KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini.
Salawat beserta salam selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. yang mana
beliau telah berhasil membawa manusia keperadaban yang terbaik dimata manusia
dihadapan Allah SWT.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Desmita, M.Si.yang telah memberikan
arahan kepada penulis mengenai pembuatan tugas ini, sehingga penulis bisa
menyelesaikannya. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah ikut andil dalam menyelesaikan tugas ini.
Dalam artikel ini, penulis akan
menguraikanketerkaitan antara stres yang memicu seseorang untuk melakukan bunuh
diri yang penulis ambil dari
berbagai sumber yang telah dibaca. Artikel ini diharapkan bisa menambah wawasan
dan pengetahuan yang selama ini kita cari, penulis berharap artikel ini bisa
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Tidak ada gading yang tak retak,
demikian pula artikel ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
tetap penulis nantikan dan penulis harapkan demi kesempurnaan artikel ini.
Batusangkar,
Juni 2014
Penulis
RISSA
YULIANA
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Penulisan...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. 3
C. Tujuan
Penulisan................................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan................................................................................................. 4
E.
Ruang Lingkup Masalah....................................................................................... 4
PEMBAHASAN...................................................................................................... 5
A. Pengertian Stres..................................................................................................... 5
B. Ciri-ciri
Stres......................................................................................................... 6
C. Faktor
Penyebab Stres........................................................................................... 6
D. Hubungan Stres
pada Manusia.............................................................................. 8
E.
Solusi Mengatasi Stres.......................................................................................... 9
F.
Pengertian Bunuh Diri........................................................................................... 9
G. Tipe-tipe
Bunuh Diri............................................................................................. 10
H. Faktor
Penyebab Bunuh Diri................................................................................. 11
I.
Ciri-ciri Orang yang Akan Bunuh Diri.................................................................. 11
J.
Pandangan Islam tentang Bunuh Diri................................................................... 12
K. Upaya
Mengatasi Bunuh Diri................................................................................ 13
L.
Keterkaitan Stres dengan Bunuh Diri................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................ 16
A. SIMPULAN.......................................................................................................... 16
B. SARAN................................................................................................................. 16
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Penulisan
Sering
kita dengar dan lihat di berbagai media massa maupun elektronik akan banyaknya
yang melakukan bunuh diri. Ada yang bunuh diri dengan terjun dari gedung yang
tinggi, menjerat lehernya dengan seutas tali, meminum racun bahkan melakukan
bom bunuh diri. Bunuh diri adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghilangkan nyawa sendiri dan berdosa karena telah mendahului takdir, pelaku
bunuh diri juga sebagai tanda bahwa ia adalah orang yang putus asa. Bunuh diri
yang dewasa ini sangat memprihatinkan. Tindakan bunuh diri yang dilakukan dapat
mencerminkan bahwa lingkungan sosialnya kurang peka terhadap keadaan di
sekeliling. Dengan demikian, tindakan bunuh diri semestinya dapat dicegah
seandainya lingkungan sosialnya peka dan membantu orang yang sedang menghadapi
masalah. Mengapa orang memilih bunuh diri? Secara umum, stres muncul karena
kegagalan beradaptasi. Ini dapat terjadi di lingkungan pekerjaan, keluarga,
sekolah, pergaulan dalam masyarakat dan sebagainya. Demikian pula bila
seseorang merasa terisolasi, kehilangan hubungan atau terputusnya hubungan
dengan orang yang disayangi. Padahal hubungan interpersonal merupakan sifat
alami manusia.
Akhir-akhir
ini, kasus bunuh diri marak terjadi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat,
sehingga menggemparkan Batusangkar dan Batusangkar di anggap menjadi kota yang
menakutkan oleh sebagian kalangan. Peristiwa bunuh diri tersebut di awali oleh Resy Novita Angelia (15 th) salah
satu siswa SLTP di Batusangkar akhir hidup secara tragis dengan jalan
mengantung diri dikamarnya sendiri di Asam Kapeh Jorong Malano Ponco Nagari
Baringin Kecamatan Lima Kaum.
Peristiwa tragis dan memilukan itu baru diketahui sekitar jam 19.00 wib oleh orang tua Resy yang baru kembali berdagang di Pasar Batusangkar dan disaat pulang itu orang tuanya Nismatul Husnah (48 th) merasa terkejut karena lampu tidak hidup dan tidak seperti biasanya dan pintu muka masih terkunci.
Kemudian setelah masuk lewat pintu samping, nismatul husnah merasa terkejut setelah dia meghidupkan lampu, melihat anaknya dalam kondisi tergantung dengan tali gorden dipintu kamar. Sehingga kejadian itupun dilaporkan kepada tetangga sebelah dan akhirnya tetanggapun berdatangan melihat kondisi korban yang tewas tergantung dan kemudian mereka menurunkan jenazah yang sudah tergantung tersebut diletakan diruangan tengah rumah Nismatul Husnah.
Kejadian itupun akhirnya disampaikan kepada Polsek Lima Kaum dan kemudian Kapolsek Lima Kaum yang dipimpin oleh Iptu Ipka Mahendra Syahrial langsung mendatangi olah TKP bersama Pimpinan Puskesmas Lima Kaum Dr Fitri Adona dan dari pemeriksaan yang dilakukan Pimpinan Puskesmas itu,tidak ada tanda tanda penganiayaan dan diperkirakan korban tewas antara jam 16.00 sampai jam 17.00 wib. Dan Resy Novita Anjela merupakan anak tunggal dari Nismatul Husnah dan sejak kecil, kedua orang tuanya sudah bercerai dan dia tinggal bersama ibunyanya di Asam Kapeh Jorong Malano dan rumah yang ditempati tersebut cukup elit.
Peristiwa tragis dan memilukan itu baru diketahui sekitar jam 19.00 wib oleh orang tua Resy yang baru kembali berdagang di Pasar Batusangkar dan disaat pulang itu orang tuanya Nismatul Husnah (48 th) merasa terkejut karena lampu tidak hidup dan tidak seperti biasanya dan pintu muka masih terkunci.
Kemudian setelah masuk lewat pintu samping, nismatul husnah merasa terkejut setelah dia meghidupkan lampu, melihat anaknya dalam kondisi tergantung dengan tali gorden dipintu kamar. Sehingga kejadian itupun dilaporkan kepada tetangga sebelah dan akhirnya tetanggapun berdatangan melihat kondisi korban yang tewas tergantung dan kemudian mereka menurunkan jenazah yang sudah tergantung tersebut diletakan diruangan tengah rumah Nismatul Husnah.
Kejadian itupun akhirnya disampaikan kepada Polsek Lima Kaum dan kemudian Kapolsek Lima Kaum yang dipimpin oleh Iptu Ipka Mahendra Syahrial langsung mendatangi olah TKP bersama Pimpinan Puskesmas Lima Kaum Dr Fitri Adona dan dari pemeriksaan yang dilakukan Pimpinan Puskesmas itu,tidak ada tanda tanda penganiayaan dan diperkirakan korban tewas antara jam 16.00 sampai jam 17.00 wib. Dan Resy Novita Anjela merupakan anak tunggal dari Nismatul Husnah dan sejak kecil, kedua orang tuanya sudah bercerai dan dia tinggal bersama ibunyanya di Asam Kapeh Jorong Malano dan rumah yang ditempati tersebut cukup elit.
Meninggalnya
Resy Novita Angelia secara tragis mengantung diri sangat mengejutkan
tetangga,maupun kawan kawan Resy termasuk kepala Sekolah SLTP Edison karena
mereka tidak menyangka, bahwa resy akan mengakhiri hidupnya secara tragis.
Dalam lingkungan tetangganya ujar Dt Rajo Ameh, Resy termasuk anak baik dan selalu penyapa bahkan tidak itu saja setiap ada kegiatan keagamaan resy selalu jadi bendahara dipercaya oleh pengurus mesjid dan remaja mesjid bahkan dia juga mau pergi minta sumbangan ke pasar bersama-sama dengan tetangganya namun karena kesibukan mamanya, Resy sering dirumah dan dia melihat kawan kawannya banyak datang berlajar kerumahnya. Dan tidak menduga sedikitpun akan berbuat senekat itu. Pengakuan yang sama juga disampaikan Devi dan berapa orang kawannya yang ikut takziah secara bersama-sama mereka kemaren masih bercengkerama dengan resy disekolah dan tidak ada sedikitpun tanda tanda kawannya berbuat nekad dan sedikitpun mereka tidak menyangka bahwa resyi berbuat demikian ujarnya dengan nada sedih merasa kehilangan kawan yang sangat baik tersebut.
Sementara itu Kepala Sekolah SLTP Batusangkar Edison MPd mengakui Resy termasuk anak pintar dan masuk sepuluh besar disekolahnya, bahkan waktu saya mengajar bahasa inggris di Kelas VIII, bahasa inggrisnya sangat bagus dibandingkan dengan kawan kawannya lain dan prilakunya juga demikian dan karena itulah kita tidak menduga resy berbuat demikian, namun kita memberi kesempatan kepada kawan kawan untuk takziah dan mengantarkan jenazah ketempat peristrahan terakhir direncanakan dipekuburan keluarga di Bukittinggi dengan menyediakan berapa buah kendaraan dan anak anak tidak pergi dengan kendaraan bermotor termasuk guru-guru resy ikut melawat dirumah duka dan sebelum jenazah resy dimakamkan di Kapau Bukittinggi, Jenazah Resy di shalatkan di Mesjid Ihsan batusangkar.
Sementara itu Kapolres Tanahdata AKBP Nina Febri Linda didampingi Kapolsek Lima Kaum Iptu Oka Mahendra yang ikut hadir dirumah duka merasa terkejut dengan peristiwa bunuh diri tersebut dan minggu ini sudah tiga orang yang mengakhiri bunuh diri di wilayah resort Tanahdatar dan sebelumnya Resna Natasya (20) di Kubang Landai Nagari Saruaso dan terakhir Leli Marlina (25) pekerjaan rumah tangga, juga nekad mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama, Ia ditemukan tewas tergantung di dapur rumahnya, dengan seutas tali nilon dan peristiwa sangat menggegerkan masyaraskat setempat, dan kejadian tersebut hendaknya juga menjadi catatan bagi keluarga dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tidak berbuat nekat seperti itu imbaunya.[1]
Dalam lingkungan tetangganya ujar Dt Rajo Ameh, Resy termasuk anak baik dan selalu penyapa bahkan tidak itu saja setiap ada kegiatan keagamaan resy selalu jadi bendahara dipercaya oleh pengurus mesjid dan remaja mesjid bahkan dia juga mau pergi minta sumbangan ke pasar bersama-sama dengan tetangganya namun karena kesibukan mamanya, Resy sering dirumah dan dia melihat kawan kawannya banyak datang berlajar kerumahnya. Dan tidak menduga sedikitpun akan berbuat senekat itu. Pengakuan yang sama juga disampaikan Devi dan berapa orang kawannya yang ikut takziah secara bersama-sama mereka kemaren masih bercengkerama dengan resy disekolah dan tidak ada sedikitpun tanda tanda kawannya berbuat nekad dan sedikitpun mereka tidak menyangka bahwa resyi berbuat demikian ujarnya dengan nada sedih merasa kehilangan kawan yang sangat baik tersebut.
Sementara itu Kepala Sekolah SLTP Batusangkar Edison MPd mengakui Resy termasuk anak pintar dan masuk sepuluh besar disekolahnya, bahkan waktu saya mengajar bahasa inggris di Kelas VIII, bahasa inggrisnya sangat bagus dibandingkan dengan kawan kawannya lain dan prilakunya juga demikian dan karena itulah kita tidak menduga resy berbuat demikian, namun kita memberi kesempatan kepada kawan kawan untuk takziah dan mengantarkan jenazah ketempat peristrahan terakhir direncanakan dipekuburan keluarga di Bukittinggi dengan menyediakan berapa buah kendaraan dan anak anak tidak pergi dengan kendaraan bermotor termasuk guru-guru resy ikut melawat dirumah duka dan sebelum jenazah resy dimakamkan di Kapau Bukittinggi, Jenazah Resy di shalatkan di Mesjid Ihsan batusangkar.
Sementara itu Kapolres Tanahdata AKBP Nina Febri Linda didampingi Kapolsek Lima Kaum Iptu Oka Mahendra yang ikut hadir dirumah duka merasa terkejut dengan peristiwa bunuh diri tersebut dan minggu ini sudah tiga orang yang mengakhiri bunuh diri di wilayah resort Tanahdatar dan sebelumnya Resna Natasya (20) di Kubang Landai Nagari Saruaso dan terakhir Leli Marlina (25) pekerjaan rumah tangga, juga nekad mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama, Ia ditemukan tewas tergantung di dapur rumahnya, dengan seutas tali nilon dan peristiwa sangat menggegerkan masyaraskat setempat, dan kejadian tersebut hendaknya juga menjadi catatan bagi keluarga dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tidak berbuat nekat seperti itu imbaunya.[1]
Dari
beberapa kasus bunuh diri yang telah
terjadi, stres merupakan salah satu pemicu terjadinya bunuh diri, dikarenakan pelaku
tidak kuat menanggung beban permasalahan yang menimpa. Karena terus menerus
mendapat tekanan, masalah yang menumpuk dan pada puncaknya memicu keinginan
bunuh diri.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa dalam artikel ini akan membahas tentang bagaimana stres dapat memicu terjadinya
bunuh diri.
C. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan artikel ini untuk memenuhi tugas dari
dosen Dra. Desmita, M.Si. dan adapun secara khusus yaitu :
1.
Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman penulis dan pembaca mengenai
Stres yang memicu terjadinya bunuh diri.
2.
Untuk memberikan serta menambah informasi dan pengetahuan bagi
penulis dan pembaca.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan artikel ini diarahkan kepada dua,
yaitu kegunaan teoritis dan praktis:
1.
Teoritis yaitu untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan
dengan stres yang memicu terjadinya bunuh diri.
2.
Praktis yaitu dapat digunakan oleh penulis dan pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang stres yang memicu terjadinya bunuh
diri.
E.
Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah dari
pembahasan artikel ini, yaitu:
1. Apakah pengertian Stres?
2. Apasajakah ciri-ciri dari stres
tersebut?
3. Apasajakah faktor penyebab seseorang
mengalami stres?
4. Bagaimana hubungan stres pada manusia?
5. Apasajakah solusi yang dapat diberikan
untuk mengatasi stres?
6. Apakah pengertian bunuh diri?
7. Apasajakah tipe-tipe bunuh diri
tersebut?
8. Apasajakah faktor penyebab seseorang
bunuh diri?
9. Apasajakah ciri-ciri orang yang akan
bunuh diri?
10. Bagaimana pandangan islam tentang bunuh
diri?
11. Seperti apakah upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi bunuh diri?
12. Seperti apakah keterkaitan bunuh diri
dengan stres?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Stres
Stres merupakan
bentuk ketegangan fisik seseorang dengan beban rohani yang melebihi kemampuan
maksimum rohani itu sendiri, sehingga suatu perbuatan menjadi kurang terkontrol
secara sehat.
Richard Lazarus
mendefinisikan stres adalah “interaksi antara individu dengan lingkungannya
yang dinilai oleh individu bersangkutan sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki serta
mengancam kesejahteraan dirinya.[2]
Menurut Selye
(dalam Khaidir), mendefinisikan “stres merujuk pada suatu reaksi yang komplek
dari pihak organisme terhadap pengaruh atau dampak non spesifik dari
lingkungan.[3]
Sedangkan Peter
Tyler (dalam Namora), mendefinisikan stres adalah “perasaan tidak enak yang
disebabkan oleh persoalan-persoalan di luar kendali kita atau reaksi jiwa dan
raga terhadap perubahan.[4]
Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah kondisi perasaan tidak nyaman yang
di alami oleh seseorang akibat adanya tuntutan yang dinilai menekan, sehingga
memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku,
serta dapat memengaruhi perkembangan seseorang.
Secara garis
besarnya ada tiga pendekatan teoritis tentang stres, yaitu:
1)
Stres
sebagai stimulus, merupakan keadaan atau situasi dan peristiwa yang dirasakan
mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai
stressor. 2) Stres sebagai respon, merupakan reaksi seseorang terhadap
stressor, terdapat dua komponen yang saling berhubungan , komponen fisiologis
dan komponen psikologis, dimana kedua respon tersebut disebut dengan strain
atau ketegangan. 3) Stres sebagai proses interaksi antara individu dengan
lingkungan terdiri dari stresor dan strain ditambah dengan satu dimensi yang
penting yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Proses ini melibatkan
interaksi den penyesuaian diri yang kontiniu yang disebut juga dengan istilah
transaksi antara manusia dengan lingkungan yang di dalamnya termasuk perasaan
yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya.[5]
B.
Ciri-ciri Stres
Selye (dalam Desmita), ia membedakan
dua jenis stres yang dialami manusia, yaitu: “a) stres yang bersifat negatif
merupakan stres yang merugikan dan merusak, yang dinamakan distress. b) stres
yang bersifat positif (netral), yang dinamakan eustress.[6]
Distres merupakan stres yang merusak
atau yang tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana
individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah, sehingga
individu mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan dan timbul
keinginan untuk menghindarinya.
Eustress bersifat menyenangkan
dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan
mental, kewaspadaan, kognisi, dan performa kehidupan individu. Eustress juga
dapat meningkatkan motivasi individu dalam menghadapi berbagai kendala yang di
alami.
C.
Faktor Penyebab Seseorang Mengalami Stres
Stres, menurut para ilmuan,
adalah momok zaman kita. Untuk alasan ini, jurnal di Amerika “Whole Living”
menunjukkan sebuah studi dengan 11 penyebab paling umum dari stres di seluruh dunia.
Penyebab stres tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Faktor ekonomi
Uang dan masalah-masalah ekonomi selalu di pikiran orang. Seiring
dengan krisis ekonomi global, anda harus berurusan dengan krisis pribadi anda.
Biaya hidup, pinjaman tertunda dan ketidakpastian ekonomi secara umum adalah
penyebab paling umum dari stres orang di seluruh dunia.
2.
Kerja berlebihan sehingga menjadi stres
Dalam era teknologi modern dengan laptop, tablet dan internet di
mana-mana, kewajiban bekerja tidak pernah berakhir. Anda bisa bersantai di
pantai yang eksotis, tetapi anda harus mengirim email. Jika anda tidak, salah
satu pesaing anda akan mengambil clien anda sehingga anda kehilangan pelanggan.
Waktu luang menyusut dan orang-orang yang menghabiskan waktu yang kurang untuk
diri mereka sendiri dan orang-orang yang mereka cintai.
3.
Kepuasan kerja
Dalam masa krisis ekonomi dan lapangan kerja, anda tidak memiliki
pilihan yang banyak untuk pekerjaan. Pengangguran meningkat dan meskipun anda
tidak menyukai pekerjaan anda, anda bosan dan tidak tertarik, anda tidak bisa
berhenti.
4.
Hubungan pribadi
Hubungan manusia yang sulit dan ketegangan kehidupan sehari-hari
yang menyebabkan perselisihan dan
perkelahian. Keuangan keluarga, masalah seksual, serta kurangnya waktu untuk
pasangan anda dan anak-anak menghasilkan stres dan anda tidak berada dalam
posisi untuk menemukan solusi.
5.
Perawatan keluarga
Merawat keluarga adalah tanggung jawab besar. Apakah mereka adalah
anak-anak muda atau orang tua, mereka
membutuhkan pemantauan ketat. Anda tidak harus melupakan pengobatan
kakek-nenek, anak-anak harus pergi ke sekolah dan mempersiapkan diri untuk
ujian. Ini hanya beberapa contoh dari
kewajiban sehari-hari yang tidak memungkinkan waktu untuk relaksasi. Bukan
hanya itu tetapi ini stres terus menerus juga menyebabkan masalah dengan tidur
anda dan anda berakhir dalam lingkungan setan tak berujung.
6.
Tekanan untuk liburan
Untuk mempersiapkan seluruh keluarga untuk liburan, dan tidak
meninggalkan tugas-tugas yang belum selesai atau untuk mempersiapkan acara
keluarga (pesta ulang tahun untuk anak-anak) tampaknya seperti beban yang
menggunung. Masa persiapan yang lebih stres daripada santai dan meriah.
7.
Anada tidak pernah mengatakan tidak
Anda takut untuk mengatakan tidak. Apakah itu untuk tanggung jawab
pribadi, keluarga atau pekerjaan anda tidak dapat menolak tugas yang diberikan
untuk pekerjaan yang harus dilakukan. Salah! Anda mencoba untuk memuaskan semua
orang lain, sementara tidak meninggalkan waktu untuk diri sendiri. Kewajiban
anda lakukan berada di luar apa yang anda dapat tangani dan hal ini menciptakan
lebih banyak stres.
8.
Kurangnya waktu yang berkualitas
Anda tidak punya waktu untuk melihat teman-teman anda dan orang
yang anda cintai. Anda tidak punya waktu luang untuk diri sendiri tidak
menyebutkan waktu yang berkualitas untuk melakukan hal-hal yang anda sukai.
Tindakan-tindakan ini meminimalkan kesempatan anda untuk melarikan diri dari
stres dan ketegangan.
9.
Terobsesi dengan kesempurnaan
Anda ingin melakukan semuanya sempurna. Membuat kesalahan adalah
ketakutan terburuk dan hal ini menciptakan
lebih banyak stres. Ini obsesi dengan kesempurnaan, tidak meninggalkan
anda waktu untuk memikirkan hal-hal lain selain target anda dan anda akhirnya
kehilangan diri anda sendiri.
10. Kurangnya minat
Anda memulai tugas baru dan bosan. Anda menetapkan tujuan baru tapi
berhenti di tengah. Anda tidak memiliki gairah atau motivasi untuk melakukan
sesuatu. Ini akan memberikan anda kekecewaan dan mendorong anda dalam
keputusan. Anda kehilangan nafsu makan dan tidur dan ini memperburuk situasi.
11. Gangguan dan
kebingungan
Ketika semuanya tidak teratur, tidak berjalan lancar. Rumah
berantakan, di kantor banyak tekanan dan perasaan bahwa semuanya sangat kacau
dapat menyebabkan anda menjadi lebih mudah stres. Perasaan ini memiliki kemampuan
ajaib untuk menahan anda dan mengingatkan kita tentang kejadian-kejadian yang
sudah terjadi yang akan menambah stres pada diri anda. Bahkan jika anda ingin
melarikan diri, situasi lingkungan anda tidak akan mengijinkan.[7]
D.
Hubungan Stres pada Manusia
Pada hakekatnya, kondisi stres
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, tapi kalau stres yang di alamai
berkepanjangan bisa berakibat buruk pada kehidupan manusia tersebut. Berikut
beberapa hubungan stres pada manusia.
1. Manusia itu sanggup mengalami
stres dalam jumlah tertentu.
2. Salah satu sifat manusia adalah
dia akan berkembang pada saat diberikan tantangan.
3. Kondisi yang lebih Bahagia
terkadang datang pada saat didahului dengan stres.
4. Menyelesaikan stres akan
mengalami perkembangan yang baik apabila diselesaikan.
5. Dengan ketekunan dan karakter
untuk mengatasi stres dimasa mendatang.
E. Solusi Mengatasi Stres
Setelah kita mengetahui begitu bahayanya
kondisi stres yang sampai dengan depresi, maka perlu untuk mencari alternatif
solusi mengatasinya. Stres memang tidak bisa dihindari, tetapi jangan sampai
stres tersebut menjadikan seseorang depresi, berikut 4 alternatif solusinya:
1. Hiduplah dalam keseimbangan, baik
secara waktu maupun pekerjaan, baik untuk Ibadah, Pekerjaan dan Rekreasi atau
Liburan.
2.
Beristirahatlah
yang cukup dan berkualitas. Istirahat malam yang cukup dan berkualitas yang
disarankan adalah untuk tidur 4-8 jam tanpa terputus dengan posisi tidur yang
baik.
3.
Pemikiran
yang positif (Positive Thinking) terhadap berbagai keadaan yang
dihadapi, baik keadaan enak maupun susah.
4.
Berkonsultasilah
kepada Ahlinya (Misalnya: Dokter, Psikiater, Pemuka Agama, Konselor Sebaya)
apabila mengalami stres yang Anda rasa cukup berat bahkan berkepanjangan,
meskipun pada akhirnya Tuhan dan Anda lah yang menentukan, tetapi minimal Anda
mendapatkan solusi yang lebih baik.
Itulah
dari beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres, agar stres
yang di alami tidak berkepanjangan dan berubah menjadi depresi.
F.
Pengertian Bunuh diri
Bunuh diri (bahasa Inggris: suicide;dalam
budaya Jepang dikenal istilah harakiri), adalah tindakan mengakhiri
hidup sendiri tanpa bantuan aktif orang lain. Secara istilah bunuh diri adalah
suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu
secara sadar dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati.
Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, yang akan mengakibatkan kematian,
luka atau menyakiti diri sendiri.
Dalam islam, istilah bunuh diri
sering disebut dengan intihar, yang berasal dari kata (nahara)
yang berarti menyembelihnya. Imam al-Qurtubi mengartikan bunuh diri sebagai “pembunuhan
diri sendiri dengan sengaja karena gagal mencapai ambisi yang bersifat
keduniaan atau keinginan akan kekayaan atau membunuh diri sendiri karena
perasaan marah atau putus asa”.[8]
Jadi, bunuh diri adalah suatu tindakan
membunuh diri sendiri atau tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain.
G.
Tipe-tipe Bunuh Diri
Sosiolog Emile Durkheim
memandang perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan
masyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau
tidak dengan masyarakatnya. Berdasarkan hubungan tersebut, Durkheim membagi
bunuh diri menjadi empat tipe yaitu:
1)
Egoistic
Suicide, merupakan bunuh diri akibat individu yang terisolasi dengan
masyarakatnya, dimana individu mengalami underinvolvement dan underintegration.
Individu menemukan bahwa sumber daya yang dimilikinya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan, dia lebih beresiko melakukan perilaku bunuh diri. 2) Altruistic
Suicide, merupakan bunuh diri akibat mengalami overintegration. Pada
situasi demikian, hubungan yang menciptakan kesatuan antara individu dengan
masyarakatnya begitu kuat sehingga mengakibatkan bunuh diri yang dilakukan demi
kelompok. Identitas personal didapatkan dari identifikasi dengan kesejahteraan
kelompok, dan individu menemukan makna hidupnya dari luar dirinya. Pada
masyarakat yang sangat terintegrasi, bunuh diri demi kelompok dapat dipandang
sebagai suatu tugas. 3) Anomic Suicide, merupakan bunuh diri yang
didasarkan pada bagaimana masyarakat mengatur anggotanya. Masyarakat membantu
individu mengatur hasratnya (misalnya hasrat terhadap materi, aktivitas
seksual, dan lain-lain). Ketika masyarakat gagal membantu mengatur individu
karena perubahan yang radikal, kondisi anomie (tanpa hukum atau norma) akan
terbentuk. Individu yang tiba-tiba masuk dalam situasi ini dan
mempersepsikannya sebagai kekacauan dan tidak dapat ditolerir cenderung akan
melakukan bunuh diri. Misalnya remaja yang tidak mengharapkan akan ditolak oleh
kelompok teman sebayanya. 4) Fatalistic Suicide, merupakan tipe bunuh
diri ini merupakan kebalikan dari anomic suicide, dimana individu
mendapat pengaturan yang berlebihan dari masyarakat. Misalnya ketika seseorang
dipenjara atau menjadi budak.[9]
Itulah
ke-4 tipe yang dikemukakan oleh Emile Durkheim, yang mana tipe bunuh diri yang
dihasilkan dari perilaku yang mengarah kepada tindakan bunuh diri tersebut,
dapat melahirkan bagaimana cara seseorang dalam melakukan bunuh diri.
H.
Fakror Penyebab Seseorang Bunuh Diri
Individu
merupakan makluk yang unik. Perilaku individu untuk bunuh diri ditentukan oleh
kelemahan atau kekuatan jiwa individu tersebut dan situasi kehidupan yang
mereka alami. Berikut beberapa faktor penyebab seseorang bunuh diri adalah:
1. Kurang tahan terhadap frustrasi.
2.
Cepat
marah (hostilitas tinggi).
3.
Sering
mengalami konflik interpersonal dengan anggota keluarga atau teman.
4.
Mengalami
masalah kesehatan jiwa (depresi, skizofrenia, gangguan afektif).
5.
Penyalahgunaan
alkohol atau NAPZA lainnya.
6.
Menderita
penyakit kronis atau sakit terminal (misalnya penyakit kanker, HIV/AIDS).
7.
Faktor
lingkungan lainnya.[10]
Dari beberapa faktor yang
dikemukakan, hendaknya kita mampu menghindari diri kita dari hal-hal yang
memicu terjadinya bunuh diri tersebut.
I.
Ciri-ciri Orang yang Akan Bunuh Diri
Terdapat gejala umum yang
ditemukan pada orang yang cenderung bunuh diri:
1.
Merasa
sedih
2.
Sering
menangis
3.
Kecemasan
dan gelisah
4. Perubahan mood (senang berlebihan
sampai sedih berlebihan)
5. Perokok dan peminum alkohol berat
6. Gangguan tidur yang menetap atau
berulang
7. Mudah tersinggung, bingung
8. Menurunnya minat dalam kegiatan
sehari-hari
9. Sulit mengambil keputusan
10. Perilaku menyakiti diri
11. Mengalami kesulitan hubungan
dengan pasangan hidup atau anggota keluarga lain
12. Menjadi ”sangat fanatik terhadap
agama” atau jadi ”atheis”
13. Membagikan uang atau barangnya
dengan cara yang khusus.[11]
Itulah
diantara ciri-ciri orang yang akan melakukan tindakan bunuh diri. Jika kita
menemukan individu dalam kondisi seperti itu, maka sebaiknya kita
memberitahukannya kepada keluarga terdekat individu, kerabat terdekat ataupun
kita sendiri yang langsung memberikan nasehat dan pemahaman yang cenderung
mencegah niat individu tersebut.
J. Pandangan Islam tentang Bunuh
Diri
Apabila manusia mengenal logika
Islam bahwa kematian bukanlah ujung perjalanan melainkan awal perjalanan tanpa
ujung dan batas. Karena itu bunuh diri sama sekali tidak akan membantu manusia menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya . Di samping itu, tiada satu
pun, termasuk berbagai kesulitan hidup, yang berharga di dunia ini yang
melebihi harga jiwa yang direnggutnya dengan bunuh diri .
Dalam pandangan Islam, pemilik
segala sesuatu termasuk manusia adalah Tuhan. Dialah yang memiliki hak untuk
mengelola dan menguasai alam semesta dan manusia. Apabila Dia mengizinkan maka manusia
dibolehkan menguasainya dan apabila Dia tidak mengizinkan maka manusia tidak
boleh menguasainya. Diantara hal tersebut adalah membunuh manusia.
Dalam hal ini tidak terdapat
perbedaan antara bunuh diri dan pembunuhan lainnya (dalam membunuh orang),
karena tindakan ini sama-sama telah mengambil hak hidup (dari dirinya atau dari
orang lain). Allah Swt memperingatkan manusia dalam masalah ini dengan
firman-Nya, “ Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Isra’il
bahwa barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan
ia telah membunuh manusia seluruhnya. ” (Qs. Al-Maidah [5]:32)
Hidup dan mati seseorang, meski
tidak sama persis dengan hidup dan mati masyarakat, namun memiliki kesamaan. Karena
itu, apabila tidak terdapat izin Tuhan, maka melakukan perbuatan itu termasuk
sebagai perbuatan haram dan dosa besar. Diri ini tidak ada bedanya dengan yang
lain atau dirinya dan manusia yang melakukan bunuh diri.
Imam Baqir As bersabda,
“Musibah apa pun yang menimpanya atau kematian apa pun modelnya yang dialami
oleh insan beriman, namun ia tidak akan bunuh diri.” Imam Shadiq As bersabda tentang akibat perbuatan bunuh diri,
“Barang siapa yang melakukan tindakan bunuh diri maka ia akan kekal selamanya
di neraka jahannam.” Kedua riwayat ini dan contoh-contoh riwayat lainnya
menunjukkan konfrontasi keras Islam terhadap perbuatan tercela ini.
Karena itu, jangan pernah
memandang bahwa bunuh diri dapat dijadikan sebagai satu solusi dan jalan
keluar. Meski orang lain tidak mengetahui hal ini dan kematian Anda nampak
sangat wajar, namun sejatinya di sisi Allah SWT. tiada sesuatu yang
tersembunyi. Yakinlah apabila Anda melangkahkan kaki di jalan yang tepat maka
dalam tempo yang tidak terlalu lama Anda akan dapat menarik perhatian orang
lain dan akan menjadi kehormatan bagi keluarga.
Beberapa nasihat untuk direnungkan :
1.
Cobalah
bina dan kuatkan daya iman Anda dengan menggunakan beberapa cara.
2.
Duduklah
bersama orang-orang yang aktif, giat, optimis dan petiklah inspir a si dari mereka.
3.
Jauhkanlah
pikiran-pikiran negatif.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwasanya islam mengharamkan tindakan bunuh
diri tersebut dan sudah di pastikan orang yang melakukan tindakan bunuh diri
tersebut, kekal di neraka.
K.
Upaya Mengatasi Bunuh Diri
Setiap permasalahan, pasti ada solusinya. Begitu juga dengan
permasalahan yang di hadapi oleh seseorang yang berniat untuk melakukan bunuh
diri. Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kecendrungan bunuh diri pada seseorang, yaitu:
1. Ceritakan masalah anda kepada
sahabat, anggota keluarga atau orang yang anda anggap dapat menolong anda
seperti psikiater atau psikolog klinis.
2. Jauhkan diri anda dari hal atau
benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri. Misalnya bila anda berpikir bunuh
diri menggunakan obat dengan dosis berlebihan, maka serahkanlah obat tersebut
kepada keluarga dan biarlah mereka yang memberikannya kepada anda setiap hari.
3. Jauhkan benda atau senjata yang
dapat membahayakan anda.
4. Jauhi penggunaan alkohol atau
NAPZA lainnya.
5. Tetapkan tujuan hidup anda secara
realistik dan kerjakan secara bertahap.
6. Tuliskan rencana kerja anda
setiap hari dan bekerjalah sesuai dengan rencana tersebut.
7. Tetapkan prioritas yang perlu
didahulukan. Dengan menuliskan rencana kerja, anda akan merasa dapat memprediksi
dan mengendalikannya.
8. Sediakan waktu untuk beribadah
dan menikmati hobi anda, misalnya mendengarkan atau bermain musik, latihan
relaksasi atau meditasi, membaca majalah kesayangan anda, permainan,
mengerjakan pekerjaan tangan, menonton televisi, berkebun, memelihara binatang,
berjalan-jalan.
9. Perhatikan kesehatan anda: makan
dengan gizi berimbang, istirahat dan tidur yang cukup, serta olah raga secara
teratur.
10. Bersosialisasi dan
berbincang-bincang dengan orang sekitar anda.
11. Makan obat sesuai petunjuk
dokter.[13]
Dari
uraian di atas, hendaknya kita dapat mengaplikasikan solusi yang ditawarkan
tersebut untuk mengatasi kecenderungan bunuh diri. Agar kita dapat terhindar
dari perbuatan yang tidak lazim tersebut.
L. Keterkaitan Stres dengan Tindakan
Bunuh Diri
Stres merupakan
bentuk ketegangan fisik seseorang dengan beban rohani yang melebihi kemampuan
maksimum rohani itu sendiri, sehingga suatu perbuatan menjadi kurang terkontrol
secara sehat. Dengan demikian, seseorang cenderung berfikir secara tidak sehat
dan logis. Akibatnya, seseorang menjadi begitu nekat dalam melakukan suatu
tindakan, seperti bunuh diri.
Tindakan bunuh
diri yang dilakukannya tersebut, dikarenakan stres yang begitu berat, sehingga
otak tidak mampu lagi untuk mengontrol dan berfikir secara sehat terhadap
tindakan yang dilakukan. Dalam hal ini, lingkungan terdekat, keluarga, adalah
faktor yang paling menentukan bagi perkembangan jiwa individu.
Terkait
meningkatnya aksi bunuh diri di kalangan remaja saat ini, sejumlah pengamat
psikologi mengemukakan beberapa ciri-ciri kecenderungan remaja yang stres
sampai dengan depresi untuk melakukan bunuh diri. Diantaranya perubahan besar
terhadap kepribadian, hubungan percintaan yang terganggu, penurunan prestasi di
sekolah, penggunaan obat terlarang dan minuman keras, perubahan pola makan dan kebiasan
tidur, mempunyai kesulitan berkonsentrasi, menulis catatan atau puisi tentang
kematian, dan berbicara soal bunuh diri meskipun hanya bercanda.
Aksi bunuh diri
di kalangan remaja saat ini memang cukup
fenomenal. Sementara ide-ide bunuh diri itu sendiri bukanlah merupakan fenomena
yang statis dan dapat berubah setiap saat. Pemikiran bunuh diri dapat muncul
tiba-tiba tanpa terpikirkan terlebih dahulu. Artinya, menjadi puncak kesulitan
dan kebingungan yang berkepanjangan.
PENUTUP
A. Simpulan
Stres merupakan bentuk ketegangan fisik seseorang dengan beban
rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga suatu
perbuatan menjadi kurang terkontrol secara sehat. Dengan demikian, seseorang
cenderung berfikir secara tidak sehat dan logis. Akibatnya, seseorang menjadi
begitu nekat dalam melakukan suatu tindakan, seperti bunuh diri.
Bunuh diri tersebut merupakan suatu upaya yang disadari dan
bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar dan berhasrat dan
berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi
isyarat-isyarat, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau menyakiti diri
sendiri.
Aksi bunuh diri
di kalangan remaja saat ini memang cukup fenomenal. Sementara ide-ide bunuh
diri itu sendiri bukanlah merupakan fenomena yang statis dan dapat berubah
setiap saat. Pemikiran bunuh diri dapat muncul tiba-tiba tanpa terpikirkan
terlebih dahulu. Artinya, menjadi puncak kesulitan dan kebingungan yang
berkepanjangan.
B. Saran
Penulis
menyarankan, agar pembaca lebih dapat memahami apa yang dimaksud dengan stres yang
memicu terjadinya tindakan bunuh diri, serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
stres yang berlebihan tersebut, agar tidak memicu terjadinya tindakan bunuh
diri.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Remaja Sekolah dan Stres, 2009, STAIN Press, Batusangkar.
Khaidir, Stres dan Gangguan Jiwa
dan Penanggulangannya Menurut Resep Al-qur’an dan Sunnah, 1996, Gunung
Pesagi, Lampung.
Mustafa
akmal, 2014. Siswa SMP Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri . (Online).
Tersedia: http://www.kabaluhaknantuo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1021:siswa-smp-akhiri-hidupnya-dengan-gantung-diri&catid=1:berita-nagari&Itemid=2. Html (19 Mei 2014).
Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologi, 2009,
Kencana, Jakarta.
Referensi Makalah, 2013, Bunuh Diri;Pengertian dan Jenisnya,
(online), Tersedia: http://www.referensimakalah.com2013/01/bunuh-diri-pengertian-dan-jenisnya.html?m=1 (3 Juni 2014)
Web Sehat, 2013, 11 Hal yang
Sering Menjadi Penyebab Stress, (online), Tersedia: http://web-sehat.blogspot.com/2013/01/11-hal-yang-sering-menjadi-penyebab.html?m=1 (07 Juni 2014)
Nova Riyanti Yusuf, 2012, Bunuh Diri dan Upaya Pencegahan,
(online), http://novariyantiyusuf.net/pelayanan-publik/konsultasi-online/item/116-bunuh-diri-dan-upaya-pencegahan, html (06 Juni 2014)
Islam Quest, 2010, Question, (online), http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa4882, html (06 Juni 2014)
[1] Mustafa akmal,
2014. Siswa SMP Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri . (Online). Tersedia: http://www.kabaluhaknantuo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1021:siswa-smp-akhiri-hidupnya-dengan-gantung-diri&catid=1:berita-nagari&Itemid=2. Html (19 Mei 2014).
[2] Desmita, Remaja
Sekolah dan Stres (Batusangkar: STAIN Press, 2009), hal. 15.
[3] Khaidir, Stres
dan Gangguan Jiwa dan Penanggulangannya Menurut Resep Al-qur’an dan Sunnah (Lampung:
Gunung Pesagi, 1996), hal. 3.
[4] Namora
Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologi (Jakarta: Kencana, 2009),
hal. 17.
[5] Desmita, Remaja
Sekolah dan Stres... , hal. 6
[6] Desmita, Remaja
Sekolah dan Stres... , hal. 11
[7] Web Sehat,
2013, 11 Hal yang Sering Menjadi Penyebab Stress, (online), Tersedia: http://web-sehat.blogspot.com/2013/01/11-hal-yang-sering-menjadi-penyebab.html?m=1 (07 Juni 2014)
[8] Referensi
Makalah, 2013, Bunuh Diri;Pengertian dan Jenisnya, (online), Tersedia: http://www.referensimakalah.com2013/01/bunuh-diri-pengertian-dan-jenisnya.html?m=1 (3 Juni 2014)
[9] Referensi
Makalah, 2013, Bunuh Diri;Pengertian dan Jenisnya... ,
[10] Nova Riyanti
Yusuf, 2012, Bunuh Diri dan Upaya Pencegahan, (online), http://novariyantiyusuf.net/pelayanan-publik/konsultasi-online/item/116-bunuh-diri-dan-upaya-pencegahan, html (06 Juni
2014)
[12] Islam Quest,
2010, Question, (online), http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa4882, html (06 Juni 2014)
Wirakusumah, Sambas. 2004. Dasar-dasar
Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu Lingkungan. Jakarta: UIP
[2] Sambas Wirakusumah, Dasar-dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu
Lingkungan (Jakarta: UIP, 2003),
hal. 9
thanks to inform..
BalasHapus