balik yang disampaikan oleh atau datang dari komunikan atau timbul dari luar diri komunikator.
Umpanbalik dengan cara verbal dan non verbal merupakan umpan balik yang disampaikan oleh atau datang dari komunikan atau timbul dari luar diri komunikator.
2. Umpanbalik
Internal ( Internal Feedback)
Umpan balik yang timbul dari diri kita sendiri. Misalnya kalau kita sedang bercakap-cakap atau berpidato merasa berucap salah, maka segera memperbaikinya. Komunikator yang baik adalah selalu memperhatikan umpanbalik dan segera mengubahnya apabila komunikan memberi umpanbalik negatif.
Umpan balik yang timbul dari diri kita sendiri. Misalnya kalau kita sedang bercakap-cakap atau berpidato merasa berucap salah, maka segera memperbaikinya. Komunikator yang baik adalah selalu memperhatikan umpanbalik dan segera mengubahnya apabila komunikan memberi umpanbalik negatif.
3. Umpanbalik
Langsung / Umpanbalik Seketika ( Immediate Feedback )
Dalam komunikasi antarpersonal, karena sifatnya tatapmuka tanggapan komunikan dapat segera diketahui. Umpanbalik seperti ini bersifat langsung dan disebut umpanbalik seketika. Komunikator perlu bersikap tanggap terhadap komunikan agar komunikasi dapat dijaga keberhasilannya karena umpanbalik berlangsung pada saat komunikator menyempaikan pesan.
Dalam komunikasi antarpersonal, karena sifatnya tatapmuka tanggapan komunikan dapat segera diketahui. Umpanbalik seperti ini bersifat langsung dan disebut umpanbalik seketika. Komunikator perlu bersikap tanggap terhadap komunikan agar komunikasi dapat dijaga keberhasilannya karena umpanbalik berlangsung pada saat komunikator menyempaikan pesan.
4. Umpanbalik
Tertunda ( Delayed Feedback )
Dalam komunikasi bermedia, komunikator mengetahui tanggapan komunikan setelah komunikasi selesai. Adakalanya umpanbalik ini harus diciptakan mekanismenya.
Dalam komunikasi bermedia, komunikator mengetahui tanggapan komunikan setelah komunikasi selesai. Adakalanya umpanbalik ini harus diciptakan mekanismenya.
5. Umpan
balik Verbal
Dalam komunikasi
kelompok kecil seperti seminar, ceramah, kuliah dll, umpanbalik yang diperlukan
oleh komunikator adalah bersifat verbal karena komunikasinya ditujukan pada
kognisi komunikan ( proses pengenalan dan penafsiran lingkungan seseorang).
Jadi permasalahannya mengerti atau tidak, setuju atau tidak yang semuanya harus
dinyatakan dengan kata-kata.Situasi ini, berbeda dengan komunikasi kelompok
besar misalnya rapat akbar. Komunikasi yang ditujukan pada afeksi ( perasaan
dan emosi ) komunikan kepada perasaannya bukan pada otaknya. Pada saat itu
sering timbul kohesi / kepaduan perasaan yang sering mengakibatkan terjadinya
contagion mentale ( wabah mental ). Contuh apabila seseorang meneriakkan kata ”
hidup bapak pembanguan ” maka hadirin akan meneriakkan serempak. Kominukator akan
mengetahui umpanbalik dengan mengkaji perilaku komunikan dalam melampiaskan
perasannya.
6. Inferential
Feedback
Umpanbalik yang
diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri oleh komunikator. Meskipun
secara tidak langsung, akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
7. Zero
Feedback
Komunikasi yang
disampaika oleh komunikator dan komunikan menyampaikan umpanbalik yang tidak
dipahami komunikator.
8. Positive
Feedback
Artinya dengan adanya
penerimaan pesan yang disampaikan dan respon yang menyenangkan.
9. Negative
Feedback
Artinya komunikasi yang
disampaikan mendapat tantangan yang tidak menyenangkan dari komunikan.[3]
C. Hambatan dalam Menerima Umpan Balik
Setiap komunikasi yang dijalankan juga tak selamanya
lancar dan mulus. Terkadang kita menemukan hambatan dalam komunikasi. Banyak
hal yang bisa menjadi hambatan dalam komunikasi, diantaranya sebagai berikut:
1. Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi
karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari
satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. Hambatan media, adalah hambatan yang
terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan
aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.Hambatan dalam bahasa
sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima. Hambatan dari
penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan
pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat
waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2.
Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat
mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya cuaca dapat mengganggu alat
komunikasi.
3.
Hambatan Semantik.
Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4.
Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan
sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.[4]
Daftar Pustaka
Liliweri,
Alo. Komunikasi Antarpribadi. PT Cipta Aditya Bakti. 1997. Bandung
http://diyaspradana.blogspot.com/2011/03/ruanglingkup-umpan-balik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar