R1554 SKH

Minggu, 15 Juni 2014

STRES YANG TAK TERKENDALI MEMICU TERJADINYA BUNUH DIRI


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini. Salawat beserta salam selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. yang mana beliau telah berhasil membawa manusia keperadaban yang terbaik dimata manusia dihadapan Allah SWT.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Desmita, M.Si.yang telah memberikan arahan kepada penulis mengenai pembuatan tugas ini, sehingga penulis bisa menyelesaikannya. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan tugas ini.
            Dalam artikel ini, penulis akan menguraikanketerkaitan antara stres yang memicu seseorang untuk melakukan bunuh diri yang penulis ambil dari berbagai sumber yang telah dibaca. Artikel ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari, penulis berharap artikel ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
            Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula artikel ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap penulis nantikan dan penulis harapkan demi kesempurnaan artikel ini.


Batusangkar, Juni 2014        
Penulis


RISSA YULIANA                                        






DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A.  Latar Belakang Penulisan...................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah................................................................................................. 3
C.  Tujuan Penulisan................................................................................................... 3
D.  Manfaat Penulisan................................................................................................. 4
E.   Ruang Lingkup Masalah....................................................................................... 4
PEMBAHASAN...................................................................................................... 5
A.  Pengertian Stres..................................................................................................... 5
B.  Ciri-ciri Stres......................................................................................................... 6
C.  Faktor Penyebab Stres........................................................................................... 6
D.  Hubungan Stres pada Manusia.............................................................................. 8
E.   Solusi Mengatasi Stres.......................................................................................... 9
F.   Pengertian Bunuh Diri........................................................................................... 9
G.  Tipe-tipe Bunuh Diri............................................................................................. 10
H.  Faktor Penyebab Bunuh Diri................................................................................. 11
I.     Ciri-ciri Orang yang Akan Bunuh Diri.................................................................. 11
J.     Pandangan Islam tentang Bunuh Diri................................................................... 12
K.  Upaya Mengatasi Bunuh Diri................................................................................ 13
L.   Keterkaitan Stres dengan Bunuh Diri................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................ 16
A.  SIMPULAN.......................................................................................................... 16
B.  SARAN................................................................................................................. 16
DAFTAR KEPUSTAKAAN




PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penulisan
Sering kita dengar dan lihat di berbagai media massa maupun elektronik akan banyaknya yang melakukan bunuh diri. Ada yang bunuh diri dengan terjun dari gedung yang tinggi, menjerat lehernya dengan seutas tali, meminum racun bahkan melakukan bom bunuh diri. Bunuh diri adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan nyawa sendiri dan berdosa karena telah mendahului takdir, pelaku bunuh diri juga sebagai tanda bahwa ia adalah orang yang putus asa. Bunuh diri yang dewasa ini sangat memprihatinkan. Tindakan bunuh diri yang dilakukan dapat mencerminkan bahwa lingkungan sosialnya kurang peka terhadap keadaan di sekeliling. Dengan demikian, tindakan bunuh diri semestinya dapat dicegah seandainya lingkungan sosialnya peka dan membantu orang yang sedang menghadapi masalah. Mengapa orang memilih bunuh diri? Secara umum, stres muncul karena kegagalan beradaptasi. Ini dapat terjadi di lingkungan pekerjaan, keluarga, sekolah, pergaulan dalam masyarakat dan sebagainya. Demikian pula bila seseorang merasa terisolasi, kehilangan hubungan atau terputusnya hubungan dengan orang yang disayangi. Padahal hubungan interpersonal merupakan sifat alami manusia.
Akhir-akhir ini, kasus bunuh diri marak terjadi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, sehingga menggemparkan Batusangkar dan Batusangkar di anggap menjadi kota yang menakutkan oleh sebagian kalangan. Peristiwa bunuh diri tersebut di awali oleh Resy Novita Angelia (15 th) salah satu siswa SLTP di Batusangkar  akhir hidup secara tragis dengan jalan mengantung diri dikamarnya sendiri di Asam Kapeh Jorong Malano Ponco Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum.      
      Peristiwa tragis dan memilukan itu baru diketahui sekitar jam 19.00 wib oleh orang tua Resy yang baru kembali berdagang di Pasar Batusangkar dan disaat pulang itu orang tuanya  Nismatul Husnah (48 th) merasa terkejut karena lampu tidak hidup dan tidak seperti biasanya dan  pintu muka masih terkunci.      
     Kemudian setelah masuk lewat pintu samping, nismatul husnah merasa terkejut  setelah dia meghidupkan lampu, melihat anaknya dalam kondisi tergantung dengan tali gorden dipintu kamar. Sehingga kejadian itupun dilaporkan kepada tetangga sebelah dan akhirnya tetanggapun berdatangan melihat kondisi korban yang tewas tergantung dan kemudian mereka menurunkan jenazah yang sudah tergantung tersebut diletakan diruangan tengah rumah Nismatul Husnah.   
    Kejadian itupun akhirnya disampaikan kepada Polsek Lima Kaum dan kemudian Kapolsek Lima Kaum yang dipimpin oleh Iptu Ipka Mahendra Syahrial langsung mendatangi olah TKP bersama Pimpinan Puskesmas Lima Kaum Dr Fitri Adona dan dari pemeriksaan yang dilakukan Pimpinan Puskesmas itu,tidak ada tanda tanda penganiayaan dan diperkirakan korban tewas antara jam 16.00 sampai jam 17.00 wib. Dan Resy Novita Anjela   merupakan anak tunggal dari Nismatul Husnah dan sejak kecil, kedua orang tuanya sudah bercerai dan dia tinggal bersama ibunyanya di Asam Kapeh Jorong Malano dan rumah yang ditempati tersebut cukup elit.
Meninggalnya Resy Novita Angelia secara tragis mengantung diri sangat mengejutkan tetangga,maupun kawan kawan Resy termasuk kepala Sekolah SLTP Edison karena mereka tidak menyangka, bahwa resy akan mengakhiri hidupnya secara tragis.    
   Dalam lingkungan tetangganya ujar Dt Rajo Ameh, Resy termasuk anak baik dan selalu penyapa bahkan tidak itu saja setiap ada kegiatan keagamaan resy selalu jadi bendahara dipercaya oleh pengurus mesjid dan remaja mesjid bahkan dia juga mau pergi minta sumbangan ke pasar bersama-sama dengan tetangganya namun karena kesibukan mamanya, Resy sering dirumah dan dia melihat kawan kawannya banyak datang berlajar kerumahnya. Dan tidak menduga sedikitpun akan berbuat senekat itu.        Pengakuan yang sama juga disampaikan Devi dan berapa orang kawannya yang ikut takziah secara bersama-sama mereka kemaren masih bercengkerama dengan resy disekolah dan tidak ada sedikitpun tanda tanda kawannya berbuat nekad dan sedikitpun mereka tidak menyangka bahwa resyi berbuat demikian ujarnya dengan nada sedih merasa kehilangan kawan yang sangat baik tersebut.
    Sementara itu Kepala Sekolah SLTP Batusangkar Edison MPd mengakui Resy termasuk anak pintar dan masuk sepuluh besar disekolahnya, bahkan waktu saya mengajar bahasa inggris di Kelas VIII, bahasa inggrisnya sangat bagus dibandingkan dengan kawan kawannya lain dan prilakunya juga demikian dan karena itulah kita tidak menduga resy berbuat demikian, namun kita memberi kesempatan kepada kawan kawan untuk takziah dan mengantarkan jenazah ketempat peristrahan terakhir direncanakan dipekuburan keluarga di Bukittinggi dengan menyediakan berapa buah kendaraan dan anak anak tidak pergi dengan kendaraan bermotor termasuk guru-guru resy ikut melawat dirumah duka dan sebelum jenazah resy dimakamkan di Kapau Bukittinggi, Jenazah Resy di shalatkan di Mesjid Ihsan batusangkar.         
    Sementara itu Kapolres Tanahdata AKBP Nina Febri Linda didampingi Kapolsek Lima Kaum Iptu Oka Mahendra yang ikut hadir dirumah duka merasa terkejut dengan peristiwa bunuh diri tersebut dan minggu ini sudah tiga orang yang mengakhiri bunuh diri di wilayah resort Tanahdatar dan sebelumnya Resna Natasya (20) di Kubang Landai Nagari Saruaso dan terakhir Leli Marlina (25)  pekerjaan rumah tangga, juga nekad mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama, Ia ditemukan tewas tergantung di dapur rumahnya, dengan seutas tali nilon dan  peristiwa sangat  menggegerkan masyaraskat setempat,  dan kejadian tersebut  hendaknya juga menjadi catatan bagi keluarga dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tidak berbuat nekat seperti itu imbaunya.[1]
Dari beberapa kasus bunuh diri  yang telah terjadi, stres merupakan salah satu pemicu terjadinya bunuh diri, dikarenakan pelaku tidak kuat menanggung beban permasalahan yang menimpa. Karena terus menerus mendapat tekanan, masalah yang menumpuk dan pada puncaknya memicu keinginan bunuh diri.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam artikel ini akan membahas tentang bagaimana stres dapat memicu terjadinya bunuh diri.

C.    Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan artikel ini untuk memenuhi tugas dari dosen Dra. Desmita, M.Si. dan adapun secara khusus yaitu :
1.      Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman penulis dan pembaca mengenai Stres yang memicu terjadinya bunuh diri.
2.      Untuk memberikan serta menambah informasi dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan artikel ini diarahkan kepada dua, yaitu kegunaan teoritis dan praktis:
1.      Teoritis yaitu untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan stres yang memicu terjadinya bunuh diri.
2.      Praktis yaitu dapat digunakan oleh penulis dan pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang stres yang memicu terjadinya bunuh diri.

E.     Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah dari pembahasan artikel ini, yaitu:
1.      Apakah pengertian Stres?
2.      Apasajakah ciri-ciri dari stres tersebut?
3.      Apasajakah faktor penyebab seseorang mengalami stres?
4.      Bagaimana hubungan stres pada manusia?
5.      Apasajakah solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi stres?
6.      Apakah pengertian bunuh diri?
7.      Apasajakah tipe-tipe bunuh diri tersebut?
8.      Apasajakah faktor penyebab seseorang bunuh diri?
9.      Apasajakah ciri-ciri orang yang akan bunuh diri?
10.  Bagaimana pandangan islam tentang bunuh diri?
11.  Seperti apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi bunuh diri?
12.  Seperti apakah keterkaitan bunuh diri dengan stres?






PEMBAHASAN

A.    Pengertian Stres
Stres merupakan bentuk ketegangan fisik seseorang dengan beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga suatu perbuatan menjadi kurang terkontrol secara sehat.
Richard Lazarus mendefinisikan stres adalah “interaksi antara individu dengan lingkungannya yang dinilai oleh individu bersangkutan sebagai sesuatu yang membebani  atau melampaui kemampuan yang dimiliki serta mengancam kesejahteraan dirinya.[2]
Menurut Selye (dalam Khaidir), mendefinisikan “stres merujuk pada suatu reaksi yang komplek dari pihak organisme terhadap pengaruh atau dampak non spesifik dari lingkungan.[3]
Sedangkan Peter Tyler (dalam Namora), mendefinisikan stres adalah “perasaan tidak enak yang disebabkan oleh persoalan-persoalan di luar kendali kita atau reaksi jiwa dan raga terhadap perubahan.[4]
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah kondisi perasaan tidak nyaman yang di alami oleh seseorang akibat adanya tuntutan yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi perkembangan seseorang.
Secara garis besarnya ada tiga pendekatan teoritis tentang stres, yaitu:
1)   Stres sebagai stimulus, merupakan keadaan atau situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai stressor. 2) Stres sebagai respon, merupakan reaksi seseorang terhadap stressor, terdapat dua komponen yang saling berhubungan , komponen fisiologis dan komponen psikologis, dimana kedua respon tersebut disebut dengan strain atau ketegangan. 3) Stres sebagai proses interaksi antara individu dengan lingkungan terdiri dari stresor dan strain ditambah dengan satu dimensi yang penting yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Proses ini melibatkan interaksi den penyesuaian diri yang kontiniu yang disebut juga dengan istilah transaksi antara manusia dengan lingkungan yang di dalamnya termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya.[5]

B.     Ciri-ciri Stres
                Selye (dalam Desmita), ia membedakan dua jenis stres yang dialami manusia, yaitu: “a) stres yang bersifat negatif merupakan stres yang merugikan dan merusak, yang dinamakan distress. b) stres yang bersifat positif (netral), yang dinamakan eustress.[6]
                Distres merupakan stres yang merusak atau yang tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah, sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya.
                Eustress bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performa kehidupan individu. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu dalam menghadapi berbagai kendala yang di alami.

C.    Faktor Penyebab Seseorang Mengalami Stres
                Stres, menurut para ilmuan, adalah momok zaman kita. Untuk alasan ini, jurnal di Amerika “Whole Living” menunjukkan sebuah studi dengan 11 penyebab paling umum dari stres di seluruh dunia. Penyebab stres tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Faktor ekonomi
Uang dan masalah-masalah ekonomi selalu di pikiran orang. Seiring dengan krisis ekonomi global, anda harus berurusan dengan krisis pribadi anda. Biaya hidup, pinjaman tertunda dan ketidakpastian ekonomi secara umum adalah penyebab paling umum dari stres orang di seluruh dunia.
2.      Kerja berlebihan sehingga menjadi stres
Dalam era teknologi modern dengan laptop, tablet dan internet di mana-mana, kewajiban bekerja tidak pernah berakhir. Anda bisa bersantai di pantai yang eksotis, tetapi anda harus mengirim email. Jika anda tidak, salah satu pesaing anda akan mengambil clien anda sehingga anda kehilangan pelanggan. Waktu luang menyusut dan orang-orang yang menghabiskan waktu yang kurang untuk diri mereka sendiri dan orang-orang yang mereka cintai.
3.      Kepuasan kerja
Dalam masa krisis ekonomi dan lapangan kerja, anda tidak memiliki pilihan yang banyak untuk pekerjaan. Pengangguran meningkat dan meskipun anda tidak menyukai pekerjaan anda, anda bosan dan tidak tertarik, anda tidak bisa berhenti.
4.      Hubungan pribadi
Hubungan manusia yang sulit dan ketegangan kehidupan sehari-hari yang menyebabkan perselisihan  dan perkelahian. Keuangan keluarga, masalah seksual, serta kurangnya waktu untuk pasangan anda dan anak-anak menghasilkan stres dan anda tidak berada dalam posisi untuk menemukan solusi.
5.      Perawatan keluarga
Merawat keluarga adalah tanggung jawab besar. Apakah mereka adalah anak-anak  muda atau orang tua, mereka membutuhkan pemantauan ketat. Anda tidak harus melupakan pengobatan kakek-nenek, anak-anak harus pergi ke sekolah dan mempersiapkan diri untuk ujian. Ini hanya beberapa contoh  dari kewajiban sehari-hari yang tidak memungkinkan waktu untuk relaksasi. Bukan hanya itu tetapi ini stres terus menerus juga menyebabkan masalah dengan tidur anda dan anda berakhir dalam lingkungan setan tak berujung.
6.      Tekanan untuk liburan
Untuk mempersiapkan seluruh keluarga untuk liburan, dan tidak meninggalkan tugas-tugas yang belum selesai atau untuk mempersiapkan acara keluarga (pesta ulang tahun untuk anak-anak) tampaknya seperti beban yang menggunung. Masa persiapan yang lebih stres daripada santai dan meriah.
7.      Anada tidak pernah mengatakan tidak
Anda takut untuk mengatakan tidak. Apakah itu untuk tanggung jawab pribadi, keluarga atau pekerjaan anda tidak dapat menolak tugas yang diberikan untuk pekerjaan yang harus dilakukan. Salah! Anda mencoba untuk memuaskan semua orang lain, sementara tidak meninggalkan waktu untuk diri sendiri. Kewajiban anda lakukan berada di luar apa yang anda dapat tangani dan hal ini menciptakan lebih banyak stres.
8.      Kurangnya waktu yang berkualitas
Anda tidak punya waktu untuk melihat teman-teman anda dan orang yang anda cintai. Anda tidak punya waktu luang untuk diri sendiri tidak menyebutkan waktu yang berkualitas untuk melakukan hal-hal yang anda sukai. Tindakan-tindakan ini meminimalkan kesempatan anda untuk melarikan diri dari stres dan ketegangan.
9.      Terobsesi dengan kesempurnaan
Anda ingin melakukan semuanya sempurna. Membuat kesalahan adalah ketakutan terburuk dan hal ini menciptakan  lebih banyak stres. Ini obsesi dengan kesempurnaan, tidak meninggalkan anda waktu untuk memikirkan hal-hal lain selain target anda dan anda akhirnya kehilangan diri anda sendiri.
10.  Kurangnya minat
Anda memulai tugas baru dan bosan. Anda menetapkan tujuan baru tapi berhenti di tengah. Anda tidak memiliki gairah atau motivasi untuk melakukan sesuatu. Ini akan memberikan anda kekecewaan dan mendorong anda dalam keputusan. Anda kehilangan nafsu makan dan tidur dan ini memperburuk situasi.
11.  Gangguan dan kebingungan
Ketika semuanya tidak teratur, tidak berjalan lancar. Rumah berantakan, di kantor banyak tekanan dan perasaan bahwa semuanya sangat kacau dapat menyebabkan anda menjadi lebih mudah stres. Perasaan ini memiliki kemampuan ajaib untuk menahan anda dan mengingatkan kita tentang kejadian-kejadian yang sudah terjadi yang akan menambah stres pada diri anda. Bahkan jika anda ingin melarikan diri, situasi lingkungan anda tidak akan mengijinkan.[7]

D.    Hubungan Stres pada Manusia
                Pada hakekatnya, kondisi stres tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, tapi kalau stres yang di alamai berkepanjangan bisa berakibat buruk pada kehidupan manusia tersebut. Berikut beberapa hubungan stres pada manusia.
1.      Manusia itu sanggup mengalami stres dalam jumlah tertentu.
2.      Salah satu sifat manusia adalah dia akan berkembang pada saat diberikan tantangan.
3.      Kondisi yang lebih Bahagia terkadang datang pada saat didahului dengan stres.
4.      Menyelesaikan stres akan mengalami perkembangan yang baik apabila diselesaikan.
5.      Dengan ketekunan dan karakter untuk mengatasi stres dimasa mendatang.

E.     Solusi Mengatasi Stres
Setelah kita mengetahui begitu bahayanya kondisi stres yang sampai dengan depresi, maka perlu untuk mencari alternatif solusi mengatasinya. Stres memang tidak bisa dihindari, tetapi jangan sampai stres tersebut menjadikan seseorang depresi, berikut 4 alternatif solusinya:
1.      Hiduplah dalam keseimbangan, baik secara waktu maupun pekerjaan, baik untuk Ibadah, Pekerjaan dan Rekreasi atau Liburan.
2.      Beristirahatlah yang cukup dan berkualitas. Istirahat malam yang cukup dan berkualitas yang disarankan adalah untuk tidur 4-8 jam tanpa terputus dengan posisi tidur yang baik.
3.      Pemikiran yang positif (Positive Thinking) terhadap berbagai keadaan yang dihadapi, baik keadaan enak maupun susah.
4.      Berkonsultasilah kepada Ahlinya (Misalnya: Dokter, Psikiater, Pemuka Agama, Konselor Sebaya) apabila mengalami stres yang Anda rasa cukup berat bahkan berkepanjangan, meskipun pada akhirnya Tuhan dan Anda lah yang menentukan, tetapi minimal Anda mendapatkan solusi yang lebih baik.
Itulah dari beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres, agar stres yang di alami tidak berkepanjangan dan berubah menjadi depresi.
               
F.     Pengertian Bunuh diri
                Bunuh diri (bahasa Inggris: suicide;dalam budaya Jepang dikenal istilah harakiri), adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan aktif orang lain. Secara istilah bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau menyakiti diri sendiri.
                Dalam islam, istilah bunuh diri sering disebut dengan intihar, yang berasal dari kata (nahara) yang berarti menyembelihnya. Imam al-Qurtubi mengartikan bunuh diri sebagai “pembunuhan diri sendiri dengan sengaja karena gagal mencapai ambisi yang bersifat keduniaan atau keinginan akan kekayaan atau membunuh diri sendiri karena perasaan marah atau putus asa”.[8]
                Jadi, bunuh diri adalah suatu tindakan membunuh diri sendiri atau tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

G.    Tipe-tipe Bunuh Diri
                Sosiolog Emile Durkheim memandang perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan masyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau tidak dengan masyarakatnya. Berdasarkan hubungan tersebut, Durkheim membagi bunuh diri menjadi empat tipe yaitu:
1)   Egoistic Suicide, merupakan bunuh diri akibat individu yang terisolasi dengan masyarakatnya, dimana individu mengalami underinvolvement dan underintegration. Individu menemukan bahwa sumber daya yang dimilikinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, dia lebih beresiko melakukan perilaku bunuh diri. 2) Altruistic Suicide, merupakan bunuh diri akibat mengalami overintegration. Pada situasi demikian, hubungan yang menciptakan kesatuan antara individu dengan masyarakatnya begitu kuat sehingga mengakibatkan bunuh diri yang dilakukan demi kelompok. Identitas personal didapatkan dari identifikasi dengan kesejahteraan kelompok, dan individu menemukan makna hidupnya dari luar dirinya. Pada masyarakat yang sangat terintegrasi, bunuh diri demi kelompok dapat dipandang sebagai suatu tugas. 3) Anomic Suicide, merupakan bunuh diri yang didasarkan pada bagaimana masyarakat mengatur anggotanya. Masyarakat membantu individu mengatur hasratnya (misalnya hasrat terhadap materi, aktivitas seksual, dan lain-lain). Ketika masyarakat gagal membantu mengatur individu karena perubahan yang radikal, kondisi anomie (tanpa hukum atau norma) akan terbentuk. Individu yang tiba-tiba masuk dalam situasi ini dan mempersepsikannya sebagai kekacauan dan tidak dapat ditolerir cenderung akan melakukan bunuh diri. Misalnya remaja yang tidak mengharapkan akan ditolak oleh kelompok teman sebayanya. 4) Fatalistic Suicide, merupakan tipe bunuh diri ini merupakan kebalikan dari anomic suicide, dimana individu mendapat pengaturan yang berlebihan dari masyarakat. Misalnya ketika seseorang dipenjara atau menjadi budak.[9]
Itulah ke-4 tipe yang dikemukakan oleh Emile Durkheim, yang mana tipe bunuh diri yang dihasilkan dari perilaku yang mengarah kepada tindakan bunuh diri tersebut, dapat melahirkan bagaimana cara seseorang dalam melakukan bunuh diri.


H.    Fakror Penyebab Seseorang Bunuh Diri
                Individu merupakan makluk yang unik. Perilaku individu untuk bunuh diri ditentukan oleh kelemahan atau kekuatan jiwa individu tersebut dan situasi kehidupan yang mereka alami. Berikut beberapa faktor penyebab seseorang bunuh diri adalah:
1.      Kurang tahan terhadap frustrasi.
2.      Cepat marah (hostilitas tinggi).
3.      Sering mengalami konflik interpersonal dengan anggota keluarga atau teman.
4.      Mengalami masalah kesehatan jiwa (depresi, skizofrenia, gangguan afektif).
5.      Penyalahgunaan alkohol atau NAPZA lainnya.
6.      Menderita penyakit kronis atau sakit terminal (misalnya penyakit kanker, HIV/AIDS).
7.      Faktor lingkungan lainnya.[10]
                Dari beberapa faktor yang dikemukakan, hendaknya kita mampu menghindari diri kita dari hal-hal yang memicu terjadinya bunuh diri tersebut.

I.       Ciri-ciri Orang yang Akan Bunuh Diri
Terdapat gejala umum yang ditemukan pada orang yang cenderung bunuh diri:
1.      Merasa sedih
2.      Sering menangis
3.      Kecemasan dan gelisah
4.      Perubahan mood (senang berlebihan sampai sedih berlebihan)
5.      Perokok dan peminum alkohol berat
6.      Gangguan tidur yang menetap atau berulang
7.      Mudah tersinggung, bingung
8.      Menurunnya minat dalam kegiatan sehari-hari
9.      Sulit mengambil keputusan
10.  Perilaku menyakiti diri
11.  Mengalami kesulitan hubungan dengan pasangan hidup atau anggota keluarga lain
12.  Menjadi ”sangat fanatik terhadap agama” atau jadi ”atheis”
13.  Membagikan uang atau barangnya dengan cara yang khusus.[11]
Itulah diantara ciri-ciri orang yang akan melakukan tindakan bunuh diri. Jika kita menemukan individu dalam kondisi seperti itu, maka sebaiknya kita memberitahukannya kepada keluarga terdekat individu, kerabat terdekat ataupun kita sendiri yang langsung memberikan nasehat dan pemahaman yang cenderung mencegah niat individu tersebut.

J.      Pandangan Islam tentang Bunuh Diri
Apabila manusia mengenal logika Islam bahwa kematian bukanlah ujung perjalanan melainkan awal perjalanan tanpa ujung dan batas. Karena itu bunuh diri sama sekali tidak akan membantu manusia menyelesaikan persoalan yang dihadapinya . Di samping itu, tiada satu pun, termasuk berbagai kesulitan hidup, yang berharga di dunia ini yang melebihi harga jiwa yang direnggutnya dengan bunuh diri .
Dalam pandangan Islam, pemilik segala sesuatu termasuk manusia adalah Tuhan. Dialah yang memiliki hak untuk mengelola dan menguasai alam semesta dan manusia. Apabila Dia mengizinkan maka manusia dibolehkan menguasainya dan apabila Dia tidak mengizinkan maka manusia tidak boleh menguasainya. Diantara hal tersebut adalah membunuh manusia.
Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan antara bunuh diri dan pembunuhan lainnya (dalam membunuh orang), karena tindakan ini sama-sama telah mengambil hak hidup (dari dirinya atau dari orang lain). Allah Swt memperingatkan manusia dalam masalah ini dengan firman-Nya,  Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Isra’il bahwa barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya.  (Qs. Al-Maidah [5]:32)
Hidup dan mati seseorang, meski tidak sama persis dengan hidup dan mati masyarakat, namun memiliki kesamaan. Karena itu, apabila tidak terdapat izin Tuhan, maka melakukan perbuatan itu termasuk sebagai perbuatan haram dan dosa besar. Diri ini tidak ada bedanya dengan yang lain atau dirinya dan manusia yang melakukan bunuh diri.
Imam Baqir As bersabda, “Musibah apa pun yang menimpanya atau kematian apa pun modelnya yang dialami oleh insan beriman, namun ia tidak akan bunuh diri.” Imam Shadiq As bersabda tentang akibat perbuatan bunuh diri, “Barang siapa yang melakukan tindakan bunuh diri maka ia akan kekal selamanya di neraka jahannam.” Kedua riwayat ini dan contoh-contoh riwayat lainnya menunjukkan konfrontasi keras Islam terhadap perbuatan tercela ini.
Karena itu, jangan pernah memandang bahwa bunuh diri dapat dijadikan sebagai satu solusi dan jalan keluar. Meski orang lain tidak mengetahui hal ini dan kematian Anda nampak sangat wajar, namun sejatinya di sisi Allah SWT. tiada sesuatu yang tersembunyi. Yakinlah apabila Anda melangkahkan kaki di jalan yang tepat maka dalam tempo yang tidak terlalu lama Anda akan dapat menarik perhatian orang lain dan akan menjadi kehormatan bagi keluarga.
       Beberapa nasihat untuk direnungkan :
1.      Cobalah bina dan kuatkan daya iman Anda dengan menggunakan beberapa cara.
2.      Duduklah bersama orang-orang yang aktif, giat, optimis dan petiklah inspir a si dari mereka.
3.      Jauhkanlah pikiran-pikiran negatif.
4.      Jalinlah hubungan dengan lembaga-lembaga bimbingan dan penyuluhan dalam masalah ini.[12]
       Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwasanya islam mengharamkan tindakan bunuh diri tersebut dan sudah di pastikan orang yang melakukan tindakan bunuh diri tersebut, kekal di neraka.

K.    Upaya Mengatasi Bunuh Diri
                Setiap permasalahan, pasti ada solusinya. Begitu juga dengan permasalahan yang di hadapi oleh seseorang yang berniat untuk melakukan bunuh diri. Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecendrungan bunuh diri pada seseorang, yaitu:
1.      Ceritakan masalah anda kepada sahabat, anggota keluarga atau orang yang anda anggap dapat menolong anda seperti psikiater atau psikolog klinis.
2.      Jauhkan diri anda dari hal atau benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri. Misalnya bila anda berpikir bunuh diri menggunakan obat dengan dosis berlebihan, maka serahkanlah obat tersebut kepada keluarga dan biarlah mereka yang memberikannya kepada anda setiap hari.
3.      Jauhkan benda atau senjata yang dapat membahayakan anda.
4.      Jauhi penggunaan alkohol atau NAPZA lainnya.
5.      Tetapkan tujuan hidup anda secara realistik dan kerjakan secara bertahap.
6.      Tuliskan rencana kerja anda setiap hari dan bekerjalah sesuai dengan rencana tersebut.
7.      Tetapkan prioritas yang perlu didahulukan. Dengan menuliskan rencana kerja, anda akan merasa dapat memprediksi dan mengendalikannya.
8.      Sediakan waktu untuk beribadah dan menikmati hobi anda, misalnya mendengarkan atau bermain musik, latihan relaksasi atau meditasi, membaca majalah kesayangan anda, permainan, mengerjakan pekerjaan tangan, menonton televisi, berkebun, memelihara binatang, berjalan-jalan.
9.      Perhatikan kesehatan anda: makan dengan gizi berimbang, istirahat dan tidur yang cukup, serta olah raga secara teratur.
10.  Bersosialisasi dan berbincang-bincang dengan orang sekitar anda.
11.  Makan obat sesuai petunjuk dokter.[13]
Dari uraian di atas, hendaknya kita dapat mengaplikasikan solusi yang ditawarkan tersebut untuk mengatasi kecenderungan bunuh diri. Agar kita dapat terhindar dari perbuatan yang tidak lazim tersebut.

L.     Keterkaitan Stres dengan Tindakan Bunuh Diri
Stres merupakan bentuk ketegangan fisik seseorang dengan beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga suatu perbuatan menjadi kurang terkontrol secara sehat. Dengan demikian, seseorang cenderung berfikir secara tidak sehat dan logis. Akibatnya, seseorang menjadi begitu nekat dalam melakukan suatu tindakan, seperti bunuh diri.
Tindakan bunuh diri yang dilakukannya tersebut, dikarenakan stres yang begitu berat, sehingga otak tidak mampu lagi untuk mengontrol dan berfikir secara sehat terhadap tindakan yang dilakukan. Dalam hal ini, lingkungan terdekat, keluarga, adalah faktor yang paling menentukan bagi perkembangan jiwa individu.
Terkait meningkatnya aksi bunuh diri di kalangan remaja saat ini, sejumlah pengamat psikologi mengemukakan beberapa ciri-ciri kecenderungan remaja yang stres sampai dengan depresi untuk melakukan bunuh diri. Diantaranya perubahan besar terhadap kepribadian, hubungan percintaan yang terganggu, penurunan prestasi di sekolah, penggunaan obat terlarang dan minuman keras, perubahan pola makan dan kebiasan tidur, mempunyai kesulitan berkonsentrasi, menulis catatan atau puisi tentang kematian, dan berbicara soal bunuh diri meskipun hanya bercanda.
Aksi bunuh diri di kalangan  remaja saat ini memang cukup fenomenal. Sementara ide-ide bunuh diri itu sendiri bukanlah merupakan fenomena yang statis dan dapat berubah setiap saat. Pemikiran bunuh diri dapat muncul tiba-tiba tanpa terpikirkan terlebih dahulu. Artinya, menjadi puncak kesulitan dan kebingungan yang berkepanjangan.

                                    PENUTUP


A.    Simpulan
Stres merupakan bentuk ketegangan fisik seseorang dengan beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga suatu perbuatan menjadi kurang terkontrol secara sehat. Dengan demikian, seseorang cenderung berfikir secara tidak sehat dan logis. Akibatnya, seseorang menjadi begitu nekat dalam melakukan suatu tindakan, seperti bunuh diri.
Bunuh diri tersebut merupakan suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau menyakiti diri sendiri.
Aksi bunuh diri di kalangan remaja saat ini memang cukup fenomenal. Sementara ide-ide bunuh diri itu sendiri bukanlah merupakan fenomena yang statis dan dapat berubah setiap saat. Pemikiran bunuh diri dapat muncul tiba-tiba tanpa terpikirkan terlebih dahulu. Artinya, menjadi puncak kesulitan dan kebingungan yang berkepanjangan.

B.     Saran
Penulis menyarankan, agar pembaca lebih dapat memahami apa yang dimaksud dengan stres yang memicu terjadinya tindakan bunuh diri, serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres yang berlebihan tersebut, agar tidak memicu terjadinya tindakan bunuh diri.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Remaja Sekolah dan Stres, 2009, STAIN Press, Batusangkar.
Khaidir, Stres dan Gangguan Jiwa dan Penanggulangannya Menurut Resep Al-qur’an dan Sunnah, 1996, Gunung Pesagi, Lampung.
Mustafa akmal, 2014. Siswa SMP Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri . (Online). Tersedia: http://www.kabaluhaknantuo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1021:siswa-smp-akhiri-hidupnya-dengan-gantung-diri&catid=1:berita-nagari&Itemid=2. Html (19 Mei 2014).
Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologi, 2009, Kencana, Jakarta.
Referensi Makalah, 2013, Bunuh Diri;Pengertian dan Jenisnya, (online), Tersedia: http://www.referensimakalah.com2013/01/bunuh-diri-pengertian-dan-jenisnya.html?m=1 (3 Juni 2014)

Web Sehat, 2013, 11 Hal yang Sering Menjadi Penyebab Stress, (online), Tersedia: http://web-sehat.blogspot.com/2013/01/11-hal-yang-sering-menjadi-penyebab.html?m=1 (07 Juni 2014)

Nova Riyanti Yusuf, 2012, Bunuh Diri dan Upaya Pencegahan, (online),  http://novariyantiyusuf.net/pelayanan-publik/konsultasi-online/item/116-bunuh-diri-dan-upaya-pencegahan, html (06 Juni 2014)

Islam Quest, 2010, Question, (online), http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa4882, html (06 Juni 2014)


[1] Mustafa akmal, 2014. Siswa SMP Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri . (Online). Tersedia: http://www.kabaluhaknantuo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1021:siswa-smp-akhiri-hidupnya-dengan-gantung-diri&catid=1:berita-nagari&Itemid=2. Html (19 Mei 2014).

[2] Desmita, Remaja Sekolah dan Stres (Batusangkar: STAIN Press, 2009), hal. 15.
[3] Khaidir, Stres dan Gangguan Jiwa dan Penanggulangannya Menurut Resep Al-qur’an dan Sunnah (Lampung: Gunung Pesagi, 1996), hal. 3.
[4] Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologi (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 17.
[5] Desmita, Remaja Sekolah dan Stres... , hal. 6
[6] Desmita, Remaja Sekolah dan Stres... , hal. 11
[7] Web Sehat, 2013, 11 Hal yang Sering Menjadi Penyebab Stress, (online), Tersedia: http://web-sehat.blogspot.com/2013/01/11-hal-yang-sering-menjadi-penyebab.html?m=1 (07 Juni 2014)
[8] Referensi Makalah, 2013, Bunuh Diri;Pengertian dan Jenisnya, (online), Tersedia: http://www.referensimakalah.com2013/01/bunuh-diri-pengertian-dan-jenisnya.html?m=1 (3 Juni 2014)
[9] Referensi Makalah, 2013, Bunuh Diri;Pengertian dan Jenisnya... ,
[10] Nova Riyanti Yusuf, 2012, Bunuh Diri dan Upaya Pencegahan, (online),  http://novariyantiyusuf.net/pelayanan-publik/konsultasi-online/item/116-bunuh-diri-dan-upaya-pencegahan, html (06 Juni 2014)
[11] Nova Riyanti Yusuf, 2012, Bunuh Diri dan Upaya Pencegahan... ,
[12] Islam Quest, 2010, Question, (online), http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa4882, html (06 Juni 2014)

[13] Nova Riyanti Yusuf, 2012, Bunuh Diri dan Upaya Pencegahan... ,
major-� md' < '� �f� >

Wirakusumah, Sambas. 2004. Dasar-dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu Lingkungan. Jakarta: UIP



[2] Sambas Wirakusumah, Dasar-dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu Lingkungan  (Jakarta: UIP, 2003), hal. 9

1 komentar: