R1554 SKH

Minggu, 15 Juni 2014

PERKEMBANGAN MASA PRENATAL


PERKEMBANGAN MASA PRENATAL


v  Pengertian masa prenatal
v   Tahapan perkembangan masa  
                     prenatal
v  Arti penting  periode prenatal bagi
                    perkembangn
v   Faktor-faktor yang mempengaruhi
                    perkembangan prenatal


PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN PRENATAL
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Di lihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli psikologi (Barat), perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapatkan perhatian, bahkan cenderung diabaikan. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi (Barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah karena mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya memberi sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakang ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Kerena itu, prenatal bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan (Hurlock, 1980).
Dewasa ini, para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot (zygote), yang dalam psikologi islam disebut nuthfah, yaitu air mani (sperma) yang keluar dari sulbi (tulang belakang) laki-laki lalu bersarang di rahim perempuan.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut “sel benih” (germ cell). Sel-sel ini mengandung  kromosom, yang diperoleh dari sperma ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang kromosom terdapat dari satu kromosom  pihak ayah dan satu kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk dan ukuran yang jelas.
Sel-sel sperma pria dn sel-sel telur (ovum) wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan, yang dalam psikologi islam disebut “hayat”. Kerena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada gilirannya menghasilkan benih manusia (embrio). Kemudian karena adanya daya hidup ini pulalah  yang membuat janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga lahir menjadi individu baru.

2.      TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA PRENATAL
1.      Tahap Germinal (germinal stage)
Tahap germinal, yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini berlangsung kira-kira 2  minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang dinamakan dengan “pembuahan” (fertilization). Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar  dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tuba falopi.
            Setelah  beberapa hari, kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis  menempel di dinding rahim. Blastokis yang talah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus menandakan akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap ebrio.
Ada hadits yang membahas tentang proses penciptaan dalam tahap ini, misalnya ketika Rasul ditanya oleh seorang Yahudi,
Dari materi apakah manusia tercipta?” Rasulullah menjawab, “Wahai Yahudi,  masing-masing manud icip dari nutfah laki-laki dan nutfah perempuan.” (HR. Ahmad)

2.      Tahap Embrio (embriyonic stage)
            Tahap kedua, yang disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam disebut tahap ‘alaqah,  yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan system-sistem fisiologis. Tetapi karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai mahasiswa dalam bentuk kecil.
            Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam 2 pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Caphalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung. Bagian-bagian organ yang lebih penting lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan dan kaki. Pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat  dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan (Harris, 1983).
            Tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat terdiri dari 3 pembuluh darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan dan dua untuk membawa sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila dipotong tidak menimbulkan rasa sakit.
            Pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar dibandingkan dengan bagian-bagian badan yang lain. Pada umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak. Pada tahap ini organ-organ seks sudah mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pancreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
Al-Qur'an juga telah membahas proses perkembangan embriologis tahap demi tahap pada periode ini. Menurut Al-Qur'an tetesan (nutfah) kemudian akan berkembang menjadi alaqah, seperti berikut ini :
preview_html_6dbbcc9fpreview_html_4c175c15
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.” (Q.S. Al-Qiyamah [75] : 38-39)
3.      Tahap Janin (fetus stage)
Periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, cirri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan  terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga,  janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan genap brumur 4 bulan, yaitu ketika janin telah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Dengan di tiupkannya ruh oleh Allah ke dalam janin tersebut, maka dalam bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Saat itu panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5 kg. pada  bulan kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk  mengatur temperatur badannya setelah kelahiran.

Allah mewakilkan suatu malaikat pada rahim. Lantas malaikat itu berkata, “Wahai Tuhanku, apakah nutfah ini (berkembang) ? Wahai Tuhanku, apakah alaqah ini (berkembang) ? Wahai Tuhanku, apakah mudghah ini (berkembang) ? Apabila Allah menghendaki penciptaan embrio itu, maka malaikat kembali berkata, “Wahai Tuhanku, apakah laki-laki atau perempuan ? Sebagai orang celaka atau bahagia ? Dan kapan ajalnya tiba ?” Lantas semua ketentuan itu akan ditulis sejak di dalam perut ibunya.” (HR. Bukhari)



3.      ARTI PENTING PERIODE PRENATAL BAGI PERKEMBANGAN
            Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), setidaknya ada 4 kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:
1.      Penentuan sifat bawaan
            Waktu pembuahan dipandang sangat penting karena pada saat inilah ditentukan sifat bawaan (pembawaaan) dari individu yang baru terbentuk. Karena dalam masing-masing sel kelamin, baik sel pria maupun sel wanita, terdapat 23 pasang pasangan kromosom , dan setiap kromosom mengandung ribuan partikel yang dinamakan “gen”. Gen inilah yang dipandang sebagai faktor penentu keturunan. Gen terdiri dari bahan kimia yang memiliki struktur sangat rumit, yang dikenal dengan DNA (deoxyribonucleic acid), yang akan memberikan arah pada pembentukan zat kimia lainnya, yaitu protein. Salah satunya adalah “protein struktural”  yang ada dalam darah, otot, jaringan tubuh, alat tubuh, dan struktur badan lainnya. Bentuk dari kedua protein adalah “enzim” (enzyme), yang bertugas mengendalikan reaksi kimia fisik di dalam tubuh (pengadaan dan penyimpanan tenaga, peleburan makanan, dan waktu yang diperlukan untuk perkembangan).
2.      Penentuan jenis kelamin
            Jenis kelamin bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Setiap sel benih mengandung 23 kromosom. Salah satu dari 23 pasang kromosom, terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur atau ovum wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa pria mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. bila telur wanita yang mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang mengandung kromosom Y, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY, yang akan menghasilkan jenis kelamin pria. Bila spermatozoa yang mengandung kromosom X bersatu dengan ovum, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XX, ini selalu menghasilkan keturunan wanita.
3.      Penentuan jumlah anak
            Ada kelahiran berbentuk tunggal atau kembar. Kelahiran anak kembar terjadi apabila ovum yang telah dibuahi (zygote) oleh satu spermatozoa  membelah menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabila ini terjadi, akan terjadi kembar identik (uniovular), dua, tiga, atau lebih. Tetapi, kalau dua ovum atau lebih dibuahi secara bersamaan oleh spermatozoa yang berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik (biovular, atau fraternal), dua, tiga, atau lebih.
            Bagi anak tunggal, uterus ibu sepenuhnya dimilikinya, sehingga ia dapat bergerak dan  berkembang dengan lebih bebas di dalamnya. Sedangkan bagi anak kembar, ia terpaksa berdesakan di ruang alamiah itu.
4.      Penentuan urutan anak
            Umumnya orang tua memiliki sikap, perlakuan dan  memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu. Sikap, perlakuan dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat  dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor  yang mempengaruhinya dalam mengembangkan pola perilaku tertentu. Misalnya, bila anak pertama diharapkan bertindak sebagai contoh bagi saudaranya yang lebih muda dan merawat mereka, hal ini akan mempengaruhi sikap anak pertama terhadap diri dan perilaku mereka sendiri sepanjang rentang hidupnya.

4 . FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN           PRENATAL
1.      Kesehatan ibu
            Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi cacat.
            Besarnya dampak kesehatan ibu-ibu hamil terhadap perkembangan masa masa prenatal juga terlihat jelas ketika ibu menderita sindrom kehilangan kekebalan tubuh, yang lebih dikenal dengan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah penyebab utama kematian peringkat kedelapan dikalangan anak-anak dari usia 1 hingga 4 tahun pada tahun 1989. Sepanjang tahun 1991, AIDS telah ditemukan  pada 3.123 anak-anak kecil yang usianya kurang 13 tahun. Jumlah kasus AIDS  anak-anak tersebut tidak mencakup sekitar 10.000 anak-anak terinfeksi HIV yang belum menderita dampak AIDS sepenuhnya. Mayoritas ibu yang menularkan HIV kepada keturunannya terinfeksi melalui penggunaan obat-obatan yang disuntikan kedalam pembuluh darah atau hubungan heteroseksual dengan para pengguna obat-obatan suntik (Santock, 1995).
2.      Gizi ibu
            Janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
3.      Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu
4.      Kondisi emosional  ibu

PENGARUH KELAHIRAN TERHADAP PERKEMBANGAN PASCALAHIR
1.      Jenis kelahiran
      Secara umum kelahiran dibedakan atas lima jenis:
a.       Kelahiran normal atau spontan
b.      Kelahiran dengan peralatan
c.       Kelahiran sungsang
d.      Kelahiran melintang
e.       Kelahiran melalui pembedahan caesar
2.      Pengobatan ibu
      Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak obat yang diberikan kepada ibu saat melahirkan, maka semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bahkan, bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin (obat untuk mempercepat proses melahirkan), cenderung mengalami penyakit kuning (jaundice). Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran (Santrock, 1995).
3.      Lingkungan Pralahir
      Setiap kondisi dalam lingkungan pralahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan table waktu yang normal, akan lebih banyak menggunakan  kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.

4.      Jangka Waktu Periode Kehamilan
      Lama rata-rata periode kehamilan 38 minggu atau 266 hari, namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Bayi yang lahir lebih awal dari bayi rata-rata disebut “prematur”, sedangkan bayi yang lahir lebih lambat disebut “postmatur”.
      Bayi disebut postmatur bila ia lahir terlambat 2 minggu atau lebih. Sedangkan bayi yang disebut premature bila ia lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu rata-rata.
5.      Perawatan Pascalahir
      Jenis perawatan yang diperoleh bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Kelahiran merupkan suatu “drama penjebolan” secara drastik, yang disertai dengan perubahan-perubahan kondisi (psiko-fisik) secara radikal revolusioner dari seorang bayi. Hal ini dapat dipahami, sebab setelah 9 bulan berada dalam lingkungan rahim yang relatif stabil dan aman, janin tiba-tiba berada dalam lingkungan, yang bukan saja berbeda tetapi juga sangat bervariasi.
      Karena perbedaan yang besar antara lingkungan intern (rahim) dan lingkungan ekstern ini, mengharuskan bayi untuk melakukan penyesuaian diri secara radikal dan cepat. Keharusan bayi yang baru lahir melakukan penyesuaian diri yang tidak disertai dengan kemampuan untuk melakukannya. Karena kondisinya yang lemah, membuat perhatian dan perawatan dari orang tua, terutama ibunya.
6.      Sikap orang tua
      Bila sikap orang tua menguntungkan, hubugan orang tua dan anak akan baik. Hal ini dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami setelah lahir. Misalnya seorang ibu yang tenang sebelum dan selama melahirkan, akan menghasilkan lebih bnyak air susu dibandingkan dengan ibu yang tegang.
      Sebaliknya, orang tua yang memiliki sikap yang kurang menguntungkan,  menyebabkan hubungan orang tua bayi lebih emosional. Kondisi ini memperlambat penyesuaian bayi dalam hal makan dan tidur serta memperkuat tangisan, yang pada gilirannya akan mangganggu penyesuaian yang harus dilakukan bayi dengan lingkungan pascalahir.


Sumber:
2.      Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Bandung.
3.      Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Batusangkar. PT Remaja Rosdakarya Bandung.

2 komentar:

  1. makasih bgttt yaaa.... sgat....... membantu...
    kunjungi
    http://khaidiralibatubara.blogspot.co.id/

    BalasHapus