R1554 SKH

Minggu, 15 Juni 2014

KURIKULUM PENDIDIKAN


KURIKULUM PENDIDIKAN

A.    Pendahuluan
Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum  mengandung atau terdiri atas komponen-komponen:
1.      Tujuan,
2.      Isi atau program,
3.      Metode atau proses belajar-mengajar,
4.      Evaluasi.
Setiap komponen dalam kurikulum di atas saling berkaitan, bukan masing-masing merupakan bagian integral dari kurikulum tersebut. Komponen tujuan mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang hendak dituju dalam proses pembelajaran.
Maka dalam makalah ini, kami akan menguraikan tentang pengertian kurikulum pendidikan, jenis-jenis kurikulum pendidikan, prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islam, serta karakteristik kurikulum 2013 dan isi kurikulum pendidikan islam.

B.     Kurikulum Pendidikan
1.      Pengertian Kurikulum Pendidikan
a.       Secara Etimologi
Kurikulum banyak di identikan dengan bahan ajar yang selalu berubah dari periode ke periode. Kurikulim berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum  biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Maurice Dulton mendefinisikan kurikulum adalah “sebagai pengalaman-pengalaman yang di dapatkan oleh pembelajaran dibawah naungan sekolah”.[1]
Jadi, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang di tawarkan oleh lembaga pendidikan atau jurusan untuk mencapai tujuan pendidikan.
b.      Secara Terminologi
Kurikulum dapat ditafsirkan dalam pengertian yang berbeda-beda, dari beberapa sumber yang ditemukan, kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konteks, yaitu kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar.
Crow and Crow mendefinisikan kurikulum adalah “rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.[2]
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2.      Jenis-Jenis Kurikulum Pendidikan
Sebagaimana kita ketahui, dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam jenis kurikulum pendidikan. Setiap jenis kurikulum, memiliki pengertian dan pemahaman yang berbeda.
Jika dilihat dari sudut guru pengembang kurikulum, dikenal jenis-jenis sebagai berikut:
a.       Open Curriculum (kurikulum terbuka)
Dalam kurikulum ini guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginannya dan kemampuan yang dimilikinya.
b.      Close Curriculum (kurikulum tertutup)
Kurikulum yang disediakan sudah ditentukan secara pasti mulai dari tujuan, materi metode dan evaluasinya, sehingga guru tinggal melaksanakan apa adanya.
c.       Guide Curriculum (kurikulum terbimbing)
Kurikulum setengah terbuka dan setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam kurikulum, akan tetapi guru masih dapat mengembangkan kurikulum tersebut lebih lanjut di dalam kelas.
Nasution mendefinisikan  berdasarkan struktur mata pelajaran, jenis-jenis kurikulum pendidikan terbagi atas:
1.   Separate Subject curriculum merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam subjek/ mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain. Dimana setiap mata pelajaran disusun secara terpisah antara yang satu dengan yang lain dalam kurun waktu yang dibatasi dan dipegang oleh guru kelas, 2. Correlated Curriculum merupakan tiap mata pelajaran mempunyai hubungan satu sama lain. Mata pelajaran dalam kurikulum ini disajikan secara terpisah-pisah, tetapi mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau yang sejenis dikelompokkan, sehingga menjadi satu bidang studi. Untuk memadukan antara pelajaran yang satu dengan yang lainnya ditempuh dengan cara kolerasi sebagai berikut: a) Kolerasi okasional, yaitu kolerasi yang diadakan sewaktu-waktu bila ada hubungannya, b) Kolerasi etis, yaitu yang bertujuan untuk membentuk budi pekerti sebagai pusat pelajaran diambil pendidikan agama atau budi pekerti, c) Kolerasi sistematis, yaitu kolerasi ini disusun oleh guru sendiri, d) Kolerasi informal, yaitu kurikulum ini dapat berjalan dengan cara beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk mengkolerasikan antara mata pelajaran yang dipegang guru A dengan mata pelajaran yang dipegang oleh guru B, e) Kolerasi formal, yaitu kurikulum yang sudah direncanakan oleh guru dan tim secara bersama-sama, f) Kolerasi meluas, merupakan fungsi dari beberapa budang studi yang memiliki ciri khas yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi, 3. Integrated curriculum merupakan kurikulum yang disusun secara menyeluruh untuk membahas suatu pokok masalah tertentu. Topik pembahasan ditentukan secara demokratis antara peserta didik dengan guru. Ada 2 sifat yang membedakan integrated curriculum dengan kurikulum lainnya, yaitu: a) Kurikulum ini menekankan pada nilai-nilai sosial. b) Struktur kurikulum ini ditentukan oleh problem sosial dan perikehidupan sosial. Bentuk kurikulum ini merupakan penghalusan dan penyederhanaan dari unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh semua anggota masyarakat, hukum-hukum normatif, dan lainnya.[3]
Jadi, setiap struktur mata pelajaran, jenis-jenis kurikulum pendidikan dapat dibagi berdasarkan jenis kurikulum tersebut, sesuai dengan peranannya masing-masing.


3.      Prinsip-prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
kurikulum pendidikan islam memiliki beberapa prinsip yang mendasari terbentuknya kurikulum pendidikan islam tersebut, diantaranya:
a.       Prinsip berdasarkan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan, dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan hurus berdasarkan pada agama dan akhlak islam.
b.      Prinsip mengarah kepada tujuan
Seluruh aktivitas dalam kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
c.       Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid juga kebutuhan masyarakat.
d.      Prinsip relevansi
Adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
e.       Prinsip fleksibelitas
Terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak , baik berorientasi  pada fleksibelitas pemilihan program pendidikan maupun dalam mengembangkan program pengajaran.
f.       Prinsip integritas
Kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya, manusia yang mampu mengintegrasikan antara fakultas dzikir dan fakultas pikir, serta manusia yang dapat menyelaraskan struktur kehidupan dunia dan struktur kehidupan akhirat.
g.      Prinsip efisiensi
Agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
h.      Prinsip kontinuitas dan kemitraan
Bagaimana susunan kurikulum yang terdiri dari bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya, baik secara vertikal (penjenjangan, tahapan) maupun secara horizontal.
i.        Prinsip individualitas
Bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan anak pada umumnya yang meliputi seluruh aspek pribadi anak didik, seperti perbedaan jasmani, watak inteligensi, bakat serta kelebihan dan kekurangannya.
j.        Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis
Bagaimana kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap diutamakan.
k.      Prinsip kedinamisan
Agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial.
l.        Prinsip keseimbangan
Bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap potensi peserta didik secara harmonis.
m.    Prinsip evektivitas
Agar kurikulum dapat menunjang efektivitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.[4]
                                                Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam setiap prinsip kurikulum pendidikan islam memiliki makna yang berbeda, tetapi tujuannya tetap satu, yaitu untuk mengembangkan tujuan dan fungsi kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah tertentu.

4.      Karakteristik Kurikulum 2013 dan Isi Kurikulum Pendidikan Islam
      sebagaimana yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang berwenang dalam dunia pendidikan, kurikulum 2013 memiliki karakteristik dan isi kurikulum pendidikan Islam sebagai berikut:
a.       Karakteristik Kurikulum 2013
kurikulum 2013 itu adalah usaha yang terpadu antara rekonstruksi kompetensi lulusan, dengan kesesuaian dan kecukupan, keluasan dan kedalaman materi, revolusi pembelajaran dan reformasi penilaian.
Adapun karakteristik dari kurikulum 2013 tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Mengembangkan keseimbangan antara pengemabangan sikap (keagamaan dan sosial), rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2)      Sekolah tidak terpisah dari masyarakat karena kurikulum memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar .
3)      Mengembangkan keterampilan menerapkan untuk setiap pengetahuan yang dipelajari di kelas dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat sehingga memiliki kesempatan yang luas untuk menghilangkan verbalisme.
4)      Sederhana dalam struktur kurikulum, dalam jumlah mata pelajaran dan KD yang harus dipelajari peserta didik tetapi memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap dan keterampilan.
5)      Isi kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
6)      Kompetensi Inti (KI) bukan merupakan gambaran kategorial tetapi interaktif mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
7)      Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema di SD/MI, dan untuk materi pokok suatu mata pelajaran di kelas tertentu di SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
8)      Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan dasar diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang dengan pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
9)      Kompetensi Inti menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar dimana semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti.
10)  Kompetensi Dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
11)  Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut. Setiap tema terdiri atas beberapa sub-tema.[5]
Jadi, dalam kurikulum 2013, guru dan siswa dituntut untuk aktif atau ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran agar tujuan dari pendidikan tersebut dapat tercapai sebagaimana mestinya.
b.      Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Tidak hanya dalam kurikulum pendidikan nasional, dalam kurikulum pendidikan islam, juga memiliki berbagai macam isi kurikulum yang akan di bahas berikut ini.
Al-Ghazali membagi isi kurikulum pendidikan islam menjadi empat kelompok dengan mempertimbangkan jenis dan kebutuhan ilmu itu sendiri, yaitu:
1)   Ilmu-ilmu al-qur’an dan ilmu agama. Misal: ilmu fiqh, as-sunnah, tafsir, dan sebagainya, 2)  Ilmu-ilmu bahasa sebagai alat untuk mempelajari al-qur’an dan ilmu agama, 3)  Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, seperti ilmu kedokteran, matematika, industri, pertanian, teknologi, dan sebagainya, 4) Ilmu-ilmu beberapa cabang ilmu filsafat.[6]
Jadi, dalam kurikulum pendidikan islam, tidak hanya membahas tentang ke-Islaman saja, tetapi juga membahas seluruh aspek yang ada dalam dunia pendidikan.
Isi kurikulum tersebut berpijak pada klasifikasi ilmu pengetahuan dengan beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut:
1)      Ilmu pengetahuan menurut kuantitas yang mempelajari
                                                                        a)      Ilmu fardhu ‘ain, yaitu ilmu yang harus diketahui oleh setiap muslim yang bersumber dari kitab Allah.
                                                                        b)      Ilmu fardhu kifayah, yaitu ilmu yang cukup dipelajari oleh sebagian orang muslim, seperti ilmu yang berkaitan masalah duniawi, misalnya ilmu sihir, nujam, dan perdukunan.
2)      Ilmu pengetahuan menurut fungsinya
a)        Ilmu tercela (madzmumah), yaitu ilmu yang tidak berguna untuk masalah dunia dan masalah akhirat, serta mendatangkan kerusakan, misalnya ilmu sihir, nujam, dan perdukunan.
b)      Ilmu terpuji (mahmudah), yaitu ilmu-ilmu agama yang dapat menyucikan jiwa dan menghindarkan hal-hal yang buruk, serta ilmu yang dapat mendekatkan diri manusia kepada Allah.[7]
Jadi, isi kurikulum tersebut berpijak pada klasifikasi ilmu pengetahuan, sesuai dengan ilmu pengetahuan menurut kuantitas yang mempelajari dan ilmu pengetahuan menurut fungsinya, yang masing-masing memiliki bagiannya masing-masing.
C.    Penutup
1.      Simpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan dapat diartikan kepada dua macam:
a.       Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
b.      Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan apa yang telah dirancang dan direncanakan sebelumnya.

2.      Saran
Penulis menyarankan agar pembaca lebih dapat memahami seluruh komponen yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan, serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan sebagaimana mestinya. Agar tujuan dari pendidikan yang telah dirancang dan ditetapkan sebelumnya, dapat tercapai sesuai apa yang ditargetkan atau diharapkan.






[1] Mudlofir Ali, Aplikasi  Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 2.
[2] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) hal. 150-151.
[3] Nurhayati, (2012), Sumber Jenis-jenis Kurikulum. (Online). Tersedia:            www.slidershere.net/nurhayatiretnamasari/nurhayati-jenis-jenis-kurikulum. (10 Sep 2012)
[4] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam… , hal. 161-162
[5] Implementasi-Kurikulum-2013-Final.pdf
[6] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam,hal. 174
[7] Umar, Ilmu Pendidikan Islam...,hal.175

Tidak ada komentar:

Posting Komentar