PERKEMBANGAN
MASA PRENATAL
v Pengertian
masa prenatal
v Tahapan perkembangan masa
prenatal
v Arti
penting periode prenatal bagi
perkembangn
v Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan prenatal
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PRENATAL
Periode prenatal atau masa sebelum lahir
adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni
ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan
waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9
bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Di lihat dari segi
waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang
paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi
perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah
tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli psikologi (Barat),
perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapatkan perhatian,
bahkan cenderung diabaikan. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi (Barat) cenderung dimulai dari
periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah
karena mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu
sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya memberi sedikit sumbangan bagi
pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Pada pertengahan tahun 1940 muncul
kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk
dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakang ini
penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola
perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Kerena itu, prenatal
bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi juga
merupakan periode yang sangat menentukan (Hurlock, 1980).
Dewasa ini, para ahli psikologi
perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma
laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan
sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi,
yang disebut zigot (zygote), yang dalam psikologi islam disebut nuthfah, yaitu
air mani (sperma) yang keluar dari sulbi (tulang belakang) laki-laki lalu
bersarang di rahim perempuan.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh
sel-sel perkembangbiakan yang disebut “sel benih” (germ cell). Sel-sel ini
mengandung kromosom, yang diperoleh dari
sperma ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang
kromosom terdapat dari satu kromosom
pihak ayah dan satu kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini
memiliki bentuk dan ukuran yang jelas.
Sel-sel sperma pria dn sel-sel telur (ovum) wanita
pada dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan, yang dalam psikologi
islam disebut “hayat”. Kerena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia
mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada gilirannya menghasilkan
benih manusia (embrio). Kemudian karena adanya daya hidup ini pulalah yang membuat janin dalam kandungan dapat
hidup dan berkembang, hingga lahir menjadi individu baru.
2. TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA PRENATAL
1. Tahap Germinal (germinal stage)
Tahap
germinal, yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah,
adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak
terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum)
perempuan, yang dinamakan dengan “pembuahan” (fertilization). Setelah sekitar 3
hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin
banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih
besar dari zigot yang asli. Pada saat
terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tuba
falopi.
Setelah beberapa hari, kira-kira seminggu setelah
konsepsi blastokis menempel di dinding
rahim. Blastokis yang talah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang
disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus menandakan akhir dari tahap
germinal dan permulaan tahap ebrio.
Ada
hadits yang membahas tentang proses penciptaan dalam tahap ini, misalnya ketika
Rasul ditanya oleh seorang Yahudi,
“Dari materi
apakah manusia tercipta?” Rasulullah menjawab, “Wahai Yahudi, masing-masing manud icip dari nutfah laki-laki
dan nutfah perempuan.” (HR. Ahmad)
2. Tahap
Embrio (embriyonic stage)
Tahap kedua, yang disebut tahap
embrio, yang dalam psikologi islam disebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku.
Tahap ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang
ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan
system-sistem fisiologis. Tetapi karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci,
maka bagian-bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang
dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai
mahasiswa dalam bentuk kecil.
Selama
periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam 2 pola, yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Caphalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari
bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan
kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung. Bagian-bagian organ yang lebih
penting lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan dan kaki. Pertumbuhan
secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian
yang paling dekat dengan pusat (tengah)
badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan (Harris,
1983).
Tali
pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah
yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat terdiri dari 3
pembuluh darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan dan dua untuk membawa
sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat tidak memiliki urat saraf, sehingga
apabila dipotong tidak menimbulkan rasa sakit.
Pada
umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih
besar dibandingkan dengan bagian-bagian badan yang lain. Pada umur 8-9 minggu,
perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga
sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya
sudah nampak. Pada tahap ini organ-organ seks sudah mulai terbentuk. Demikian
juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi
perut, hati, pancreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi
secara sederhana.
Al-Qur'an
juga telah membahas proses perkembangan embriologis tahap demi tahap pada
periode ini. Menurut Al-Qur'an tetesan (nutfah) kemudian akan berkembang
menjadi alaqah, seperti berikut ini :


“kemudian mani
itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,
lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.” (Q.S.
Al-Qiyamah [75] : 38-39)
3. Tahap Janin (fetus stage)
Periode
fetus atau periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah.
Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu
kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio
memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, cirri-ciri fisik
orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala tadinya lebih
besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada
bulan ketiga, janin yang panjangnya
kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat
menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut
psikologi islam, setelah janin dalam kandungan genap brumur 4 bulan, yaitu
ketika janin telah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya.
Dengan di tiupkannya ruh oleh Allah ke dalam janin tersebut, maka dalam bulan
keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti
menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Saat itu panjang janin kira-kira 4,5
inci. Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16
inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5 kg. pada
bulan kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kg dan
mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah
kelahiran.
“Allah mewakilkan
suatu malaikat pada rahim. Lantas malaikat itu berkata, “Wahai Tuhanku, apakah
nutfah ini (berkembang) ? Wahai Tuhanku, apakah alaqah ini (berkembang) ? Wahai
Tuhanku, apakah mudghah ini (berkembang) ? Apabila Allah menghendaki penciptaan
embrio itu, maka malaikat kembali berkata, “Wahai Tuhanku, apakah laki-laki
atau perempuan ? Sebagai orang celaka atau bahagia ? Dan kapan ajalnya tiba ?”
Lantas semua ketentuan itu akan ditulis sejak di dalam perut ibunya.” (HR.
Bukhari)
3. ARTI PENTING PERIODE
PRENATAL BAGI PERKEMBANGAN
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980),
setidaknya ada 4 kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:
1.
Penentuan sifat bawaan
Waktu pembuahan dipandang sangat
penting karena pada saat inilah ditentukan sifat bawaan (pembawaaan) dari
individu yang baru terbentuk. Karena dalam masing-masing sel kelamin, baik sel
pria maupun sel wanita, terdapat 23 pasang pasangan kromosom , dan setiap
kromosom mengandung ribuan partikel yang dinamakan “gen”. Gen inilah yang
dipandang sebagai faktor penentu keturunan. Gen terdiri dari bahan kimia yang
memiliki struktur sangat rumit, yang dikenal dengan DNA (deoxyribonucleic
acid), yang akan memberikan arah pada pembentukan zat kimia lainnya, yaitu
protein. Salah satunya adalah “protein struktural” yang ada dalam darah, otot, jaringan tubuh,
alat tubuh, dan struktur badan lainnya. Bentuk dari kedua protein adalah
“enzim” (enzyme), yang bertugas mengendalikan reaksi kimia fisik di dalam tubuh
(pengadaan dan penyimpanan tenaga, peleburan makanan, dan waktu yang diperlukan
untuk perkembangan).
2.
Penentuan jenis kelamin
Jenis kelamin bergantung pada jenis
spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Setiap sel benih mengandung 23 kromosom.
Salah satu dari 23 pasang kromosom, terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur
atau ovum wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa pria
mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. bila telur wanita yang
mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang mengandung kromosom Y,
hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY, yang akan menghasilkan jenis kelamin
pria. Bila spermatozoa yang mengandung kromosom X bersatu dengan ovum, hasilnya
menjadi kombinasi kromosom XX, ini selalu menghasilkan keturunan wanita.
3.
Penentuan jumlah anak
Ada kelahiran berbentuk tunggal atau
kembar. Kelahiran anak kembar terjadi apabila ovum yang telah dibuahi (zygote)
oleh satu spermatozoa membelah menjadi
dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan
sel. Apabila ini terjadi, akan terjadi kembar identik (uniovular), dua, tiga,
atau lebih. Tetapi, kalau dua ovum atau lebih dibuahi secara bersamaan oleh
spermatozoa yang berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik (biovular,
atau fraternal), dua, tiga, atau lebih.
Bagi anak tunggal, uterus ibu
sepenuhnya dimilikinya, sehingga ia dapat bergerak dan berkembang dengan lebih bebas di dalamnya.
Sedangkan bagi anak kembar, ia terpaksa berdesakan di ruang alamiah itu.
4.
Penentuan urutan anak
Umumnya orang tua memiliki sikap,
perlakuan dan memberikan peran yang
spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu.
Sikap, perlakuan dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai
pengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya
sendiri, maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam mengembangkan pola
perilaku tertentu. Misalnya, bila anak pertama diharapkan bertindak sebagai
contoh bagi saudaranya yang lebih muda dan merawat mereka, hal ini akan
mempengaruhi sikap anak pertama terhadap diri dan perilaku mereka sendiri
sepanjang rentang hidupnya.
4 . FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN PRENATAL
1.
Kesehatan ibu
Penyakit yang diderita ibu hamil
dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut
bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit
kelamin dan sebagainya, dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi cacat.
Besarnya dampak kesehatan ibu-ibu
hamil terhadap perkembangan masa masa prenatal juga terlihat jelas ketika ibu
menderita sindrom kehilangan kekebalan tubuh, yang lebih dikenal dengan AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah penyebab utama kematian
peringkat kedelapan dikalangan anak-anak dari usia 1 hingga 4 tahun pada tahun
1989. Sepanjang tahun 1991, AIDS telah ditemukan pada 3.123 anak-anak kecil yang usianya
kurang 13 tahun. Jumlah kasus AIDS
anak-anak tersebut tidak mencakup sekitar 10.000 anak-anak terinfeksi
HIV yang belum menderita dampak AIDS sepenuhnya. Mayoritas ibu yang menularkan
HIV kepada keturunannya terinfeksi melalui penggunaan obat-obatan yang
disuntikan kedalam pembuluh darah atau hubungan heteroseksual dengan para
pengguna obat-obatan suntik (Santock, 1995).
2.
Gizi ibu
Janin yang sedang berkembang sangat
tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab
itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak,
vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan
oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
3.
Pemakaian bahan-bahan kimia oleh
ibu
4.
Kondisi emosional ibu
PENGARUH
KELAHIRAN TERHADAP PERKEMBANGAN PASCALAHIR
1.
Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dibedakan atas lima
jenis:
a.
Kelahiran normal atau spontan
b.
Kelahiran dengan peralatan
c.
Kelahiran sungsang
d.
Kelahiran melintang
e.
Kelahiran melalui pembedahan
caesar
2.
Pengobatan ibu
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan
selama proses kelahiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak obat
yang diberikan kepada ibu saat melahirkan, maka semakin lama dan sulit bayi
menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bahkan, bayi yang lahir dari ibu
yang memakan oxytocin (obat untuk mempercepat proses melahirkan), cenderung
mengalami penyakit kuning (jaundice). Demikian juga kelahiran yang dipaksakan
dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak
perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran (Santrock, 1995).
3.
Lingkungan Pralahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pralahir
yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan table waktu yang normal, akan
lebih banyak menggunakan kesulitan pada
saat lahir dan penyesuaian pascalahir dibandingkan dengan kondisi lingkungan
yang nyaman.
4.
Jangka Waktu Periode Kehamilan
Lama rata-rata periode kehamilan 38 minggu
atau 266 hari, namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Bayi yang
lahir lebih awal dari bayi rata-rata disebut “prematur”, sedangkan bayi yang
lahir lebih lambat disebut “postmatur”.
Bayi disebut postmatur bila ia lahir
terlambat 2 minggu atau lebih. Sedangkan bayi yang disebut premature bila ia
lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu rata-rata.
5.
Perawatan Pascalahir
Jenis perawatan yang diperoleh bayi pada
hari-hari pertama kelahirannya. Kelahiran merupkan suatu “drama penjebolan”
secara drastik, yang disertai dengan perubahan-perubahan kondisi (psiko-fisik)
secara radikal revolusioner dari seorang bayi. Hal ini dapat dipahami, sebab
setelah 9 bulan berada dalam lingkungan rahim yang relatif stabil dan aman,
janin tiba-tiba berada dalam lingkungan, yang bukan saja berbeda tetapi juga
sangat bervariasi.
Karena perbedaan yang besar antara
lingkungan intern (rahim) dan lingkungan ekstern ini, mengharuskan bayi untuk
melakukan penyesuaian diri secara radikal dan cepat. Keharusan bayi yang baru
lahir melakukan penyesuaian diri yang tidak disertai dengan kemampuan untuk
melakukannya. Karena kondisinya yang lemah, membuat perhatian dan perawatan
dari orang tua, terutama ibunya.
6.
Sikap orang tua
Bila sikap orang tua menguntungkan,
hubugan orang tua dan anak akan baik. Hal ini dapat membantu bayi dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami setelah lahir. Misalnya
seorang ibu yang tenang sebelum dan selama melahirkan, akan menghasilkan lebih
bnyak air susu dibandingkan dengan ibu yang tegang.
Sebaliknya, orang tua yang memiliki sikap
yang kurang menguntungkan, menyebabkan
hubungan orang tua bayi lebih emosional. Kondisi ini memperlambat penyesuaian
bayi dalam hal makan dan tidur serta memperkuat tangisan, yang pada gilirannya
akan mangganggu penyesuaian yang harus dilakukan bayi dengan lingkungan
pascalahir.
Sumber:
2.
Desmita. 2005. Psikologi
Perkembangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Bandung.
3.
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Batusangkar. PT Remaja Rosdakarya Bandung.
makasih bgttt yaaa.... sgat....... membantu...
BalasHapuskunjungi
http://khaidiralibatubara.blogspot.co.id/
okee... sama2..
BalasHapus